Pada 2004, BBC menayangkan film dokumenter “Who Killed Rasputin?” Media tersebut mengeklaim bahwa pembunuhan tersebut dirancang oleh badan intelijen MI6 Inggris, sementara perwira Inggris Oswald Raynerlah yang melepaskan tembakan terakhir ke kepala Rasputin. Benarkah begitu?
Mansfield Smith-Cumming (1859—1923), direktur pertama Dinas Intelijen Rahasia (SIS)
Foto arsipBagaimanapun, klaim tersebut hanya didasarkan pada memoar dan kesaksian orang Inggris — pertama-tama, Sir George Buchanan, Duta Besar Inggris untuk Kekaisaran Rusia pada 1910—1917. Michael Smith, seorang wartawan, menulis bahwa Kepala Biro Intelijen Rahasia Inggris Mansfield Cumming memerintahkan tiga agennya di Rusia untuk melenyapkan Rasputin pada Desember 1916.
Salah satu di antara ketiga agen tersebut bernama Oswald Rayner. Dia berkuliah di Oxford bersama Felix Yusupov (bisa dibilang orang terkaya di Rusia pada masa itu dan suami Putri Irina, satu-satunya keponakan Nikolay II).
Oswald Rayner (1888—1961)
Foto arsipMeski Yusupov dan Rayner adalah sahabat karib — Rayner berada di Sankt Peterburg pada hari pembunuhan Rasputin, bahkan mengunjungi Istana Yusupov pada malam yang sama — semua ini tidak membuktikan bahwa dia membunuh Rasputin. Kemudian di Eropa, Rayner membantu Yusupov menerjemahkan buku pertama Felix tentang pembunuhan Rasputin. Kabarnya, mereka mungkin mengarang cerita supaya sesuai dengan kebutuhan mereka.
Pangeran Felix Yusupov, Count Sumarokov-Elston (1887—1967)
SputnikProfesor Keith Jeffery, dari Queen's University, Belfast, yang diberikan akses tak terbatas pada arsip-arsip bersejarah Dinas Intelijen Rahasia (SIS), mengatakan dia tidak menemukan bukti apa pun untuk mendukung klaim bahwa MI6 terlibat dalam pembunuhan Rasputin pada 1916. “Jika MI6 ikut andil dalam pembunuhan Rasputin, saya berharap dapat menemukan beberapa jejaknya,” katanya.
Grigoriy Rasputin (1869—1916)
Global Look PressGrigoriy Rasputin dekat dengan keluarga kaisar gara-gara dia berhasil meringankan penyakit Alexei, sang pewaris takhta, yang kemungkinan ia lakukan dengan teknik hipnosis. Yang jelas, Rasputin melakukan sesuatu yang tak bisa dilakukan oleh dokter atau pendeta Ortodoks mana pun. Tak heran, banyak orang iri pada Rasputin. Namun, ia memiliki musuh yang lebih kuat.
Setelah 1905—1906, Rasputin tampaknya telah “memahami” kekuatannya dan mulai berkhotbah. Dia bahkan mengatakan bahwa saat-saat terakhir Kekaisaran Rusia akan tiba, sementara Dinasti Romanov akan bertahan hanya selama dia hidup. Dia juga meramalkan bahwa semut-semut raksasa akan menghancurkan kerajaan dan kota, kupu-kupu akan berubah menjadi elang, dan lebah akan merangkak seperti ular. Tidak, kami tidak bercanda — begitulah “prediksi” Rasputin.
Grigoriy Rasputin, Permaisuri Aleksandra, dan anak-anaknya. 1908, Tsarskoye Selo
Foto arsipBerkat kemampuannya dalam penyembuhan dan hipnosis, Rasputin memiliki pengaruh kuat pada Permaisuri Aleksandra dan, akhirnya, pada sang tsar. Pada 1911, Gereja Ortodoks Rusia secara terbuka mengkritik Rasputin dan Kementerian Dalam Negeri memerintahkan pengawasan terhadap “sang tabib” di luar ruangan. Tak seorang pun, terutama pejabat tinggi, menyukai kenyataan bahwa ada pria gila yang mengendalikan politik negara.
Kemudian, muncul desas-desus (tetapi tidak pernah terbukti) bahwa pada 1912, Rasputin meyakinkan Nikolay II untuk tidak terlibat dalam Perang Balkan sehingga menunda partisipasi Rusia dalam Perang Dunia I selama dua tahun. Pada 1914, Rasputin masih sangat tidak setuju dengan keputusan untuk terlibat dalam perang. Ia mengatakan bahwa keterlibatan dalam Perang Dunia I akan membawa negara pada liang bencana. Gerak-gerik Rasputin pun ternyata diwaspadai oleh sekutu Rusia, terutama Inggris, yang ingin agar Rusia terlibat dalam perang dengan Jerman — jika tidak, sebagian besar kekuatan perang Jerman akan dilepaskan ke Inggris.
Pangeran Dmitry Pavlovich dari Rusia (1891—1942)
United States Library of CongressAda banyak memoar dan catatan berbeda tentang hari pembunuhan Rasputin dan banyak orang telah dikaitkan dengan kasus tersebut. Sampai hari ini, sebagian besar sejarawan Rusia setuju bahwa pembunuhan itu dirancang oleh Pangeran Felix Yusupov, Vladimir Purishkevich (politisi ultranasionalis sayap kanan), dan Pangeran Dmitri Pavlovich (sepupu pertama tsar). Orang-orang ini hampir pasti hadir di TKP. Kemungkinan besar juga ada dua lagi: dokter Stanislav Lazovert (yang diduga bertanggung jawab atas peracunan) dan Letnan Sergey Sukhotin.
Istana Yusupov
Legion MediaPembunuhan Rasputin sebetulnya masih menyisakan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban. Misalnya, Felix Yusupov mengubah pernyataannya tentang malam itu sebanyak lima kali. Selain itu, laporan forensik yang asli tidak ditemukan. Jadi, kami mengumpulkan sedikit demi sedikit informasi untuk mencoba dan mereka ulang tempat pembunuhan.
Menggunakan status dan ketenarannya, Felix Yusupov mengundang Rasputin ke istananya di tanggul Sungai Moyka, konon, untuk bertemu dengan beberapa perempuan yang menarik hati sang biarawan. Di sana, dia ditawarkan kue dan anggur yang diracuni dengan sianida. Rasputin menghabiskan semuanya, tetapi tak ada efek apa pun.
“Saya menyaksikan dengan ketakutan,” kenang Yusupov kemudian. “Racun itu seharusnya langsung bereaksi, tetapi, yang membuat saya heran, Rasputin terus berbicara seolah tak terjadi apa-apa.”
Pangeran Felix Yusupov pada usia senja
Getty ImagesYusupov pergi sebentar, dan kemudian kembali dengan pistol. Dia menembak Rasputin, tetapi setelah beberapa waktu ia sadar kembali dan menyerang Yusupov. Kemudian komplotan lain masuk dan menembak Rasputin beberapa kali lagi, tetapi dia melarikan diri ke halaman. Dia dikejar dan ditembak lagi, kali ini berakibat fatal. Kemudian, para pembunuh mengikat tubuhnya dan melemparkannya ke sungai dan mayatnya baru ditemukan keesokan harinya.
Jasad Grigoriy Rasputin
Getty ImagesAhli forensik menemukan tiga luka pada jasad Rasputin: di hati, ginjal, dan kepala — semuanya mematikan. Jadi, tidak jelas kapan tepatnya — dan oleh siapa — Rasputin terbunuh dan, karena itu, sangat tidak mungkin dia bisa lari. Biasanya, seorang pria meninggal dalam waktu 20 menit setelah hatinya terluka.
Setelah ditemukan, mayat Rasputin tidak terlilit mantel dan tidak diikat. Keadaan ini tentu bertentangan dengan apa yang diklaim oleh para pembunuh.
Forensik tidak menemukan kandungan sianida dalam perut Rasputin. Ada versi lain yang menyebutkan bahwa dokter Lazovert, yang diduga disewa oleh Pangeran Dmitry untuk menyiapkan racun, tidak benar-benar melakukannya. Ada juga versi yang mengatakan bahwa tidak ada kue atau anggur beracun, dan semua ini dikarang oleh Yusupov untuk alasan tertentu.
Webley .455, pistol yang diduga digunakan untuk membunuh Rasputin
Getty ImagesPangeran Yusupov dan para pembantunya mengerti bahwa pembunuhan Rasputin pasti akan membawa teror pada keluarga tsar yang percaya pada kekuatan “supranatural” sang biarawan. Jadi, untuk membuktikan bahwa dia hanyalah manusia biasa, seorang pengikut aliran sesat yang terlahir di neraka, Yusupov mengarang cerita bahwa racun pun tak dapat membunuh Rasputin — kemampuan untuk “bertahan” dari racun secara tradisional dikaitkan dengan penyihir, dan Gereja Ortodoks sama sekali melarang segala aktivitas yang berhubungan dengan sihir. Jadi, Yusupov ingin membuktikan bahwa Rasputin bukanlah “orang suci”, melainkan sebaliknya.
Segera setelah mengetahui pembunuhan Rasputin, Permaisuri Aleksandra menuntut para pembunuh untuk dieksekusi. Namun, Kaisar memiliki pandangan berbeda: Pangeran Dmitry dikirim untuk bertugas di ketentaraan di Iran (yang ironisnya justru menyelamatkannya dari Revolusi), sementara Felix Yusupov dikirim ke pengasingan di salah satu dari banyak lahan pribadinya.
Penyelidikan pembunuhan Rasputin hanya berlangsung selama dua bulan sampai Nikolay II turun takhta — dua hari setelah itu, Kepala Pemerintahan Sementara Alexander Kerensky memerintahkan penghentian penyelidikan.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda