Kisah biro desain Tupolev dimulai pada abad ke-20 pada masa prarevolusioner, kala Rusia sudah mempelajari basis pembuatan pesawat selama berabad-abad berkat para pionir awal. Namun, fondasi ilmiah dan industrial produksi masih belum tercipta.
Muncul seorang mahasiswa teknik Andrei Tupolev, yang menguasai aeronautika dasar setelah mendemonstraikan bakatnya merancang pesawat masa depan yang jenius sejak masih muda, bahkan menerbangkan pesawat layangnya sendiri pada 1910. Tentara Merah kemudian meminta Tupolev melakukan riset rancangan pesawat pada awal 1920-an, dan kemudian muncul pesawat salju dan pesawat laut untuk membantu pasukan darat.
Ahli perancang pesawat Andrei Tupolev (kelima dari kiri) menunjukkan pesawat pertamanya, 1923. Sumber: RIA Novosti
Pada 1922, Tupolev menjadi kepala tim independen yang kelak menjadi cikal bakal biro desain masa depan. Pengembangan pertama di bawah kepemimpinannya merupakan sebuah pesawat kecil yang diberi nama ANT-1, singkatan nama Tupolev sendiri, dengan menyertakan nama tengahnya, Nikolayevich.
Mulai dari Nol
Uni Soviet belum memproduksi campuran aluminium yang dibutuhkan untuk membangun pesawat, sehingga Tupolev lantas menciptakan cabang baru industri tersebut. Tak lama, ANT-3 dipamerkan di Eropa, menandai masuknya Uni Soviet ke dalam kompetisi senjata di bidang aviasi.
Ahli perancang pesawat Soviet Andrei Tupolev, 1968. Sumber: Morskov / RIA Novosti
Hal ini menciptakan tantangan baru bagi Tupolev, dan pada akhir 1920-an pengembangn teknologi aviasi yang sangat pesat menuntut pembuatan pesawat tempur kelas dunia terbaru. Tim Tupolev kemudian mengirim ANT-5, versi modifikasi ANT-3, untuk diuji coba.
ANT-3. Sumber: Archive photo
Namun proyek utama sang insinyur adalah pesawat pengebom, yang pada 1925 menggunakan basis desain ANT-4 (TB-1), sebuah pesawat raksasa yang memiliki kapasitas besar serta dapat terbang dalam jarak jauh tanpa jeda. Pada 1929, pilot Soviet menerbangkan pesawat tersebut ke AS, dan menciptakan sensasi besar. Pencapaian besar biro desain tersebut terjadi pada 1930-an, yakni pesawat bermesin delapan ANT-20, berukuran kurang-lebih sama dengan Boeing 747 modern dan memiliki jaringan telepon serta stasiun energi kecil sendiri.
Ribuan pesawat Tupolev terlibat dalam Perang Dunia II, dari pesawat tempur hingga pesawat pengebom, dan pesawat pengebom menjadi produk unggulan biro tersebut. Namun, pesawat pengebom bergaya lama tersebut harus mengakhiri masa baktinya pada masa perang. Kompetisi baru telah muncul, yakni mengembangkan mesin baru dengan kapasitas lebih besar, kecepatan, jangkauan tinggi, serta dapat mengangkut hulu ledak nuklir.
Dari Pesawat Pengebom Strategis Hingga Pesawat Sipil
Tim Tupolev mengirim sebuah desain yang sayangnya tak mampu direalisasikan oleh negara yang tengah terlibat perang. Pemerintah Soviet lalu memberi tugas baru bagi biro tersebut, yakni meniru pesawat AS B-29, penerus pesawat legendaris 'Benteng Terbang' B-17. Ini merupakan sebuah prestasi besar karena mereka hanya menggunakan komponen yang tersedia untuk membangun pesawat yang tak ada tandingannya di dunia. Tupolev dan koleganya berhasil menjalankan misi tersebut, dan muncul pesawat pengebom strategis Soviet pertama, Tu-4.
Pesawat pengebom TU-4 dipamerkan di Museum Teknologi Angkatan Udara di Monino, 1970. Sumber: RIA Novosti
Pada 1970-an, biro tersebut mendapat tugas mengembangkan pesawat pengangkut misil yang mampu melancarkan serangan rudal jelajah dan menyaingi pesawat pengebom AS B-52. Hasilnya ialah Tu-95MS dan Tu-160, yang dibuat menggunakan kekuatan penuh industri berat Soviet dan dengan materi konstruksi serta teknologi terbaru. Pesawat ini masih dioperasikan di Angkatan Udara Rusia hingga saat ini.
Pesawat pengebom strategis TU-160 yang pertama kali dimodernisasi, bandara Engels. Sumber: Marina Lystseva/TASS
Sementara, saat merancang pesawat jarak jauh terbaru pada 1952, Tupolev menyadari bahwa pesawat pengebom yang dibuat bironya cocok untuk digunakan menjadi pesawat penumpang. Lima tahun kemudian, muncul Tu-114, dan dalam kurun waktu sepuluh tahun lebih dari seratus juta penumpang terbang dalam pesawat tersebut, membuat Tupolev dikenal secara global dan dihadiahi berbagai penghargaan.
Pesawat terbang sipil Tu-114, 1965. Sumber: Lev Polikashin / RIA Novosti
Salah satu ciri khas pesawatnya adalah penempatan angka 4 dalam desainnya, seperti Tu-124 dan Tu-134 serta pesawat legendaris Tu-154 pada 1968. Bersama Concorde (Inggris/Prancis), Tu-144 juga merupakan satu-satunya pesawat penumpang supersonik di dunia.
Tu-214. Sumber: RIA Novosti
Kini, biro desain Tupolev masih memperbaiki dan memodernisasi pesawat pengebom strategis, serta mengembangkan lini baru pesawat penumpang, yang dapat mengangkut Presiden Rusia Vladimir Putin dan PM Rusia Dmitry Medvedev.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda