Tujuh Hewan yang Dimobilisasi di Uni Soviet selama Perang Dunia II

Evgeniy Khaldey/MAMM/MDF/russiainphoto.ru/
Selama Perang Dunia II berlangsung, moto ‘segalanya untuk pertempuran, segalanya untuk kemenangan’ telah menyatukan semua lapisan masyarakat di Uni Soviet. Bahkan, ‘pasukan-pasukan kecil’ juga ikut bertempur di garis depan dan belakang. Lantas, apa saja hewan yang tergabung dalam ‘pasukan kecil’ ini? 

1. Anjing

Menurut Federasi Kinologi Rusia (Russian Kynological Federation/RKF), hampir 70 ribu anjing dikerahkan untuk ikut bertempur di Uni Soviet selama Perang Dunia II. Kala itu, masyarakat diperintahkan untuk menyerahkan anjing peliharaan mereka yang memenuhi syarat kepada Tentara Merah dan Komisariat Rakyat untuk Urusan Dalam Negeri (Narodný komissariat vnutrennih del/NKVD).

Puluhan ribu anjing tersebut ditugaskan di dalam pasukan penjaga di perbatasan dan korps pemberi sinyal. Mereka berjasa dalam mendeteksi ranjau dan keberadaan kendaraan penghancur berlapis baja.

Tak berhenti di situ, mereka juga melakukan misi pengintaian dan sabotase, menjaga aset-aset penting, membantu memasok amunisi, peralatan, bahan makanan, serta membantu mengevakuasi tentara yang terluka ke rumah sakit. 

2. Kuda

Pada awal perang, Tentara Merah masih memiliki beberapa divisi kavaleri (pasukan berkuda). Namun, lambat laun, jumlah pasukan ini berkurang. Meski begitu, ‘tenaga kuda’ masih digunakan secara ekstensif di garis depan medan perang.

Kuda berperan dalam mengangkut pasokan kargo dan artileri di luar jalan raya — medan yang tidak dapat ditempuh kendaraan pada umumnya. 

3. Rusa

Selain pemilik anjing, para penggembala rusa Soviet juga ikut dipanggil ke garis depan bersama rusa-rusa mereka. Pasukan ‘kavaleri’ rusa terbukti efektif bertugas di wilayah dingin seperti Lingkaran Arktik dan di Karelia.

Hal ini dikarenakan rusa tidak berisik — dan tidak suka mengeluarkan suara, bisa mencari makan sendiri, bisa berenang, dan tidak mudah terjebak salju. 

Rusa berperan dalam mencari pilot yang tertembak jatuh di hutan-hutan dan mengevakuasi mereka ke rumah sakit. Selain itu, pasukan rusa juga berperan untuk mengantar kargo dan pos, menemani para prajurit, melakukan misi pengintaian, dan membawa pasukan ke belakang garis musuh. 

4. Unta

Hewan berpunuk ini mulai dilibatkan di medan perang selama Pertempuran Stalingrad. Mereka berperan penting dalam mengangkut amunisi, bahan bakar, bahan makanan — bahkan ada unta yang khusus ditugaskan di lapangan sebagai ‘bantuan medis’ untuk para prajurit yang terluka. 

Salah satu unta yang paling terkenal atas jasanya di garis depan adalah unta bernama ‘Belalang’. Selama terjadi serangan bom, ia akan langsung berbaring di dalam lubang dan meringkuk seolah menyerupai bola. Unta ini kemudian sampai ke Reichstag — dan menurut legenda, ‘Belalang’ bahkan meludahi wilayah itu di Jerman itu.

5. Merpati 

Di garis depan, merpati berperan penting sebagai pengantar pesan antara pusat komando militer dan medan perang ketika saluran radio tidak berfungsi.

Selain itu, merpati pun sangat bermanfaat untuk menghubungkan pusat komando dengan tentara dan pasukan divisi pengintai yang beroperasi di belakang garis musuh. 

6. Kucing

Percaya atau tidak, kucing juga berjasa selama perang — mereka ditempatkan sebagai pasukan bagian belakang dan berperan penting selama pertempuran di Leningrad. Usai blokade musuh berhasil dihancurkan pada 1943, kucing adalah hewan pertama yang dibawa kembali ke kota.

Peran yang mereka lakukan adalah membasmi tikus. Kucing pun ‘dipekerjakan’ di Hermitage: selain memburu tikus, tugas mereka adalah melindungi mahakarya yang tersimpan di museum itu dari berbagai hama. 

7. Lumba-lumba (diduga!)

Konon, lumba-lumba juga direkrut oleh Angkatan Laut Soviet sebagai ‘pasukan kamikaze’: diduga, mereka berperan dalam mengantar ranjau ke kapal-kapal musuh — meski para ahli sangat skeptis dalam mengevaluasi penggunaan lumba-lumba untuk menghancurkan ranjau di laut.

Namun, yang sudah menjadi fakta umum adalah bahwa sebuah pusat pelatihan lumba-lumba tempur dibuka di Sevastopol pasca Perang Dunia II pada 1960-an. Di sana, mamalia ini dilatih untuk melakukan operasi penyelamatan, serta melacak ranjau dan penyusup.

Kontribusi kucing selama perang tidak bisa dipandang sebelah mata — mereka sangat berjasa, jauh dari yang Anda bisa bayangkan! Bagaimana kisahnya? Selengkapnya, simaklah di sini!

Pembaca yang budiman,

Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut:

  • ikutilah saluran Telegram kami;
  • berlanggananlah pada newsletter mingguan kami; dan
  • aktifkan push notifications pada situs web kami.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki