CEO LiveMap Andrei Artishchev dengan Motohelmetnya. Kredit: Press Photo
Para perancang Motohelmet terinspirasi oleh helm yang digunakan oleh pilot pesawat tempur. Menurut CEO LiveMap Andrei Artishchev, layar navigasi tersebut aman untuk mata dan semua elemen bercahaya akan disembunyikan. Motohelmet menggunakan sistem operasi Android, pangkalan data peta NAVTEQ dan platform kontrol suara Nuance.
Tim LiveMap menyatakan mereka tidak punya pesaing langsung. Ada Garmin dan TomTom yang membuat peranti navigasi yang dipasang pada sepeda motor, tapi belum ada perusahaan yang embuat perlengkapan navigasi di dalam helm. Artishvhev menambahkan, Motohelmet menawarkan tampilan dengan kualitas lebih baik dibanding Google Glass dan tidak membuat pengguna harus melihat ke pojok kanan atas.
Alih-alih menghabiskan uang untuk menciptakan prototipe jadi, LiveMap membawa beberapa komponen kunci dari teknologi untuk dipamerkan yakni layar dan aplikasi kontrol suara.
Beberapa staf LiveMap bekerja untuk Sukhoi, produsen pesawat Rusia yang telah mendesain dan mengembangkan layar dan sistem optik untuk helm pilot dalam 50 tahun terakhir. Dengan dana hibah, pinjaman dan uang Artishchev sendiri, LiveMap berhasil mengumpulkan 1 juta dolar AS dan berencana mendapatkan tambahan 10 juta dolar AS di konferensi tersebut dari para pemodal wirausaha Rusia.
“Motivasi saya adalah untuk memecahkan masalah nyata, bukan sekedar menciptakan situs jejaring sosial untuk anjing dan kucing,” kata Artishchev. Ia percaya Motohelmet dapat menyelamatkan pengendara sepeda motor dari kecelakaan lalu lintas.
LiveMap telah menandatangani kesepakatan dengan mitra produksi kunci dan berencana untuk mulai menjual helmnya di Amerika Serikat dan Kanada pada akhir 2014. Saat ini, Motohelmet sudah tersedia untuk pemesanan pre-order denganharga sekitar 23 juta rupiah per unit.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda