Tak lama lagi, pesawat bermesin ganda Rysachok yang diproduksi oleh perusahaan Tekhnoavia akan memasuki tahap uji coba. Kredit: Photoxpress.
Meskipun Rusia bukanlah negara kepulauan seperti Indonesia—yang untuk mengakses pulau-pulau dan daerah terpencil dibutuhkan pesawat—infrastruktur jalan yang masih terbilang buruk di daerah Utara Jauh, Siberia, dan Timur Jauh juga membuat perjalanan melalui udara menjadi satu-satunya pilihan untuk mencapai wilayah-wilayah terluar Rusia tersebut.
Rusia tengah menyiapkan beberapa model baru pesawat regional jarak pendek, yang siap berkompetisi dengan pesawat buatan AS dan Kanada.
Pasar penerbangan dalam negeri Rusia perlahan mulai menggeliat bangkit. Berkat subsidi dari pemerintah federal dan regional, maskapai-maskapai Rusia bisa mengaktifkan kembali beberapa rute domestik yang terabaikan. Pada 2014, pemerintah telah membantu maskapai Rusia mengangkut sekitar 1,5 juta penumpang, membuka lebih dari 80 rute regional baru, serta dapat membeli armada pesawat baru.
Namun, semua itu belum cukup untuk mengembalikan jaringan rute penerbangan domestik Rusia secara keseluruhan. Dulu, maskapai Rusia menggunakan pesawat ringan yang sederhana buatan era Soviet, yang mampu beroperasi dalam kondisi cuaca buruk, lepas landas dari landasan tak beraspal dan tertutup salju, bahkan bisa meluncur dari atas air. Kini, sebagian besar pesawat tersebut telah memasuki masa purnabakti. Untuk penerbangan ke wilayah Rusia bagian Eropa dan beberapa rute ke wilayah Ural, maskapai Rusia masih bisa menggunakan pesawat buatan Eropa ATR-42 dan ATR-72. Sementara untuk ke wilayah Timur Jauh, masih sangat sedikit jumlah pesawat asing yang cocok untuk terbang ke sana.Salah satu masalah yang harus segera dipecahkan adalah mencari pengganti pesawat legendaris An-2 Annushka. Pesawat ini memiliki beberapa karakteristik unik: ia dapat lepas landas dari landasan yang sempit, bisa digunakan untuk mengangkut kargo dan penumpang, bahkan dipakai untuk mengairi ladang. Tapi kini, jumlah pesawat tersebut sangat sedikit. Pesawat An-2 berhenti diproduksi secara massal pada 1971, dan pesawat ini terakhir diproduksi oleh Polandia 12 tahun silam. Jadi, semua pesawat multifungsi ini sudah memasuki masa pensiun.
Pesawat veteran Rusia Annushka memiliki dua 'saudara' dari benua lain, yakni pesawat AS Cessna Caravan dan pesawat Kanada Twin Otter. Namun, dua pesawat asing tersebut memiliki beberapa kelemahan.
Pesawat AS Cessna Caravan mempunyai karakteristik yang sangat baik, namun saat digunakan di Rusia, pesawat ini hanya bisa mengangkut sembilan orang penumpang. Padahal, ruangan pesawat mampu memuat 14 orang penumpang. Jadi, bisa dikatakan pesawat ini seperti 'mengangkut angin'. Selain itu, pesawat Cessna Caravan tak bisa lepas landas dengan sempurna dari landasan tak beraspal seperti An-2.
Sementara, pesawat bermesin ganda ciptaan Kanada, Twin Otter, dikenal sebagai yang pesawat unggul. Sayangnya, pesawat ini terlalu mahal untuk maskapai Rusia, sehingga maskapai terancam merugi jika menggunakannya untuk penerbangan lokal.
Untuk mengatasi kebingungan tersebut, para insinyur Rusia saat ini tengah merancang model pesawat baru yang dapat digunakan penerbangan domestik. Tak lama lagi, pesawat bermesin ganda Rysachok yang diproduksi oleh perusahaan Tekhnoavia akan memasuki tahap uji coba. Rencananya, pesawat ini akan diproduksi di Samara.
Rysachok dirancang untuk mengangkut 16 orang penumpang, mampu lepas landas dari landasan pendek dan tak beraspal, serta dibanderol dengan harga yang masuk akal. Saat ini pesawat tersebut masih menggunakan mesin buatan Kanada, sehingga harganya masih agak mahal. Namun, perancang Rysachok menyatakan mereka bisa menyesuaikan desainnya dan mengganti mesin dengan buatan lokal untuk menekan biaya produksi.
Model pesawat lain yang tengah disiapkan di Samara ialah pesawat Il-144 yang berkapasitas 64 penumpang. Sebelumnya, pesawat Rusia ini telah mulai diproduksi di Tashkent, Uzbelistan, namun pabrik pesawat yang memproduksinya bangkrut dua tahun lalu. Kini dengan dukungan dari Wakil Perdana Menteri Rusia Dmitry Rogozin, pesawat ini akan diproduksi kembali oleh pabrik Avakor.
Ada beberapa faktor yang membuat Rusia perlu menciptakan pesawat baru secara mandiri, dua faktor di antaranya adalah iklim dan kondisi jaringan penerbangan Rusia sendiri. Selain itu, nilai rubel Rusia yang jatuh terhadap mata uang utama dunia dalam 12 bulan terakhir membuat maskapai Rusia—yang pendapatannya diraih dalam bentuk rubel—sangat kesulitan untuk membeli pesawat Eropa atau AS. Di sisi lain, pesawat buatan domestik kini telah mampu bersaing di pasar dunia, baik secara harga maupun kualitas.
Penulis adalah kepala lembaga analisis Rusia Aviaport, memiliki spesialisasi dalam mengumpulkan, memproses, serta mendistribusikan informasi bisnis industri penerbangan.
Suka dengan dunia aviasi dan ingin tahu lebih banyak? Baca lebih lanjut. >>>
Perusahaan Rusia Siap Uji Coba Dua Pesawat Tanpa Awak Chirok
Tahun Depan, AU Rusia Terima Pesawat Tempur Generasi Kelima
Armada Laut Hitam Segera Terima Pesawat Tempur Sukhoi Su-30 dan Pesawat Drone Orlan-10
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda