Jumlah Kecelakaan Pesawat Militer Rusia Mulai Mengkhawatirkan

Puing-puing pesawat An-12 yang jatuh ditemukan. Foto: EPA

Puing-puing pesawat An-12 yang jatuh ditemukan. Foto: EPA

Sejak awal musim panas, Angkatan Udara Rusia telah mengalami tujuh kecelakaan pesawat. RBTH mencoba mencari tahu penyebab dari kecelakaan-kecelakaan tersebut. Para pakar memiliki pandangan beragam.

Wakil Perdana Menteri Rusia Dmitry Rogozin menyatakan kekhawatirannya atas sejumlah kecelakaan pesawat Angkatan Udara Rusia musim panas ini. Ia meminta pemerintah melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab serentetan kecelakaan yang terjadi secara mendadak. "Kami butuh semacam solusi," kata Rogozin. Ia menambahkan jumlah kecelakaan sudah terlalu banyak. "Saya rasa masalahnya terletak pada perangkat operasional."

RBTH mencoba mencari tahu penyebab dari kecelakaan-kecelakaan tersebut. Para pakar memiliki pandangan beragam.

Versi Pertama: Perangkat yang Sudah Menua

Pakar bertanya-tanya mengenai usia dari pesawat yang mengalami kecelakaan. Bukan rahasia bahwa Rusia masih mengoperasikan perangkat militer dari masa Uni Soviet. Mesin yang digunakan saat ini dibuat pada tahun 1970-an.

Satu-satunya pesawat yang tergolong baru yang mengalami kecelakaan adalah Su-34, yang diproduksi sejak 2006. MiG-29 diproduksi sebelum 1990-an, Tu-95 terakhir diproduksi pada 1992, dan SU-24M dibuat pada 1993.

Namun, usia bukan faktor kritis dalam aviasi. Kondisi pesawat sangat bergantung pada kualitas perawatan dan perbaikannya.

Versi Kedua: Penggunaan dan Perawatan yang Tak Layak

Sebagian besar kecelakaan terjadi karena masalah mesin. Perusahaan Rusia United Engine Corporation (UEC) bertanggung jawab untuk memproduksi dan memperbaiki mesin. Kepala UEC Vladislav Maslov menyebutkan, Kementerian Pertahanan Rusia tak pernah mengajukan klaim pada perusahaannya. Ia menambahkan jumlah pesanan perbaikan dari kementerian mulai meningkat. "Pada 2015, kami memperbaiki mesin enam kali lebih banyak dari 2013," kata Masalov.

"Sejak lama, industri pertahanan Rusia telah kehilangaan sumber daya manusia dan sumber dana dari pemerintah, sehingga kinerjanya tak maksimal," kata Mayor Jenderal Pavel Zolotarev, Wakil Direktur Institut AS dan Kanada. Ia yakin bahwa suku cadang palsu mungkin menjadi penyebab kecelakaan.

Versi Ketiga: Faktor Kesalahan Manusia (Human Factor)

Alexander Garnaev, pilot uji coba ternama menilai masalahnya terletak pada kesalahan pilot serta kurangnya latihan teknis. "Sistem yang memenuhi standar produksi dan operasi di bidang aviasi dan teknologi luar angkasa telah dihancurkan," kata Garnaev.

Versi Keempat: Kebetulan

Banyak pakar cenderung melihat kebetulan sederhana pada kecelakaan-kecelakaan tersebut. "Itu semuanya hanya kasus yang terjadi secara acak," kata mantan Komandan Angkatan Udara Rusia Vladimir Andreev. "Dulu hal tersebut bahkan lebih sering terjadi."

Pada musim panas, penggunaan pesawat secara intensif dimulai di Rusia dan jumlah penerbangan meningkat. Hal itu juga meningkatkan potensi kecelakaan, kata Kolonel Igor Malikov, Wakil Kepala Flight Test Center.

Instruktur Pilot Angkatan Udara Rusia Mayor Jenderal Andrew Krasnopyorov tak sepakat dengan Malikov. "Itu tak masuk akal," kata Krasnopyorov. "Mesin lebih sering mengalami kerusakan pada musim dingin, ketika pesawat diisi dengan bahan bakar yang di bawah standar. Pesawat dapat terbang dengan aman ke bandara menggunakan satu mesin dengan penurunan lima meter per detik. Itu tak masalah."

Lini Masa Kecelakaan

MiG-29

4 Juni, wilayah Astrakhan. Pesawat jatuh saat melakukan latihan terbang karena kerusakan mesin.

Su-34

4 Juni, wilayah Voronezh. Saat mendarat, pesawat tergelincir dari landasan pacu dan terbalik karena kerusakan parasut.

Tu-95 MS

8 Juni, wilayah Amur. Beberapa saat setelah lepas landas, pesawat terbakar dan tergelincir di landasan pacu. Api berasal dari salah satu mesin.

MiG-29

3 Juli, wilayah Krasnodar. Pesawat terbakar saat terbang karena kesalahan teknis. Api menyebar hingga ke kotak hitam. Pilot berhasil menyelamatkan diri.

Su-24M

6 Juli, wilayah Khabarovsk. Saat lepas-landas, mesin rusak. Pesawat langsung jatuh dan menabrak tanah.

Tu-95 MS

14 Juli, wilayah Khabarovsk. Saat terbang, tiga dari empat mesin mengalami kerusakan. Kru berhasil menyelamatkan diri menggunakan parasut.

An-12

6 Juli, wilayah Chelyabinsk. Saat terbang, dua mesin mengalami kerusakan namun sistem peringatan tidak berfungsi. Pesawat melakukan pendaratan darurat dan tergelincir di landasan terbang.

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki