Dialog Sistem Pertahanan Misil Rusia-Barat Temui Jalan Buntu

Penyelenggara konferensi beralasan, “masalah yang muncul baru-baru ini” membuat mereka tidak bisa menerima tamu dari Rusia. Foto: Grigory Sisoev/RIA Novosti

Penyelenggara konferensi beralasan, “masalah yang muncul baru-baru ini” membuat mereka tidak bisa menerima tamu dari Rusia. Foto: Grigory Sisoev/RIA Novosti

Konferensi Pertahanan Rudal ke-10 akan diadakan pada 17-20 Juni di Mainz, Jerman. Namun, Rusia terancam tidak bisa mengikuti konferensi tersebut karena penyelenggara menolak keikutsertaan perwakilan Rusia. Hal ini akan berdampak terhadap stabilitas internasional.

Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan, langkah tersebut merupakan skenario umum untuk menutup dialog dengan Rusia tentang isu pertahanan rudal, yang saat ini tengah dijalankan oleh AS dan sekutu-sekutu NATO. “Jika pengerahan elemen sistem pertahanan misil AS-NATO sama sekali tidak dibatasi dan terus berlanjut di Eropa, ini dapat mengganggu keseimbangan strategis dan merusak stabilitas internasional,” terang Kementerian Pertahanan Rusia.

Penyelenggara konferensi beralasan, “masalah yang muncul baru-baru ini” membuat mereka tidak bisa menerima tamu dari Rusia. Namun, kemungkinan besar alasan sebenarnya adalah perihal bergabungnya kembali Krimea ke Rusia, yang dipandang sebagai “aneksasi” oleh negara-negara Barat. AS dan Eropa Barat berusaha memberi sanksi seberat mungkin pada Rusia, termasuk memutus kerja sama militer-teknis dengan negeri Beruang Merah tersebut. Dalam situasi seperti itu, kelanjutan dialog tentang pertahanan rudal tentu tak bisa diharapkan.

“Kami telah berulang kali menawarkan berbagai pilihan pada rekan-rekan Barat untuk bekerja sama mengatasi ancaman rudal. Tawaran itu masih berlaku. Namun, semua itu tidak mungkin terwujud jika salah satu pihak menolak untuk berdiskusi. Situasi saat ini memperkuat dugaan kami tentang tujuan sebenarnya dari penciptaan sistem pertahanan rudal yang mungkin akan diterapkan oleh AS dan sekutu-sekutunya,” ungkap Kementerian Pertahanan.

Jalan Buntu Sistem Antirudal

Pernyataan Washington bahwa sistem pertahanan antirudal balistik di Eropa bertujuan melindungi kawasan tersebut dari serangan rudal dari Iran dan Korea Utara sangat meragukan. Pyongyang berada ribuan mil dari benua Eropa dan rudal Korea Utara tidak mampu mencapai kawasan itu. Selain itu, rezim Korea Utara saat ini tidak lagi memiliki musuh di Eropa. Situasi terkait ancaman Iran pun kurang lebih sama. Sistem pertahanan rudal yang dibangun Washington di Eropa jelas bukan diarahkan ke Teheran atau Pyongyang, melainkan ke Moskow. Hal ini juga diamini oleh Menteri Pertahanan Rusia.

Menanggapi kekhawatiran AS dan NATO mengenai ancaman rudal dari Iran dan Korea Utara, Moskow berulang kali menawarkan kerja sama dalam bidang pertahanan rudal kepada pihak Barat.

Dalam pertemuan di Lisbon pada 2010 lalu, Rusia dan NATO sepakat untuk bekerja sama dalam proyek EuroPRO. Namun negosiasi menemui jalan buntu karena Moskow meminta jaminan hukum bahwa sistem itu tidak diarahkan ke Rusia. AS menjamin bahwa sistem pertahanan tersebut hanya dirancang untuk mengatasi ancaman dari Iran atau Korea Utara, namun mereka menolak untuk memberi dokumen resmi akan hal tersebut.

Pada Oktober 2013, setelah Dewan NATO-Rusia menggelar sesi selevel menteri kabinet, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengumumkan bahwa kerja sama dengan NATO dalam pertahanan rudal tidak akan berjalan karena Barat mengabaikan “kepentingan-kepentingan” Rusia. “Kami tidak memiliki kejelasan terkait rencana Amerika dan NATO untuk pertahanan rudal,” kata Shoigu.

Sarmat dan Iskander Versus Aegis

Pembangunan pangkalan pertahanan rudal dengan sistem Aegis dan misil pencegat rudal SM-3 telah dimulai di pangkalan udara Deveselu, Rumania. Sistem tersebut dijadwalkan mulai beroperasi pada 2015. Tahun 2017 mendatang, pangkalan yang sama dengan sistem Aegis akan berdiri di Polandia, dekat daerah Redzikovo. Sementara, kapal-kapal Amerika sudah tiba dengan sistem Aegis dan misil pencegat rudal SM-3 yang sama di pangkalan Pelabuhan Rota, Spanyol. Kapal-kapal itu kini ditempatkan di sana secara permanen dan kadang memasuki wilayah Laut Hitam. AS telah mengirim pesawat ke Rumania dan Polandia dengan sistem kendali dan peringatan dini AWACS. Hal itu jelas membuat Moskow khawatir dan memaksa Kremlin mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman sistem EuroPRO terhadap keamanan Rusia.

Salah satu opsi yang dapat dilakukan Rusia adalah menempatkan kompleks operasional dan taktis Iskander-M di kawasan Kaliningrad. Rudal-rudal itu memiliki jangkauan 298 mil dan dapat mencapai pangkalan AS di Redzikovo. Selain itu, rudal tersebut merupakan senjata dengan tingkat akurasi tinggi yang tidak dapat dicegat dengan cara atau pertahanan rudal apapun karena terbang pada lintasan yang tidak dapat diprediksi.

Sistem Pertahanan Misil NATO EuroPRO

Tindakan lain yang dapat dilakukan Rusia adalah merealisasikan rudal strategis cair superberat yang baru, Sarmat, yang dapat mulai beroperasi pada 2018. Rudal ini dapat membawa sepuluh hulu ledak nuklir dan dapat menyasar target tidak hanya melalui Kutub Utara, tetapi juga Kutub Selatan juga. Rudal ini akan ditempatkan di Siberia sehingga tidak dapat dijangkau dari kompleks pertahanan rudal manapun, termasuk sistem Aegis yang dilengkapi dengan misil pencegat rudal SM-3 baik di darat maupun laut.

Penolakan dialog dengan Rusia tentang isu pertahanan militer hanya akan memperburuk konfrontasi dan sama sekali tidak meningkatkan tingkat keamanan Eropa.

Artikel Terkait

Sistem Rudal Pertahanan Udara S-400 Mulai Beroperasi

Lima Sistem Pertahanan Misil Terbaik Rusia

Yars, Rudal Rusia yang Tak Dapat Terdeteksi Musuh

Layner, Rudal Balistik Baru Kapal Selam Rusia

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki