Prajurit Rusia Gunakan Yak untuk Kirim Bahan Peledak

Para teknisi tempur dari Distrik Militer Selatan (DMS) Rusia berencana menggunakan yak untuk mengangkut detektor bahan peledak ke pegunungan. Foto: Alamy/Legion Media

Para teknisi tempur dari Distrik Militer Selatan (DMS) Rusia berencana menggunakan yak untuk mengangkut detektor bahan peledak ke pegunungan. Foto: Alamy/Legion Media

Para teknisi tempur dari Distrik Militer Selatan (DMS) Rusia akan menguji sebuah cara pengiriman baru mulai Agustus mendatang. Menurut Kepala Pasukan Teknisi DMS Konstantin Smeshko, mereka berencana menggunakan yak untuk mengangkut detektor bahan peledak ke pegunungan.

Yak nerupakan hewan sejenis sapi jantan yang banyak ditemukan di Asia Tengah. Saat ini, berberapa yak sudah dilatih melalui pegunungan yang akan mereka lewati. Mereka diasumsikan akan membawa “cukup banyak beban” detektor bahan peledak ke ketinggian hingga 2.500 meter.

Wakil Direktur Penelitian Ilmiah di Cagar Alam Negara Rostovsky dan Kandidat Sains Biologi Alexander Lipkovich menjelaskan, yak memiliki banyak keunggulan di medan pegunungan tinggi dibanding keledai, yang telah dimanfaatkan untuk mengangkut peralatan ke dataran tinggi. “Yak adalah hewan khas pegunungan. Struktur telapak kakinya memungkinkan mereka berjalan di atas permukaan yang tidak rata,” kata Lipkovich pada RIA Novosti.

Di samping itu, menurut Lipkovich, yak dapat mengangkut beban yang berat, sangat jinak, dan mudah diatur. “Keledai dikenal bebal—ini bukan hanya metafora sastrawi saja,” imbuhnya. Ia juga menjelaskan bahwa keledai lebih cocok untuk dataran rendah dan perlu dibiasakan lebih dahulu untuk bisa digunakan di pegunungan.

Sementara, lumba-lumba tempur yang telah menjadi bagian dari Angkatan Laut Rusia setelah Krimea bergabung dengan Rusia, kini digunakan oleh militer Rusia. Mereka dapat mencari barang-barang di dasar laut, berpatroli di perairan, dan mengenali kapal selam-kapal selam kecil dan para perenang musuh.

Pertama kali dipublikasikan dalam bahasa Rusia di RIA Novosti.

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki