Ia mungkin penyamar paling sukses dalam sejarah Rusia, dengan meyakinkan negara bahwa ia adalah anak Ivan yang Mengerikan yang secara ajaib selamat dari pembunuhan sehingga berhak mewarisi takhta ayahnya. Nasibnya berubah pada 1606 ketika takhtanya dihanguskan sekelompok boyar yang membunuhnya. Negara kemudian hancur oleh gejolak dan perselisihan sipil.
Kebanyakan sejarawan percaya bahwa Dmitriy I Palsu adalah buronan bernama Grigory Otrepiev. Saat beredar rumor bahwa Dmitriy yang asli masih hidup, Otrepiev adalah pendeta yang bertugas untuk seorang pangeran di Polandia. Ia kemudian mengklaim sebagai anak tsar Rusia, dan bahwa seorang lain mengambil posisinya karena bahaya yang ada. Polandia merasa klaim ini bisa menguntungkan mereka sehingga ide itu disetujui, sehingga Dmitriy I Palsu bisa memakai mahkota.
Selama kekuasaan Dmitriy I Palsu, untuk pertama kalinya dalam sejarah orang asing bisa tinggal di Moskow. Selain itu, orang-orang Polandia mengatur pernikahan Dmitri dengan Putri Polandia, Marina Mniszech, yang kemudian dinobatkan sebagai tsaritsa. Karena mereka menempatkan penyamar di atas takhta, orang-orang Polandia tidak menganggapnya sebagai figur penguasa yang kuat dan berkuasa di Rusia, sehingga mereka masuk ke rumah-rumah di Moskow, memperkosa wanita dan merampok orang-orang di jalanan. Tapi setelah sang penyamar terbunuh, warga Moskow langsung melawan orang asing. Menurut legenda, proyektil sempat ditembakkan dari sebuah meriam ke arah Polandia.
Ilustrasi perusakan rumah Yahudi di Konnovino, dekat Nizhny Novgorod.
Mary Evans/Global Look PressSejak kemunculannya, Protokol Para Tetua Zion, yang diduga sebagai “rencana Yahudi untuk menguasai dunia”, telah dipublikasi, diterjemahkan, dan disebarkan dalam jutaan kopi. Pemalsuan sejarah ini memicu sentiment anti-Semitisme di Rusia selama berpuluh-puluh tahun, yang berdasar pada konspirasi Yahudi-Mason.
Pertama dipublikasikan pada 1903 oleh harian Sankt Peterburg Znyama, dengan judul Program Yahudi untuk Menguasai Dunia, ‘rencana’ itu dirancang oleh 24 protokol dengan cara bagaimana para Yahudi akan menghancurkan pemerintahan dunia dan membangun kerajaan Yahudi global dari puing-puingnya.
Menurut sebuah cerita, pada 1897 seorang agen badan keamanan Rusia menemukan manuskrip untuk protokol-protokol itu di dalam sebuah koper milik ahli ideologi Zionis, Theodore Herzl. Setelah protokol itu dipublikasikan, Rusia menjadi saksi mata gelombang pembunuhan besar-besaran terhadap Yahudi. Meski mereka yang mengeksekusi pembunuhan itu tak mengetahui ada protokol seperti itu, para pemimpinnya tahu dan percaya ia benar-benar ada.
Sementara keraguan tentang keaslian protokol muncul segera setelah publikasi, perdebatan mengenai masalah ini berlangsung selama satu abad, dan baru berakhir pada 2006 ketika para aktivis hak asasi manusia Rusia menuntut agar protokol tersebut dimasukkan dalam daftar bahan ekstremis dan terlarang, yang dilakukan pada 2012.
Allen W. Dulles.
AP"Ketika perang berakhir, semuanya akan kembali ke tempatnya semula. Dan kita akan memberikan kepada mereka semua yang kita miliki, segala sesuatu yang kita miliki - semua emas kita, semua kekuatan material kita - untuk menipu dan menipu orang! Otak dan kesadaran manusia mampu berubah. Dengan menabur kekacauan, kita tidak akan mungkin mengganti nilai mereka dengan yang palsu dan membuat orang mempercayainya. " Kata-kata ini berasal dari rencana mantan Direktur CIA Allen Dulles, yang menjelaskan dugaan upaya dinas rahasia AS tersebut untuk melemahkan dan akhirnya menghancurkan Uni Soviet dengan menanamkannya dengan nilai-nilai palsu dan "godaan dunia bebas," seperti "tarian modis, pakaian cantik, karakter rekaman musik, puisi dan nyanyian." Sebenarnya, dokumen palsu itu merupakan produk ideologi pasca-Soviet yang muncul pada 1990-an.
Dugaan rencana tersebut telah dikutip di TV, di media cetak dan dirujuk dalam banyak debat. Banyak orang Rusia yang percaya, dan hal ini mengakar kuat dalam jiwa Rusia sehingga sentimen anti-AD berkembang tidak hanya di tahun 1990-an, namun berlanjut sampai sekarang.
Kutipan pertama dari rencana tersebut diterbitkan pada tahun 1993 di surat kabar Soviet Russia. Bahkan Pemimpin Ortodoks Ivan dari Sankt Peterburg dan Ladoga mengutip mereka (dan juga Protokol Para Tetua Sion) sebagai bukti bahwa Barat telah meluncurkan sebuah perang yang "direncanakan dengan hati-hati" dan "kejam" terhadap Rusia. Akhirnya, semakin banyak kontradiksi ditemukan dalam dokumen tersebut. Sebagai contoh, keseluruhan rencana tersebut ternyata diambil dari novel tahun 1981, Eternal Call, oleh Anatoly Ivanov.
Ada juga upaya untuk membuat orang percaya bahwa KGB telah menerima rencana tersebut dari agen yang menyamar di A.S. Namun, bahkan setelah bertahun-tahun "teks asli" ini masih belum ditunjukkan kepada publik.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda