Operasi Bagration, serangan besar-besaran Tentara Soviet di Belarus pada akhir Juni 1944, tercatat sebagai kekalahan militer terbesar Jerman sepanjang sejarah. Operasi tersebut menewaskan hampir setengah juta Tentara Nazi dan menghancurkan seluruh Satuan Darat Grup Tengah Jerman. Pada 3 Juli, Tentara Merah sepenuhnya membebaskan Minsk.
Ibu kota Lituania Soviet adalah titik penting yang strategis untuk menuju Prusia Timur. Pada 9 Juli, Tentara Merah berhasil mengepung Vilnius. Setelah pertempuran sengit, kota itu terbebaskan pada 13 Juli. Unit-unit partisan Lituania, yang menyerang Nazi dari arah selatan, memberikan bantuan yang signifikan untuk pergerakan Pasukan Soviet.
Selama pendudukan, Jerman mengubah kota Lituania terbesar kedua, Kaunas, menjadi benteng yang kuat. Meski begitu, pasukan Soviet hanya butuh beberapa hari saja untuk membebaskan kota tersebut. Dimulai pada 29 Juli, dua serangan besar yang dilancarkan Tentara Merah berhasil memusnahkan separuh garnisun Jerman. Setelah itu, muncul masalah lain. Kota Kaunas ternyata penuh ranjau. Lebih dari 5.500 ranjau ditemukan dan disingkirkan dari seluruh kota dan pinggirannya.
Pembebasan Moldova dan ibu kotanya, Chisinau, diakui sebagai salah satu operasi Tentara Merah yang paling sukses selama Perang Dunia II, salah satu dari apa yang disebut “sepuluh pukulan Stalin”. Alhasil, Kelompok Tentara Ukraina Selatan, yang di dalamnya termasuk pasukan Jerman dan Rumania, hancur total, dan Rumania sendiri akhinya meninggalkan Blok Poros.
Lantaran kekalahan Jerman di Moldavia dan kudeta di Rumania, pasukan Soviet secara efektif memanfaatkan kekacauan tersebut dan dengan cepat memasuki Bukares tanpa perlawanan, dan disambut hangat oleh seluruh warga.
Pada September 1944, komando Jerman menyadari bahwa mereka tak bisa mempertahankan wilayah Estonia dan memerintahkan evakuasi massal. Lebih dari 60.000 tentara dievakuasi keluar dari Tallinn, sementara pasukan utama Jerman mundur ke Courland (Latvia barat). Pada 22 September, pasukan Soviet dengan mulai memasuki kota yang hampir tak terjaga tersebut.
Dengan merebut Riga, pasukan Soviet berencana untuk menghabisi pasukan Jerman yang mundur dari Estonia. Namun, perlawanan sengit oleh pasukan Schutzstaffel (SS) Latvia di pinggiran kota tersebut menunda serangan Soviet selama hampir dua minggu sehingga Jerman berhasil pindah ke Courland. Tentara Merah akhirnya membebaskan Riga pada 15 Oktober.
Tentara partisan Josip Broz Tito dan Tentara Rakyat Bulgaria membantu Tentara Merah dalam upaya pembebasan Yugoslavia dan Beograd. Serangkaian serangan cepat dan efektif berhasil menghancurkan Nazi dari negara itu, memusnahkan Kelompok Tentara Serbia, dan secara signifikan mempersulit evakuasi Jerman dari Yunani.
Ibu kota Polandia berhasil dibebaskan setelah tiga hari pertempuran. Serangan mendadak yang dilancarkan pasukan Soviet memungkinkan mereka untuk melintasi Vistula dan mengambil alih Warsawa. Tentara Pertama Polandia, sekutu Tentara Merah, memimpin sebuah gerakan di bawah iringan lagu kebangsaan Polandia. Serangan terakhir dilakukan oleh Tentara Tank Pengawal Ke-2 Soviet, yang berhasil menyerbu garis belakang musuh dan memotong semua jalan mundur untuk garnisun Jerman.
Jerman memanggil 13 divisi tanknya untuk mempertahankan Budapest. Konsentrasi pasukan tank semacam itu adalah hal yang langka bahkan untuk Front Timur. Meski Jerman dan Hongaria dikepung di Budapest pada 29 Desember, mereka menolak menyerah dan terus berjuang selama lebih dari 1,5 bulan.
Merebut Bratislava membuka rute langsung bagi Tentara Merah ke Praha. Komando Jerman berencana menggunakan kota itu sebagai benteng jangka panjang. Namun, pasukan Soviet berhasil menghindari serangan langsung dan melancarkan serangan balasan terhadap kota itu dari barat laut. Ibu kota Slovakia berhasil dibebaskan dalam dua hari.
Tentara Merah memulai serangannya ke Wina dari timur dan selatan, sementara berusaha menghindari kota tersebut dari barat. Para prajurit berjuang mati-matian karena Jerman telah mengubah setiap rumah dan bangunan di kota itu menjadi benteng. Di bawah tembakan musuh yang sengit, para insinyur Soviet meledakkan Jembatan Reichsbrücke, jembatan utama kota Wina. Panik, pasukan Jerman berhasil dikalahkah dan ibu kota Austria berhail dibebaskan setelah seminggu pertempuran.
Dalam pertempuran sengit ini di jantung pertahanan Nazi, Jerman, bersama tentara SS Prancis, Skandinavia, dan Latvia, mati-matian membela setiap meter persegi wilayah mereka, bertempur demi setiap jalan, lapangan, dan rumah. Didukung Tentara Rakyat Polandia, pasukan Soviet membutuhkan waktu lebih dari seminggu untuk merebut kota itu. Pertemputan di Gedung Reichstag (gedung parlemen) bahkan masih berlanjut setelah Hitler bunuh diri pada 30 April. Sumber utama perlawanan terakhir di Berlin ditekan habis-habisan pada 2 Mei, tetapi konfrontasi terpisah bahkan masih terjadi pada 7 Mei.
Meski Berlin telah jatuh dan Nazi telah menyerah, Praha masih terus berjuang. Pasukan Jerman yang tersisa terkonsentrasi di sana dengan harapan menerobos ke barat dan menyerah kepada Amerika. Pada 5 Mei, penduduk Praha memulai pemberontakan, yang dengan cepat didukung oleh para kolaborator dari Divisi Infanteri Pertama Tentara Pembebasan Rusia, yang sebelumnya berjuang di bawah Komando Jerman, tetapi kemudian pindah haluan demi mendapatkan pengampunan. Dengan kedatangan pasukan Soviet, para kolaborator melarikan diri ke barat, dan pada 9 Mei garnisun Praha menyerah kepada Tentara Merah.
Rusia tumbuh menjadi bangsa yang besar karena tidak lupa dengan sejarah bangsa mereka. Namun, dari sekian banyak persitiwa bersejarah, setidaknya ada lima peristiwa yang dianggap paling penting dalam sejarah Rusia.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda