Dari luar, TOS tampak seperti tank T-72, namun tempat meriam diganti dengan tabung peluncur roket. Peluncur ini dapat melakukan tembakan roket tunggal maupun multilaras. Foto: RIA Novosti
Pada Senin (28/7), beredar foto-foto bongkar muat peluncur roket multilaras dan senjata termobarik (peledak yang memanfaatkan udara sekitar untuk menghasilkan daya ledak tinggi) TOS-1A Solntsepek dari pesawat An-124-100 Ruslan milik maskapai Volga-Dnepr yang berlatar belakang bandara kota Baghdad.
Tidak ada pengumuman resmi baik di Moskow maupun Baghdad perihal kontrak pengadaan senjata tempur tersebut, namun Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki menulis di halaman Facebook-nya bahwa perwakilan Kementerian Pertahanan Irak sudah mengumumkan kesediaan rekan Rusia untuk memenuhi kebutuhan Irak di bidang persenjataan dan melengkapi Irak dengan senjata-senjata angkatan perang Rusia.
Koran Vedomosti mendapat informasi mengenai penandatanganan dan perkiraan nilai kontrak tersebut dari dua manajer perusahaan industri peralatan perang dan pertahanan Rusia yang berbeda. Menurut mereka, kunjungan delegasi Irak yang dipimpin oleh Menteri Pertahanan Irak Saadun al-Dulaimi ke Moskow pada minggu lalu membuahkan penandatanganan kontrak pengadaan senjata arteleri dan mortir serta amunisi dalam jumlah besar. Empat unit peluncur TOS-1A Solntsepek juga termasuk di dalamnya.
Sumber: tvZvezda/YouTube
Kedua narasumber Vedomosti menambahkan bahwa Rusia akan mengirim dua sampai tiga batalion kendaraan peluncur roket multilaras Grad dan meriam Howitzer Msta-B 152 milimeter dalam jumlah yang sama, serta mortir 2B11 dan 2B14 dalam jumlah besar. Kontrak yang ditandatangani juga mencakup pengadaan amunisi persenjataan tersebut dalam jumlah yang signifikan dan peluncur granat serta roket antitank.
Foto yang memperlihatkan aktivitas bongkar muat TOS-1A Solntsepek di bandara Baghdad tersebut muncul di blog tidak resmi yang berada di bawah naungan Pusat Analisa Strategi dan Teknologi di komunitas online LiveJournal. Dalam bagian komentar disebutkan bahwa pada foto terlihat kendaraan multiguna peluncur roket multi-laras dan pemuat amunisi TOS-1A.
Tulisan di blog juga menyebutkan bahwa beberapa hari terakhir para informan tidak resmi dari Irak mengumumkan baru saja terjadi penandatanganan kontrak besar yang baru antara Irak dan Rusia perihal pembelian persenjataan darat, terutama persenjataan arteleri, senilai sekitar 1,6 miliar dolar AS. Kontrak tersebut mencakup sistem peluncur roket multilaras dan sistem arteleri dengan penggerak mandiri.
Penulis blog juga menekankan bahwa Irak sepertinya menjadi pembeli perdana sistem peluncur TOS-1, selain negara-negara bekas Uni Soviet. Beberapa tahun terakhir, sejumlah sistem TOS-1A telah dikirim ke Azerbaijan dan Kazakhstan.
Dari luar, TOS tampak seperti tank T-72, namun tempat meriam diganti dengan tabung peluncur roket. Peluncur ini dapat melakukan tembakan roket tunggal maupun multilaras.
TOS-1A dikembangkan dari TOS-1 Buratino. Dalam sistem peluncur ini, terdapat kendaraan tempur BM-1 sebagai penggerak mandiri. BM-1 memiliki tabung peluncur untuk 24 roket berhulu ledak konvensional dan termobarik kaliber 220 milimeter. Solntsepek memiliki selongsong pengisian roket yang lebih sedikit dibanding Buratino, namun jangkauan tembaknya lebih besar.
Solntsepek mampu mengenai sasaran yang berjarak 3,6 sampai enam ribu meter, tergantung dari jenis roket, sedangkan jangkauan tembaknya mencapai 1.000 hingga 2.000 meter persegi.
Sistem peluncur roket multilaras kelas berat ini sudah menunjukan kemampuannya di Chechnya. Senjata ini digunakan di gunung-gunung untuk menghancurkan markas separatis dengan sistem pertahanan yang kuat. Senjata ini juga dapat menghancurkan apa yang tidak bisa dijangkau oleh pasukan arteleri maupun pesawat udara.
Berdasarkan materi yang dipublikasikan di Vedomosti dan News.ru.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda