Jejak Kehancuran pada Gereja Ortodoks Rusia Pasca Revolusi Bolshevik 1917 

Katedral St Basil (Sobor Vasíliya Blazhennogo) di Moskow, 1976.

Katedral St Basil (Sobor Vasíliya Blazhennogo) di Moskow, 1976.

Andrei Solomonov/Sputnik
Setelah merebut kekuasaan, kaum Bolshevik pun mulai gencar memerangi hal-hal menyangkut agama. Ribuan rumah ibadah terutama gereja dihancurkan — dan yang disisakan hanyalah tempat-tempat untuk keperluan duniawi, mulai dari lumbung padi hingga sanatorium (tempat pemulihan pasien). Berikut ini gereja terkenal di Rusia yang menjadi saksi bisu kehancuran pasca-revolusi. 
  1. Katedral Kristus Sang Juru Selamat (Khram Khrista Spasitelya) di Moskow

Mungkin, ini adalah gereja Ortodoks Rusia paling terkenal yang mengalami nasib menyedihkan.

Katedral Kristus Sang Juru Selamat di Moskow, 1903.

Pada 1913, Katedral Kristus Sang Juru Selamat diledakkan dan kemudian digantikan oleh fasilitas kolam renang umum ‘Moskva’.

Katedral Kristus Sang Juru Selamat saat diledakkan, 1931.

Puluhan tahun setelahnya, pada akhir 1990-an gereja itu direstorasi ke desain aslinya hingga bisa bertahan menjadi seperti saat ini. Sekarang, Katedral Kristus Sang Juru Selamat menjadi katedral utama Gereja Ortodoks Rusia. 

2. Katedral St Basil (Sobor Vasiliya Blazhennogo) di Moskow

Konon, para pejabat Uni Soviet ingin menghancurkan salah satu simbol utama Moskow ini. Alasannya diduga karena proyek rekonstruksi Lapangan Merah mencakup jalan raya di dekat gereja — dan keberadaan gereja itu pun dianggap berpotensi menghambat berlangsungnya proyek. 

Katedral St. Basil.

Namun, para arsitek, pekerja renovasi, serta tokoh-tokoh budaya penting menolak ide penghancuran Katedral St. Basil dan bersikeras bahwa gereja tersebut harus dipertahankan (kabarnya, Josef Stalin secara pribadi pun tak mengizinkan gereja itu dihancurkan).

Katedral St. Basil akhirnya tetap berdiri, dijadikan museum sejarah dan arsitektur — bahkan secara resmi masih menjadi bagian dari Museum Sejarah Negara.

3. Katedral Kazan di Sankt Peterburg

Setelah Revolusi Bolshevik 1917, gereja ini diserahkan ke para pendeta yang setia kepada penguasa Soviet dan layanan kebaktian diizinkan berlanjut di dalam gereja. 

Katedral Kazan di Sankt Peterburg

Namun, tak lama setelahnya, Katedral Kazan ikut ditutup disusul oleh dibukanya Museum Sejarah Agama dan Ateisme di sana. 

Pada awal Perang Dunia II, pameran tentang pahlawan yang didedikasikan untuk para komandan militer berjasa di masa lalu diselenggarakan di Katedral Kazan — sebelum kebakaran terjadi dan museumnya ditutup.

Pameran tentang pahlawan di Katedral Kazan.

Selama beberapa dekade,Katedral Kazan kemudian perlahan-lahan direstorasi. Pada 1990-an, kebaktian dan ibadah di dalam gereja dilanjutkan, meski status gereja ini masih museum. Pada 2000, Katedral Kazan secara sepenuhnya diserahkan ke Gereja Ortodoks Rusia dan kini menjadi katedral utama Sankt Peterburg. 

4. Katedral Isaakievskiy di Sankt Peterburg

Kaum Bolshevik menyita seluruh barang berharga dari katedral dan menyerahkan katedral ini kepada paroki — bahkan, jemaah itu juga yang harus membayar semua tagihan listrik.

Katedral Isaakievskiy di Sankt Peterburg.

Untuk waktu yang lama, pemerintah Uni Soviet tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan mahakarya arsitek Auguste Montferrand tersebut. Namun, pada akhirnya, Museum Anti-Agama Negara dibuka di sana pada 1931 dan Bandul Foucault juga diletakkan di dalamnya. 

Selama Perang Dunia II pecah, diyakini bahwa tentara Nazi tidak mengebom Katedral Isaakievskiy.

Boris Kudoyarov. Kubis sebagai pengganti mawar, 1942

Sebaliknya mereka justru menggunakan gereja ini sebagai titik acuan untuk meluncurkan tembakan dan navigasi. Oleh karena itu, Katedral Isaakievskiy digunakan sebagai tempat penyimpanan berbagai artefak berharga — yang juga dibawa dari museum lain. 

5. Katedral Juru Selamat (Tserkovʹ Spasa na Krovi) di Sankt Peterburg

Kebaktian pertama pasca-revolusi diselenggarakan di gereja ini. Namun, pada 1930, Katedral Juru Selamat ini ditutup — dan untuk waktu yang lama, pemerintah Uni Soviet lagi-lagi tidak harus berbuat apa dengan gereja tersebut.

Katedral Juru Selamat (Tserkovʹ Spasa na Krovi) di Sankt Peterburg.

Secara mengejutkan, perang menyelamatkan mahakarya bergaya Neo-Rusia ini dari pembongkaran, karena para pejabat Leningrad saat itu lebih mengkhawatirkan hal-hal lain. 

Selama pengepungan Leningrad, Katedral Juru Selamat digunakan sebagai kamar mayat — mayat-mayat warga setempat yang meninggal akibat kelaparan juga dibawa ke sana.

Gereja Sang Juru Selamat di atas Tumpahan Darah selama Perang Dunia II

Namun, setelah perang, gereja ini diserahkan ke Teater Opera Kecil sebagai tempat penyimpanan properti panggung. Baru pada 1970-an, Katedral Juru Selamat diserahkan kepada pengelola museum dan pada 1997, setelah direstorasi selama 27 tahun, ia kembali dibuka untuk umum. 

Apakah bulan sabit pada salib Kristen Ortodoks Rusia berkaitan dengan agama Islam? Cari tahu selengkapnya di sini!

Pembaca yang budiman,

Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut:

  • ikutilah saluran Telegram kami;
  • berlanggananlah pada newsletter mingguan kami; dan
  • aktifkan push notifications pada situs web kami.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki