Apa Rencana Hitler Terhadap Penduduk Soviet jika Nazi Memenangkan Perang?

Adolf Hilter dengan para jenderal Wehrmacht, Agustus 1941.

Adolf Hilter dengan para jenderal Wehrmacht, Agustus 1941.

Keystone-Prancis/Gamma-Keystone melalui Getty Images
Nazi berencana untuk memusnahkan sebagian penduduk Uni Soviet dan mengubah sisanya menjadi budak, atau mendeportasi mereka ke bagian Asia dari wilayah Soviet.

Pada tanggal 22 Juni 1941, pasukan Jerman melintasi perbatasan barat Uni Soviet. Mereka berhasil berhasil menembus pertahanan Tentara Merah dan terus maju ke arah Leningrad, Moskow, dan Kiev. Dalam waktu yang relatif singkat, mereka telah menduduki wilayah yang luas di Ukraina, Belarusia, dan Baltik.

Diketahui bahwa, pada tahun 1941, rencana komando militer Jerman termasuk merebut ibu kota Soviet, tetapi upaya tersebut berakhir dengan kegagalan. Pada tahun berikutnya, Wehrmacht (angkatan bersenjata Nazi) berencana untuk memasuki Sungai Volga dan merebut Stalingrad dan kemudian Kaukasus dengan kandungan minyaknya yang kaya.

Tentara Jerman bertempur di Uni Soviet.

Tapi apa tujuan akhir dari "perang salib melawan Bolshevisme" Hitler? Di perbatasan mana tentara Jerman harus berhenti? Serta seperti apa nasib yang akan melanda Uni Soviet jika kalah perang?

Penaklukan

Nazi sangat menyadari bahwa mereka tidak akan dapat menduduki seluruh wilayah Soviet hingga pantai Pasifik. “Ukuran wilayah Rusia yang luar biasa membuatnya mustahil untuk ditaklukkan sepenuhnya,” catat Generalfeldmarschall Wilhelm Keitel, kepala Komando Tinggi Wehrmacht. 

Setelah mengalahkan Tentara Merah — diperkirakan akan memakan waktu enam hingga sepuluh minggu untuk mencapai ini — pasukan Jerman akan pindah ke garis yang membentang dari Volga ke Arkhangelsk. Menurut rencana di balik 'Operasi Barbarossa', sebuah "penghalang melawan Rusia Asia" akan didirikan di sana. “Kawasan industri terakhir yang tersisa di tangan Rusia di Ural dapat dilumpuhkan oleh angkatan udara,” pernyataan dalam dokumen tersebut.

Perempuan Soviet menangis di atas reruntuhan desa asalnya yang dibakar oleh Nazi.

Mengingat kemajuan militer Wehrmacht yang signifikan, perbatasan operasional dan strategis ini dipindahkan secara substansial ke arah timur, sampai ke Pegunungan Ural sendiri. “Reich hanya akan aman jika tidak ada kekuatan militer asing di sebelah barat Ural; Jerman lah yang dapat melakukannya… perlindungan daerah ini,” pernyataan Hitler pada tanggal 16 Juli 1941. 

Diduga bahwa, dengan kehilangan minyak Kaukasus (ladang minyak di Siberia belum ditemukan), Uni Soviet yang kalah akan menghilang begitu saja dari peta politik Eropa sebagai negara kesatuan, sementara sisa-sisanya tidak akan dapat mengancam Jerman pada kondisi apapun. Rusia juga akan kehilangan seluruh Timur Jauh dan sebagian Siberia hingga Danau Baikal, wilayah yang menurut rencana strategis Kantokuen, seharusnya direbut oleh Jepang.

Hitler juga tidak akan mengabaikan sekutu Eropanya. Nazi berencana untuk memberikan Karelia timur dan Leningrad yang dihancurkan ke Finlandia dan Bessarabia dan sebagian Ukraina ke Rumania.

Adolf Hitler.

Kepemimpinan Nazi tidak memiliki pemahaman yang tepat tentang seperti apa struktur administratif-teritorial dari wilayah pendudukan nantinya. Beberapa wilayah seharusnya dimasukkan langsung ke dalam Reich Ketiga  (Jerman) di masa depan, sementara yang lain berstatus wilayah semi-tergantung, "koloni militer", dan seterusnya.

Sementara itu, entitas administratif, yang dikenal sebagai 'Reichskommissariats', sedang dibentuk untuk melakukan penjarahan besar-besaran atas wilayah yang direbut. Reichsmarschall Hermann Göring, yang bertanggung jawab atas eksploitasi ekonomi wilayah Soviet, menyatakan: “Di Timur, saya berniat untuk merebut dan menjarah secara efektif. Segala sesuatu di Timur yang dapat berguna bagi Jerman harus disingkirkan dan dikirim ke Jerman secepat mungkin.”

Kolonisasi

Pertempuran belum selesai dan Tentara Merah belum terkalahkan, namun Reich Ketiga sudah sibuk merencanakan bagaimana memukimkan kembali orang Jerman di Lebensraum ("ruang hidup" yang baru diperolehnya). Di antara organisasi yang mengajukan skema untuk Jermanisasi wilayah Soviet adalah Kantor Utama Keamanan Reich, Kementerian Reich untuk Wilayah Pendudukan Timur, Front Buruh Jerman, dan Komando Tinggi Wehrmacht.

Warga Leningradian meninggalkan rumah mereka yang dihancurkan oleh pemboman Nazi.

Apa yang disebut 'Generalplan Ost' (“Rencana utama untuk Timur”), ​​yang detailnya hanya terungkap sebagian, muncul melalui upaya kolektif dari beberapa institusi. Berdasarkan rencana tersebut, dalam waktu 30 tahun setelah berakhirnya perang, tidak lebih dari 14 juta penduduk lokal akan tersisa, di bawah kendali Jerman, di wilayah Eropa bekas Uni Soviet. 40-50 juta orang yang tersisa dapat mengharapkan pemukiman kembali ke Siberia Barat. "Dibesarkan dalam semangat Eropa", orang-orang Baltik (terutama orang Estonia dan Latvia) akan "diJermankan" di bawah rencana tersebut.

Tanpa menunggu "pemukiman kembali" dimulai, Nazi memulai pemusnahan massal populasi yang "tidak diinginkan dari sudut pandang rasial". Eksekusi massal terjadi terhadap siapa saja yang berlatar belakang Yahudi atau Gipsi, serta anggota staf politik Tentara Merah. Sebanyak 7 juta orang tewas akibat kelaparan terorganisir yang disengaja di wilayah pendudukan, di kamp tawanan perang, dan di Leningrad yang terkepung.

Henry Picker, anggota layanan hukum di markas besar Hitler, mencatat pemikiran bosnya tentang “Jermanisasi” bekas wilayah Soviet: “Tujuan kebijakan Timurnya dalam jangka panjang adalah untuk mengasimilasi ruang pemukiman ini oleh 100 juta perwakilan ras Jerman. Setiap upaya harus dilakukan dengan kegigihan yang teguh untuk mengirim satu juta orang Jerman menjadi satu ke sana. Selambat-lambatnya dalam waktu 10 tahun, dia ingin menerima laporan yang mengatakan bahwa minimal 20 juta orang Jerman tinggal di tanah Timur yang dianeksasi ke Jerman atau diduduki oleh pasukan kami”.

Anak-anak di kamp konsentrasi Nazi Majdanek.

“Dalam rangka memukimkan kembali ruang Rusia, kita harus menyediakan akomodasi yang sangat mewah bagi ‘petani Jerman’,” Führer menegaskan pada bulan September 1941. “Lembaga Jerman harus ditempatkan di gedung-gedung megah — istana gubernur. Semua yang dibutuhkan orang Jerman untuk keberadaan mereka dapat dikembangkan di sekitar mereka. Desa-desa Jerman yang sangat indah, dihubungkan oleh jalan-jalan terbaik, akan terbentang dalam radius 30-40 km di sekitar kota. Dunia yang berbeda akan muncul, di mana Rusia akan dibiarkan hidup sesuka mereka. Tapi dengan satu syarat: Kami akan menjadi tuannya.”

Anak-anak Rusia akan bersekolah di "sekolah rakyat", tetapi hanya sampai kelas empat. Menurut ahli ideologi Nazi, mereka akan diminta untuk mengetahui cara menulis nama mereka, menghitung hingga 500 dan juga menghafal bahwa "Tuhan menuntut mereka untuk mematuhi orang Jerman dan jujur, rajin, dan berkarakter baik".

Populasi, setelah direduksi ke tingkat primitif dan dipaksa ke dalam keadaan merosot (dengan dicabutnya perawatan medis yang berkualitas), harus diatur menurut prinsip "pecah belah dan kuasai". Erhard Wetzel, staf Kementerian Wilayah Pendudukan Timur menegaskan: "Orang Rusia dari Kommissariat Jenderal Gorky pasti memiliki perasaan yang ditanamkan dalam dirinya bahwa dia berbeda dalam beberapa hal dari orang Rusia dari Kommissariat Jenderal Tula," .

Adolf Hitler dengan para komandan Wehrmacht.

Rencana untuk kolonisasi wilayah Soviet terus disusun selama seluruh periode perang, bahkan setelah keberuntungan perang secara meyakinkan berayun melawan Nazi. Pada bulan April 1945, ketika artileri Soviet sudah menggempur Berlin, Hitler terus membahas "Lebensraum" di Timur untuk bangsa Jerman saat makan malam.

Selanjutnya, bagaimana kekacauan yang terjadi saat Nazi hampir merebut Moskow pada 1941? Simak selengkapnya!

Pembaca yang budiman,

Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut:

  • ikutilah saluran Telegram kami;
  • berlanggananlah pada newsletter mingguan kami; dan
  • aktifkan push notifications pada situs web kami.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki