Berapa Kali Stalin Berada di Garis Depan Selama Perang Dunia II?

Museum Seni Pavel Sokolov-Skalya/Yaroslavl
Tidak seperti Hitler, pemimpin Soviet tidak merencanakan perjalanannya ke garis depan sebelumnya.

Ada kepercayaan yang keliru bahwa Panglima Tertinggi Joseph Stalin tidak pernah maju ke depan dan lebih suka memimpin pasukan tanpa meninggalkan kenyamanan kantornya di Kremlin.

Faktanya, Stalin sebenarnya berkali-kali melakukan perjalanan ke berbagai lokasi pertempuran Tentara Merah. Karena perjalanan semacam itu bersifat rahasia, tidak ada yang bisa memastikan berapa kali Stalin berada di garis depan — namun, berkisar antara empat hingga sepuluh kali.

"Selama pertahanan Moskow, Stalin maju ke garis depan sebanyak dua kali," ingat Sergo, putra Lavrenty Beria, Komisaris Dalam Negeri Uni Soviet: “Tidak seorangpun pernah merencanakan sebelumnya. Misalnya, ketika Stalin sedang bepergian ke daerah Volokolamsk, tiba-tiba ia menelepon Zhukov dan ayah saya dan mengatakan bahwa, sedang bersama mereka, Stalin bermaksud mengunjungi salah satu pasukan garis depan pada hari itu… Dua kompi dari resimen NKVD menemaninya… Stalin menghabiskan beberapa waktu di pos komando, memeriksa garis depan Jerman dan kami kembali ke Moskow”.

Selain itu, kunjungan lain yang juga bisa dipastikan yaitu saat Stalin mengunjungi  markas depan Kalinin Jenderal Andrey Eremenko di Rzhev (230 kilometer dari Moskow) pada awal Agustus 1943. Kunjungan Panglima Tertinggi itu terkait dengan persiapan operasi 'Suvorov' untuk membebaskan Smolensk dan mengalahkan sayap kiri Pusat Grup Angkatan Darat Jerman.

Lalu, mungkinkah Uni Soviet memenangkan Perang Patriotik Raya tanpa kepemimpinan Stalin? Simak selengkapnya!

Pembaca yang budiman,

Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut:

  • ikutilah saluran Telegram kami;
  • berlanggananlah pada newsletter mingguan kami; dan
  • aktifkan push notifications pada situs web kami.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki