Sepanjang hidupnya, sang kaisar telah mempersiapkan pemakamannya sendiri. Pyotr yang menentang banyak tradisi Rusia kuno tak ingin dimakamkan segera setelah meninggal seperti para tsar Moskow lainnya. Sebaliknya, ia menginginkan perpisahan yang megah yang berlangsung hingga berhari-hari seperti yang dilakukan raja-raja Eropa.
Oleh karena itu, ketika ia tutup usia pada tahun 1725, upacara perpisahannya sendiri berlangsung selama 42 hari di istana. Tak ada satu pun ikon religius Rusia yang berdiri di dekat peti matinya. Prosesi pemakamannya diikuti oleh 11 ribu orang. Peti mati sepanjang dua meter itu dibawa ke Katedral St. Peter dan Paul di dekat Sungai Neva yang tengah membeku.
Aula pemakaman Peter I
Alexey RostovtsevSetelahnya, peti matinya dibiarkan tak terkubur selama enam tahun di katedral. Selang dua tahun kemudian istri Pyotr, Ekaterina I juga meninggal. Peti matinya diletakkan di samping peti matinya. Rumor mulai menyebar di antara orang-orang bahwa jenazah sang tsar tak dimakamkan, karena ada "eksperimen jahat" yang dilakukan pada tubuhnya.
Namun, alasan sebenarnya ternyata jauh lebih sederhana. Sang tsar telah memikirkan segalanya, kecuali fakta bahwa ia tak dapat meramalkan kematiannya yang terjadi tiba-tiba, sehingga ia tak dapat menyelesaikan pembangunan makamnya, begitu juga dengan pembangunan seluruh Katedral St. Peter dan Paul. Ketika Pyotr yang Agung meninggal, ia ditempatkan di sebuah kapel kayu untuk sementara di dalam bangunan yang masih dalam proses pembangunan tersebut.
Katedral St. Peter dan Paul di Sankt Peterburg
Public domainMenariknya, ketika akhirnya jenazahnya dikuburkan, pembangunan makamnya dibuat sedemikian rupa sehingga tidak bisa digali kembali, untuk menggali makamnya maka harus merobohkan seluruh bangunan Katedral St. Peter dan Paul.
Pembaca yang budiman,
Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut:
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda