Estonia pada 1935.
Museum Maritim EstoniaSelama berabad-abad, ribuan orang Swedia mendiami wilayah Estonia barat dan kepulauan Estonia, dan mereka menetap di sana bahkan ketika masa Stormaktstiden (masa Kekuasaan Besar Swedia) berakhir, Laut Baltik berhenti menjadi "danau Swedia" dan orang Swedia meninggalkan tanah tersebut.
Ketika Uni Soviet mencaplok negara-negara Baltik pada musim panas 1940, hampir 10 ribu orang Swedia Estonia menjadi warga Uni Soviet. Dekat dengan Barat, minoritas nasional ini sangat berbeda dari populasi lain di Kekaisaran Soviet. Stalin dan para pemimpin Soviet lainnya memutuskan bahwa mereka butuh perlakuan khusus dan cara eksklusif untuk berkomunikasi.
Tak banyak yang diketahui di Barat tentang apa yang terjadi di dalam masyarakat Soviet yang tertutup. Namun, Swedia Estonia adalah pengecualian. Selama berabad-abad, mereka terus berhubungan dengan Swedia, dengan hati-hati memantau nasib mereka dan tidak akan berhenti melakukannya bahkan setelah aneksasi negara Baltik oleh Uni Soviet.
Karena informasi menyebar melalui Swedia ke negara lain, penting bagi pimpinan Soviet untuk menunjukkan kepada dunia seberapa baik mereka memperlakukan minoritas nasional ini.
Menurut jurnalis dan sejarawan Swedia John Chrispinsson, orang-orang Estonia keturunan Swedia harus dilihat di mata orang-orang Barat sebagai gambaran Soviet tentang kehidupan ideal di surga sosialis.
Hal ini sangat penting mengingat Uni Soviet secara signifikan memperburuk hubungannya dengan Barat setelah aneksasi Polandia timur dan Negara Baltik, dan serangan terhadap Finlandia sebelum Perang Dunia II.
Terlepas dari kenyataan bahwa minoritas Swedia berjumlah kecil, perhatian besar diberikan kepada mereka di tingkat tertinggi. Rezim Komunis secara luas mendukung identitas dan bahasa nasional Swedia, menggarisbawahi bahwa Swedia dapat menikmati kesempatan yang ditolak bagi mereka selama periode pemerintahan nasional Estonia, yang memiliki sedikit kepedulian terhadap identitas nasional mereka.
Tentara Merah memasuki Estonia pada Oktober 1939.
Domain publikDua program radio di Swedia diluncurkan di radio nasional, yang secara teratur ditayangkan pada hari Kamis dan Minggu. Dua menteri dengan pengetahuan bahasa Swedia bergabung dengan pemerintah Estonia Soviet.
Pada 17 Oktober 1940, terbitan pertama surat kabar Sovjet-Estland (Soviet Estonia) berbahasa Swedia muncul. Ia terbit beberapa minggu sebelum surat kabar dengan nama yang sama di Rusia (salah satu yang paling penting di wilayah ini) terbit di siang hari. Lebih dari 1.100 eksemplar Sovjet-Estland secara teratur diterbitkan dan beberapa di antaranya dikirim ke Stokholm untuk kebutuhan Partai Komunis Swedia.
Sovjet-Estland memberitahu para pembaca tentang tingkat pengangguran yang tinggi dan krisis yang mendalam di Swedia, sementara orang Swedia Estonia “mendapat kebebasan nasional dan kesejahteraan sosial melalui sosialisme” (John Chrispinsson. Den Glömda Historien, Stokholm, 2011). Itu sebabnya mereka tidak memiliki alasan untuk kehilangan tanah air bersejarah mereka, kata surat kabar itu.
Di dunia media Soviet, Sovjet-Estland tetap menjadi salah satu dari sedikit sumber informasi tentang dunia luar untuk orang-orang Swedia Estonia, namun penuh propaganda dan kebohongan.
Bahasa Swedia secara aktif dilestarikan di kota-kota dan kepulauan Estonia Barat, di mana banyak orang Swedia tinggal: dalam nama-nama resmi jalan dan lokalitas, serta dokumen resmi.
Pendidikan disampaikan untuk Swedia Estonia dengan buku sekolah yang ditulis ulang sesuai dengan standar sosialis. Sekolah-sekolah yang ditutup setelah Soviet datang ke wilayah Baltik dibuka kembali. Birkas Folkhögskola (SMA Birkas Folk), pusat budaya Estonia yang terletak di Estonia barat, memperkenalkan kursus wajib dan pendidikan ideologi di Rusia.
Kepemimpinan Soviet berkontribusi banyak untuk mendukung tradisi rakyat Swedia Estonia dan berencana untuk menyelenggarakan festival tahunan budaya mereka dengan kegiatan olahraga, menyanyikan paduan suara, serta menampilkan tarian tradisional dan teater rakyat. Festival pertama hendak diadakan pada Juli 1941, namun perang tak memungkinkan hal itu digelar.
Rencana itu juga ditujukan untuk "ibu kota orang Estonia Swedia" Hapsal (Haapsalu), untuk membangun resor utama bagi seluruh Uni Soviet.
Soviet dengan hati-hati melakukan reformasi ekonomi terhadap orang-orang Swedia Estonia, dan berusaha menghindari tekanan yang berlebihan. Tidak seperti negara-negara Soviet lainnya, mereka telah menikmati pasar bebas selama hampir sembilan bulan sejak pencaplokan pada Juli 1940. Hanya pada April 1941 hal itu ditinggalkan.
Perusahaan pertanian dan peternakan besar dibagi antara pemilik baru untuk penggunaan permanen. Misalnya, di Pulau Ormsö, 85 pertanian dan peternakan kecil menerima lebih banyak lahan dengan mengorbankan 45 pertanian dan peternakan yang lebih besar. Hal ini membagi masyarakat menjadi golongan "kaya" dan "tidak," dan menyebabkan konflik dan kebencian di antara tetangga.
Hal yang paling menyakitkan bagi orang Swedia Estonia, yang kegiatan utamanya memancing, adalah pengambilan perahu mereka untuk dua peternakan ikan kolektif kolhoz yang baru didirikan.
Cara hidup Soviet, terutama ekonomi Soviet, tidak berpadu dengan orang-orang Swedia Estonia. Perayaan ulang tahun revolusi tidak dapat menggantikan Natal dan hari raya keagamaan lainnya yang dilarang, dan isolasi negara serta kehilangan koneksi ke tanah air bersejarah menyebabkan ketidakpuasan di kalangan penduduk.
Dalam diskusi pada Januari 1941 antara Kementerian Luar Negeri Swedia dan Soviet, pihak Soviet diberitahu bahwa lebih dari 5.000 orang Swedia Estonia ingin meninggalkan negara itu. Namun, Uni Soviet tetap diam karena tidak ingin menunjukkan emigrasi massal penduduknya kepada dunia.
Meski demikian, Soviet menyadari bahwa masalah itu ada. Pada Mei 1941, dalam pertemuan Komite Sentral Partai Komunis, dinyatakan bahwa hanya dua orang Swedia yang bergabung dengan Partai Komunis sepanjang waktu itu dan lebih dari 90% dari orang Swedia Estonia ingin meninggalkan Uni Soviet.
Swedia Estonia mengungsi dari Tallinn pada 1944.
Museum Maritim EstoniaBahkan dalam keadaan seperti itu, para pemimpin Soviet tidak ingin melumpuhkan populasi. Muncul usulan untuk menurunkan pajak bagi mereka, termasuk pajak makanan (untuk memastikan pengiriman wajib produk pertanian ke negara bagian), meninggalkan wajib militer, dan meningkatkan jumlah program radio di Swedia.
Ketika deportasi massal penduduk lokal dari Negara Baltik ke bagian timur Uni Soviet dimulai pada Juni 1941, orang Swedia kembali diperlakukan dengan relatif lembut. Hanya 36 orang yang dideportasi ke Siberia, dibandingkan dengan ribuan orang Estonia, Latvia, dan Lituania.
Percintaan aneh antara kepemimpinan Soviet dan Swedia Estonia berakhir dengan Perang Patriotik Raya (1941-1945). Ketika pada 1944 tentara Soviet memasuki Wilayah Baltik, lebih dari 7.500 dari 9.000 orang Swedia Estonia melarikan diri ke Swedia.
Tahukah Anda bahwa sistem pendidikan Uni Soviet dianggap sebagai salah satu yag terbaik di dunia? Dan mengapa bisa begitu?
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda