Kartu As Sekutu: Tiga Pilot Soviet Mematikan yang Menembak Jatuh Banyak Pesawat di PD II

Pertempuran udara selama Perang Dunia II itu brutal dan mematikan. Berikut adalah kisah dari tiga pilot tempur terhebat Soviet yang merupakan kartu as negara. Mereka menembak jatuh pesawat musuh lebih banyak dari pilot-pilot Angkatan Udara Britania Raya selama Pertempuran Britania. Hanya pilot-pilot Jerman terhebat yang mampu menembak jatuh lebih banyak saat itu.

Ivan Kozhedub

Ivan Kozhedub di dekat Iasi, Romania, pada 1944

Ivan Kozhedub adalah pilot yang mampu menjatuhkan 64 pesawat; pilot tempur Sekutu yang paling sukses pada Perang Dunia II. Namun begitu, pertempuran udara pertama Kozhedub adalah juga yang terakhir. Jet tempur La-5 yang ia bawa mengalami kerusakan berat setelah pertempuran udara dengan Messerschmitt Bf-109 milik Jerman. Selain itu, saat mengarah balik ke markas, friendly fire dari senjata antipesawat Soviet juga hampir sepenuhnya merusak pesawatnya, namun Kozhedub mampu mendarat dengan selamat.

Adalah sebuah keistimewaan tersendiri bahwa Ivan Kozhedub selalu mampu menyelamatkan pesawatnya. Saat perang, ia ditembak berkali-kali namun tidak pernah jatuh, dan masih mampu membawa pesawatnya kembali ke markas.

Ia berpartisipasi dalam 120 pertempuran udara, namun jarang mengambil risiko yang tidak perlu. Sebagai penembak yang akurat, ia lebih memilih menarget pesawat musuh dari jarak 200-300 meter.

Di antara korbannya adalah bomber tukik Ju-87, bomber He-111, pesawat tempur Fw-190 dan Bf-109, dan bahkan pesawat tempur bertenaga jet pertama di dunia, Me-262.

Messerschmitt Me 262 milik Jerman.

Mungkin tak dapat dipercaya, namun saat pertempuran sedang panas Kozhedub bahkan terpaksa membela diri melawan pilot Amerika. Setelah memukul mundur beberapa pejuang Messerschmitt Jerman selama Pertempuran Berlin, dia bertemu dengan bomber B-25 Amerika dan pejuang pendamping mereka yang mengira dia adalah musuh.

"Siapa yang kamu tembak?! Saya?!", Kozhedub dengan murka mengingat kejadian itu bertahun-tahun kemudian. Dipaksa membela diri, dia menembak jatuh dua jet tempur P-51 Mustang.

Di lain waktu, saat berpatroli, dia menembak jatuh beberapa bomber AS B-17 Fortress yang tidak bereaksi terhadap peringatan berulang-ulang setelah memasuki wilayah udara pendudukan Soviet di Jerman.

Karir terkemuka dari sang kartu as Soviet tidak berhenti di Jerman. Di bawah kepemimpinannya, Divisi Aviasi Tempur Ke-324 meraih 239 kemenangan dalam Perang Korea (1950-1953).

Alexander Pokryshkin

Alexander Pokryshkin

Dengan 59 kemenangan, Alexander Pokryshkin dianggap sebagai kartu as kedua Soviet dan Sekutu.

Ia memulai karir militernya sebagai montir pesawat terbang, namun keinginannya adalah untuk bisa membawa pesawat. Pokryshkin 39 kali gagal masuk ke sekolah penerbangan, namun upayanya yang ke-40 membuahkan hasil.

Selama Perang Patriotik Raya, Pokryshkin melihat perang udara tidak hanya sebagai keterampilan untuk dipelajari, tapi juga sains. Dia dengan teliti mempelajari pertempuran yang melibatkan skuadronnya. Pokryshkin termasuk di antara sedikit orang yang mengerti betapa kunonya taktik Angkatan Udara Soviet selama perang, dan berkontribusi banyak untuk memperbaikinya.

Alexander Pokryshkin bukanlah orang yang main aman. Dia selalu mencoba menyerang pesawat utama dalam formasi musuh karena itu adalah yang paling sulit.

Pesawat tempur Jerman yang jatuh pada 1941

Pilot Jerman dikabarkan selalu takut ketika berhadapan dengannya. Dikatakan bahwa mereka biasa saling memperingatkan: "Achtung! Achtung! Pokryshkin ada di langit.”

Nikolay Gulayev

Nikolay Gulayev

Meski nomor tiga di peringkat pilot paling mematikan Soviet selama Perang Dunia II, Nikolay Gulayev mungkin memegang rekor tak terkalahkan sebagai pilot paling konsisten. Ia menembak jatuh 42 pesawat musuh dalam 42 pertempuran udara pertamanya. Secara keseluruhan, ia menembak jatuh 57 pesawat.

Ia tidak seterkenal Kozhedub dan Pokryshkin, namun memiliki kemampuan dan talenta yang sama dengan keduanya. Pertempuran pertamanya terjadi pada 1942. Ketika pesawat Jerman muncul di dekat pangkalan udaranya, pilot-pilot yang berpengalaman dikirim ke udara, dan Gulayev si rookie ikut bergabung tanpa perintah serta menembak jatuh sebuah bomber musuh.

Ia disanksi karena melanggar aturan, namun dipromosikan karena mampu menjatuhkan pesawat.

Pilot Fyodor Archipenko yang bertugas dengan Gulayev mengatakan: “Ia adalah pilot yang brilian… Tidak pernah panik, dan mampu mengatasi situasi dengan cepat. Ia sangat berani dan tekun, sering ikut membantu, dan punya semangat pemburu.”

Suatu saat ia menembak jatuh dua bomber Ju-87, dan ketika ia kehabisan amunisi, ia dengan berani menabrak bomber ketiga. Yak-1 yang ia bawa jatuh berputar-putar, tapi Gulayev mampu mendaratkannya.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki