Setelah Revolusi 1917 dan Perang Saudara di Rusia, ekonomi negara hancur dan seluruh negeri terancam kelaparan. Gara-gara kebijakan Komunisme Perang (sistem ekonomi dan politik yang ada di Rusia Soviet pada masa Perang Saudara Rusia dari 1918—1921), rakyat tidak puas dan, akibatnya, demonstrasi anti-Bolshevik muncul di mana-mana.
Sebuah toko pribadi pada tahun 1920-an.
MAMM/MDF/russiainphoto.ruDemi mengatasi situasi ini dan mempertahankan posisi kekuasaan mereka, pada tahun 1912 kaum Bolshevik mengambil langkah tak terduga dengan mengizinkan kembali perusahaan swasta di bidang usaha kecil dan menengah. Relaksasi ini tercatat dalam sejarah sebagai Kebijakan Ekonomi Baru (KEB).
Sebuah pasar di Nizhny Novgorod.
Arkday Shaykhet/MAMM/MDF/russiainphoto.ruPertama-tama, kebijakan baru tersebut berdampak pada sektor pangan. Pajak makanan yang sangat besar, yang merupakan beban berat bagi para petani selama Perang Komunisme, turun drastis. Selain itu, individu diizinkan untuk memperdagangkan kelebihan makanan.
Pedagang kaki lima di Moskow.
Alexander Rodchenko/MAMM/MDF/russiainphoto.ruAlih-alih menerima “jatah” makanan, orang-orang mulai dibayar dengan uang yang dapat digunakan untuk membeli makanan mereka sendiri. Orang-orang juga diizinkan untuk mempekerjakan tenaga kerja secara pribadi, bahkan menciptakan usaha swasta kecil-kecilan. Tak hanya itu, hubungan pasar pun secara efektif diizinkan.
Bersantai sambil minum minum anggur di sebuah studio seniman avant-garde.
Alexander Rodchenko/MAMM/MDF/russiainphoto.ruDi samping toko-toko pribadi, tempat minum, kabaret, dan restoran pun muncul. Orang-orang merasakan kebebasan dan kebangkitan setelah perang berdarah.
Sebuah restoran komersial semasa KEB.
Arsip Film dan Foto Negara RusiaBagaimanapun, dampak periode KEB paling jelas terlihat pada dunia mode. Orang-orang tak perlu merasa malu terlihat “borjuis” dan menjaga penampilan.
Perempuan era KEB (foto sebelah kanan adalah Lilya Brik, kekasih penyair populer Vladimir Mayakovsky dan simbol seks zaman itu)
Mikhail Smodor/Kostromskaya starina; Alexander Rodchenko/MAMM/MDF/russiainphoto.ruSeragam kerja diganti dengan pakaian modis. Para perempuan memakai topi, stoking dan gaun mewah, dan, untuk kali pertama, mereka mulai memotong pendek rambut mereka dan mengeriting ala Zelda Fitzgerald. Sementara itu, para pria mengenakan setelan jas dengan suspender.
Pegawai kadin sedang berlibur di dekat Petrograd (sekarang Sankt Peterburg).
Pusat Arsip Dokumen Film dan Foto Negara Sankt Peterburg/russiainphoto.ruMeski tak sejalan dengan ideologi komunisme, semangat era KEB juga merambah ke budaya sehingga membawa tradisi avant-garde. Para seniman, desainer, musisi, dan pembuat film semuanya melakukan eksperimen berani.
Anggota kelompok propaganda avant-garde yang tampil untuk mengabarkan berita kepada orang buta huruf.
Museum Teater Negara A. A. Bakhrushin/russiainphoto.ruSuasana era NEP di Moskow dan Petrograd (sekarang Sankt Peterburg) dapat dibandingkan dengan versi sederhana era tahun '20-an yang menderu di Amerika dan daya pikat The Great Gatsby (novel karangan F. Scott Fitzgerald, seorang pengarang berkebangsaan Amerika, yang menggambarkan suatu masa yang dijuluki Era Jazz oleh si penulis). Pada awal 1920-an, kedua ibu kota itu menyerupai Berlin atau Paris.
Perempuan era KEB (foto sebelah kanan adalah aktris Faina Ranevskaya)
Mikhail Smodor/Kostromskaya starina; Moisei Nappelbaum/MAMM/MDF/russiainphoto.ruNamun, era KEB tidak berlangsung lama. Kebijakan tersebut ternyata tidak dapat memecahkan tantangan ekonomi yang dihadapi negara itu. Pada 1927, tidak ada cukup makanan untuk memasok kebutuhan pekerja dan karyawan perkotaan, sementara produsen kecil dan pemilik toko tidak dapat mendukung negara setelah kehancuran perang saudara.
Apalagi, Rusia jelas membutuhkan industrialisasi yang cepat untuk menahan ancaman intervensi asing. Selain itu, ada alasan ideologis: banyak orang Bolshevik dalam struktur Partai Komunis khawatir bahwa kapitalisme “yang tercela” seharusnya tidak boleh tumbuh di negara itu lagi.
Orang-orang semasa KEB.
Foto arsipKepedulian terhadap makanan, kesenangan, dan keuntungan modal mulai dirasakan sebagai dampak kembalinya cara hidup borjuis yang bertentangan dengan ideologi Revolusi.
Manikur tahun 1920-an.
Arkady Shaykhet/MAMM/MDF/russiainphoto.ru“Kaum KEB” yang menjadi kaya mulai dianggap sebagai reinkarnasi para penghisap darah dan musuh kelas pekerja. “Kaum KEB” menjadi istilah yang kasar dalam propaganda Soviet yang sama dengan kaum borjuis.
Karikatur seorang pemuja KEB (kiri), kartu pos zaman KEB (kanan)
Foto arsipKemunduran KEB bermula dari pengambilan gandum dari petani secara paksa pada tahun 1928. Kemudian, pada bulan April 1929, Konferensi Partai Komunis ke-16 menyetujui rencana industrialisasi paksa Uni Soviet, yang menyiratkan berakhirnya ekonomi pasar dan sentralisasi totalnya. Akibatnya, negara mulai mengambil alih segala jenis usaha.
Ilustrasi restoran semasa KEB.
Foto arsipPembaca yang budiman,
Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut:
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda