Rusia Kirim Jet YAK-130 untuk Suriah

Suriah telah memberi uang muka sebesar 100 juta dolar AS untuk 6 unit pesawat YAK-130 pada Rusia. Foto: Wikipedia

Suriah telah memberi uang muka sebesar 100 juta dolar AS untuk 6 unit pesawat YAK-130 pada Rusia. Foto: Wikipedia

Rusia akan mengirimkan pesawat jet latih Yak-130 untuk Suriah mulai tahun ini. Rusia telah menandatangani kontrak untuk mengirim 36 unit pesawat bagi Suriah hingga 2016 mendatang. Hal itu diungkapkan oleh narasumber yang dekat dengan perusahaan Rosoboroneksport.

Menurut narasumber Kommersant, hingga akhir tahun ini Damaskus akan mendapatkan sembilan unit pesawat, 12 unit untuk 2015, dan 15 unit untuk 2016.

“Dengan begitu, kami akan memenuhi semua kewajiban kontrak untuk 36 unit pesawat YAK-130 yang telah ditandatangani sebelumnya,” tulis Kommersant.

Pada Juni tahun lalu, salah satu media menulis bahwa Suriah telah memberi uang muka sebesar 100 juta dolar AS untuk 6 unit pesawat YAK-130 pada Rusia, berdasarkan kontrak yang telah ditandatangani pada Desember 2011. Narasumber RIA Novosti mengungkapkan bahwa YAK-130 untuk Suriah sudah dibuat dan tinggal menunggu keputusan politik untuk memasang mesin penggerak dan avionik (seluruh sistem elektronik yang digunakan pada pesawat terbang), dan dikirimkan ke Suriah.

Infografis pesawat tempur latih pertama buatan Rusia, YAK-130

Seperti yang ditulis oleh media tersebut, kontrak militer Suriah merupakan salah satu kontrak tersulit untuk dipenuhi bagi Rusia. Dari aspek teknis, perindustrian pertahanan negara milik Rusia tidak kesulitan untuk mempersiapkan pemesanan senjata bila sudah diberikan uang muka sebelumnya.

Namun, masalah muncul saat pengiriman barang kepada pemesan. Negara-negara anggota NATO dan Amerika Serikat beberapa tahun terakhir ini terus menjegal tentara simpatisan Presiden Suriah Bashar Assad untuk mendapatkan persenjataan Rusia.

Rusia sudah berkali-kali menyatakan bahwa pengiriman ke Suriah, yang sejak bulan Maret 2011 terus diguncang konflik bersenjata, adalah untuk persenjataan pertahanan dan tidak melanggar hukum internasional.

Pertama kali dipublikasikan dalam bahasa Rusia di Vzglyad.

 

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki