Pesawat sipil IL-96-300 di kota Voronezh, Rusia, 24 April 2009.
Marina Lystseva/TASSSetahun lalu, kelanjutan produksi massal pesawat jarak jauh Rusia tak pernah terpikirkan. Maskapai Aeroflot bahkan berhenti menggunakan pesawat Il-96 di armadanya. Secara keseluruhan, maskapai tersebut memiliki enam pesawat Il-96-300s, yang telah digunakan sejak 1995. Maskapai tersebut mengaitkan hal itu dengan menuanya pesawat dan rendahnya efisiensi ekonomi mereka.
Pesawat Rusia Il tergantikan oleh Boeing 747. Menariknya, pesawat Il-96-300 aslinya dibuat pada masa era pasca-Soviet.
Il-96 merupakan pesawat penumpang jarak jauh Rusia pertama dengan badan lebar. Penerbangan uji coba dari Moskow ke kota Petropavlovsk-Kamchatsky bolak-balik tanpa mendarat di Petropavlovsk (total 14.800 km) memakan waktu 18 jam 9 menit.
Sistem keamanan kontrol penerbangan pesawat sangat diperhatikan. Sistem kendali fly-by-wire-nya diduplikasi oleh sistem mekanis, yang mengantarkan seluruh gaya roda dan pedal ke setang melalui kabel, sehingga pilot dapat mendaratkan pesawat secara manual jika ada kegagalan elektronik.
Pilot yang menerbangkan pesawat ini mengakui keandalan dan kesederhanaannya. “Saya mendaratkan Il-96 enam kali dalam sebuah simulasi kerusakan segala mesin. Itu adalah tugas kepala perancang. Tak ada pesawat asing lain tipe ini yang pernah melakukan hal itu,” kata pilot uji coba Il-96 Anatoly Knyshov pada RBTH.
Ini adalah pesawat teraman, kata putranya, Sergey Knyshov — yang merupakan komandan termuda Il-96 sekaligus mantan pilot Aeroflot — sepakat. “Selama dioperasikan sejak 1993, Il-96 tak pernah mengalami kecelakaan.”
Pesawat tersebut, meski unik, tak dibutuhkan oleh Rusia. Dengan lobi manufaktur pesawat Barat, Il-96 ditangguhkan, meski biaya penerbangannya per jam, menurut Knyshov, lebih murah seribu dolar AS dibanding B-767-300ER.
Selama bertahun-tahun, ketertarikan membeli pesawat jarak jauh Rusia telah ditunjukkan oleh Venezuela, Peru, Tiongkok, dan beberapa negara Timur Tengah. Beberapa negara bahkan telah menandatangani kesepakatan terkait, namun Il-96 hanya lepas landas di Karibia, termasuk satu pesawat Rusia yang dikirim ke Kuba untuk pesawat kepresidenan.
Kini maskapai Cubana de Aviación mengoperasikan lima pesawat tersebut, dan penumpangnya sangat puas akan itu.
“Saya berkesempatan terbang di salah satu raksasa ini,” kata warga Venezuelan Elio Pena Ramirez.
“Ini adalah pesawat yang aman dan nyaman, saya bahkan tak merasakan pendaratan. Ini dapat mengangkut 300 penumpang, hanya memakan tujuh ton bahan bakar untuk empat mesin, sementara Boeing mengangkut 200 penumpang dan menggunkan enam ton bahan bakar untuk dua mesin.”
Di Rusia, Il-96 tak mengangkut penumpang biasa. Delapan pesawat dioperasikan oleh skuadron penerbangan khusus bernama Rossiya untuk transportasi pejabat, termasuk presiden. Pada awal 2014, Kantor Kepresidenan menyatakan mereka memesan dua pesawat Il-96-300 dari Pabrik Pesawat Voronezh. Mereka berencana mengirimkannya pada akhir 2015.
Il-96 “diselamatkan” oleh Kementerian Pertahanan, yang pada 2013 memerintahkan pembuatan pesawat tanker berbasis kargo versi Il-96-400.
Versi terbaru tersebut dapat mengangkut lebih dari 65 ton bahan bakar dan terbang sejauh 13 ribu kilometer, mengisi ulang bahan bakar pengangkut misil dan pesawat pencegat jarak jauh pada misi tempurnya. Dua pesawat pertama diperkirakan dikirim pada akhir 2015.
Kini, mempertimbangkan perubahan situasi, terdapat kesempatan nyata untuk melanjutkan produksi massal Il-96, dan penggunaan pesawat ini secara komersil.
“Jika sanksi terhadap Boeing dan Airbus diperkenalkan, Anda dan saya, dan 143 juta pesawat harus bepergian menggunakan jalur kereta dan darat, sementara 60 persen wilayah negara kita tak memiliki jalur kereta ataupun jalan tol, masyarakat akan terpaksa menggunakan anjing dan rusa untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain,” kata Oleg Smirnov, Pilot Kehormatan Uni Soviet, dalam wawancara bersama stasiun radio Business FM.
“Ini lelucon, tapi tentu saja, orang pertama yang menyadari bahwa itu merupakan isu keamanan nasional menjadi presiden Rusia. Ia yang memerintahkan untuk membangun pesawat Il-114. Kini Il-96 tengah dipertimbangkan.”
Mempertimbangkan kecepatan transisi dari produksi individual ke produksi massal, kemungkinan melihat raksasa Ilyushin mengangkut penumpang di angkasa cukup tinggi.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda