Asal Muasal 'Benteng Terbang' Buatan AS Bisa Dimiliki Tentara Merah di Uni Soviet

Tim Van Patten/Apple Studios, 2024
Meskipun Amerika Serikat (AS) menolak untuk memasok armada ini ke Uni Soviet, tetapi nyatanya Uni Soviet berhasil mendapatkannya lebih dari belasan unit. Bagaimana bisa?

Pesawat pengebom berat B-17 buatan AS dianggap sebagai salah satu pesawat tempur terbaik pada Perang Dunia II. Ia dapat diandalkan, terlindungi dengan baik, dan tangguh — dikenal luas sebagai ‘Benteng Terbang’ (Boeing B-17 Flying Fortress). 

Pada saat itu, Angkatan Udara Tentara Merah sangat membutuhkan pesawat pengebom berat — karena mereka kekurangan pesawat pengebom buatan dalam negerinya, Petlyakov Pe-8 (atau disingkat Pe-8). Moskow berulang kali memohon kepada Washington untuk menyertakan B-17 dalam pengiriman di bawah program Lend-Lease, tetapi selalu direspons dengan penolakan sopan. 

Menjelang Perang Dingin, AS memang tidak berminat untuk memasok pesawat pengebom terbaiknya kepada musuh potensial (dan juga pesawat tempur terbaiknya, P-51 ‘Mustang). Oleh karenanya, bagaimanapun Uni Soviet harus ‘mendapatkan’ pesawat-pesawat itu dengan caranya sendiri. 

Banyak dari pesawat pengebom berat AS harus melakukan pendaratan darurat di Eropa Timur. Banyak di antaranya yang rusak dan peralatan rahasianya — termasuk informasi rahasia tentang pengeboman, akan dihancurkan oleh para kru yang melarikan diri. Namun demikian, para ahli Soviet berhasil memulai perbaikan pada pesawat-pesawat yang berhasil diselamatkan. 

AS, pada gilirannya, tahu bahwa Rusia diam-diam merakit pesawat pengebom mereka. Tetapi, mereka memilih untuk pura-pura tidak tahu. Pada saat yang sama, Uni Soviet secara resmi mengembalikan beberapa pesawat yang ditemukannya ke AS. 

B-17 pertama mulai beroperasi di bawah komando Divisi Penerbangan Jarak Jauh ke-45 pada April 1945, tetapi tidak sempat ikut serta dalam operasi tempur. Pada pertengahan Oktober, koleksi ‘benteng terbang’ berakhir — total ada 16 pesawat pengebom yang beroperasi. 

“Pesawat-pesawat itu memiliki kendali yang sangat baik dan responsif terhadap pergerakan kemudi,” kenang seorang pilot Sergei Sugak.

“Pesawat-pesawat tersebut mudah diterbangkan daripada Pe8 milik kami, yang sering saya terbangkan,” sambung dia. 

B-17 beroperasi di Uni Soviet hingga akhir 1940-an, sebelum pesawat-pesawat pengebom berat itu akhirnya dinonaktifkan dan dihancurkan. 

Lantas, bagaimana program 'Lend-Lease' AS bisa membantu Tentara Merah meraih kemenangan pada Perang Dunia II? Selengkapnya, simaklah di sini!

Pembaca yang budiman,

Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut:

  • ikutilah saluran Telegram kami;
  • berlanggananlah pada newsletter mingguan kami; dan
  • aktifkan push notifications pada situs web kami.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki