Mobil rover ini dibuat berdasarkan model Pelets-300 dan kendaraan Pelets mini segala medan. Platform ini dilengkapi dengan unit kontrol otomatis yang cerdas. Robot rover dapat digunakan di daerah berbahaya atau sebagai kendaraan patroli tak tanpa awak.
Mikhail SinitsynTujuan program ambisius Rusia Robotics 2025 (diadopsi pada akhir 2014) adalah untuk mengembangkan robot militer bagi semua medan — air, udara, dan darat. Wakil Kepala Departemen Riset dan Inovasi Kementerian Pertahanan Rusia Roman Kordyukov mendiskusikan hal ini dengan RBTH.
Saat ini, standar dan kebutuhan teknis umum tengah dikembangkan bagi robot militer. Isu substitusi impor perlu diselesaikan, area uji coba perlu dibangun, serta kerja sama efektif antara industri pertahanan dan pengguna akhir robotik (Kementerian Pertahanan) harus disusun.
Sistem robotik baru yang masih ada tengah diuji coba dan menurut Kepala Pusat Riset dan Uji Coba Robotik Rusia Sergei Popov, sistem ini akan digunakan beroperasi mulai 2016.
Dalam sebuah pameran robot dan angkatan bersenjata Rusia (digelar di Moskow pada Februari lalu di bawah naungan Kementerian Pertahanan) industri pertahanan Rusia menguak sejumlah sistem robot militer penyerang.
United Instrument Manufacturing Corporation (UIMC) mengumumkan sebuah kompleks robotik dirgantara bernama “Razvedchik” (Pemandu) yang terdiri dari sebuah helikopter robot, sebuah helikopter observasi, sebuah helikopter pengintai, serta sebuah helikopter serang dengan peluncur granat. Semua pesawat tersebut dapat beroperasi baik sebagai kelompok maupun terpisah. Sebagai contoh, mereka dapat mengikuti rute mereka sendiri. menentukan posisi, ‘bicara’ pada pesawat tanpa awak lain, melakukan pengintaian, serta mengirim data.
“Helikopter dengan peluncur granat di sistem Pemandu merupakan pesawat serang tanpa awak pertama di Rusia,” kata Leonid Khozin dari UIMC pada RBTH. Pesawat serang tanpa awak itu sendiri tak muncul di pameran, tapi sebuah video yang dipublikasikan oleh perusahaan menampilkan aksi terbang dan peluncuran granat yang dilakukan pesawat tersebut. Tak jelas apakah pesawat tersebut seharusnya menyerang target spesifik, tapi fakta bahwa pesawat bisa menembak lurus menunjukkan bahwa dengan dilengkapi sebuah sistem target, pesawat tersebut bisa menjadi ‘penembak’ jitu dan dapat disebut sebagai pesawat serang tanpa awak pertama, bahkan meski saat ini baru ada versi ‘ringannya’.
Tahun ini, menurut UIMC, Rusia akan memiliki pesawat serang tanpa awak lainnya yang akan menjalankan uji coba resmi pada musim panas 2016. “Korsar” (Corsair) merupakan sebuah pesawat tanpa awak jarak pendek. Hanya sedikit data yang diketahui mengenai pesawat ini, dan proyek ini sangat rahasia bahkan tak ada gambar yang tersedia secara publik.
Menurut pengembangnya, pesawat tanpa awak ini hampir selesai, dan sudah mampu terbang serta menampilkan kinerja yang baik. Fungsi utama Corsair adalah pengintaian, termasuk dengan pencitraan hyperspectral, yang berarti tak ada satu pun yang bisa kabur dari ‘mata tajam’ pesawat tanpa awak ini.
Selain itu, mustahil bisa mengecoh pesawat ini menggunakan metode pengecohan tradisional, seperti perangkat militer maket tiup. Pesawat tanpa awak ini akan mendeteksi pengecohan dengan segera dan ‘melihat’ material lain selain metal. Selain kamera hyperspectral, UAV juga bisa mengangkut perangkat lain, termasuk perangkat radar, sisten senjata elektronik, bahkan persenjataan lengkap.
“Tak ada versi serang dari Corsair untuk saat ini, tapi opsi untuk memiliki muatan semacam itu tengah dipertimbangkan,” kata Khozin.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda