Sesuai dengan rencana OPCW, semua komponen senjata kimia Suriah harus dihancurkan paling lambat pada akhir Juni. Sumber: AP
Rusia mengambil bagian aktif dalam operasi internasional yang melibatkan evakuasi senjata kimia dari Suriah.
Moskow telah menyediakan truk lapis baja yang akan mengantarkan kargo beracun tersebut ke Pelabuhan Latakia, dan mengalokasikan $2.000.000 untuk operasi ini.
Selain itu, Rusia bertanggung jawab atas keamanan pemuatan kontainer berisi zat beracun ini ke kapal transportasi. Dan setelahnya kapal Angkatan Laut Rusia bersama-sama dengan pelaut dari Cina dan Norwegia akan mengantar kargo ini ke Italia.
Harus diingat bahwa angkatan pertama senjata kimia Suriah meninggalkan Pelabuhan Suriah Latakia pada tanggal 7 Januari. Awalnya operasi ini direncanakan dilakukan pada tanggal 31 Desember, namun karena pertempuran sengit antara pasukan pemerintah dan kelompok oposisi, transportasi kargo berbahaya ini harus ditunda.
Pada pertengahan November, dewan eksekutif Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) menyetujui rencana untuk likuidasi persenjataan kimia Suriah. Menurut agenda ini, mereka berencana untuk mengevakuasi amunisi paling berbahaya dari Suriah paling lambat pada akhir tahun 2013, dan untuk mengevakuasi hampir semua bahan yang diperlukan untuk pembuatan senjata kimia paling lambat pada tanggal 5 Februari 2014.
Perwakilan OPCW menegaskan bahwa kapal dagang Denmark Ark Futura meninggalkan Pelabuhan Suriah Latakia pada hari Selasa, 7 Januari, dengan sembilan kontainer yang berisi zat-zat beracun. Kapal ini dikawal oleh kapal-kapal angkatan laut Rusia, Cina, dan Norwegia. Menurut rencana, kontainer yang berisi bahan kimia ini akan dikirimkan ke Italia. Kemudian, zat-zat yang paling beracun akan dimuat ke kapal angkut militer Amerika, MV Cape Ray, untuk diutilisasi di perairan internasional. Kapal Norwegia dan Denmark akan mengangkut zat-zat yang kurang beracun untuk diutilisasi di fasilitas komersial.
Pihak berwenang Suriah bertanggung jawab untuk pengiriman bertahap senjata kimia ke Latakia. Untuk tujuan ini, Rusia telah menyediakan truk berlapis baja tebal untuk Damaskus, sementara Amerika Serikat menyediakan drum-drum logam dan perangkat navigasi satelit. Rusia yang bertanggung jawab atas pemuatan yang aman ke atas kapal di Latakia; peralatan untuk kegiatan ini disediakan oleh Amerika Serikat. Sementara, Cina mengirim 10 ambulans dan kamera-kamera pengintai ke Latakia, dan Finlandia mengirim tim khusus untuk situasi darurat.
Sesuai dengan rencana OPCW, semua komponen senjata kimia Suriah harus dihancurkan paling lambat pada akhir Juni.
Menurut Presiden Institut Agama dan Politik (pusat analitis non-pemerintah) Alexander Ignatenko, negara-negara besar “memahami bahayanya kehilangan kendali” atas senjata kimia, dan sedang berusaha untuk mengevakuasi senjata-senjata ini dari Suriah sesegera mungkin. Ignatenko, dalam sebuah wawancara dengan Gazeta.ru, mengatakan bahwa evakuasi senjata kimia akan dilakukan dalam kondisi situasi yang memburuk di Suriah, yang disebabkan oleh meningkatnya aktivitas kelompok-kelompok Islam.
Menurut bahan dari Kommersant dan Gazeta.ru.
Doktrin eksepsionalisme Amerika yang berbahaya
Kisah di balik jihad seorang Muslim
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda