Bom Kedua: Bagaimana Sankt Peterburg Selamat dari Ledakan yang Lebih Parah

Kota terbesar kedua di Rusia, Sankt Peterburg, mengalami serangan teroris mematikan pada Senin (3/4), pukul 14.40 waktu setempat.

Kota terbesar kedua di Rusia, Sankt Peterburg, mengalami serangan teroris mematikan pada Senin (3/4), pukul 14.40 waktu setempat.

Reuters
Bom yang tiga kali lebih kuat dari yang meledak ditemukan beberapa menit sebelum ledakan terjadi. Ia disamarkan sebagai alat pemadam kebakaran dan dijinakkan oleh seseorang yang suka rela membantu tanpa bantuan ahli. Berikut kami ungkapkan fakta-fakta tentang bom yang tidak jadi meledak di stasiun metro Ploshchad Vosstaniya.

Kota terbesar kedua di Rusia, Sankt Peterburg, mengalami serangan teroris mematikan pada Senin (3/4), pukul 14.40 waktu setempat. Seorang yang belum teridentifikasi memasang alat peledak buatan sendiri di terowongan di antara stasiun Tekhnologichesky Institut and Sennaya Ploshchad. Belakangan diketahui bahwa itu bukanlah satu-satunya bom; ada bom kedua ditemukan di pintu masuk stasiun Ploshchad Vosstaniya, dan ia ditemukan bahkan sebelum ledakan di Tekhnologichesky Institut terjadi.

Ia menjinakkan bom dan menyelamatkan banyak nyawa

Pihak berwajib melihat sebuah tas tidak bertuan di peron stasiun Ploshchad Vosstaniya sekitar sembilan menit sebelum ledakan di stasiun Tekhnologichesky Institut terjadi, menurut portal berita Sankt Peterburg Fontanka. Bom yang berada dalam tas tersebut dikamuflasekan oleh sang teroris dengan ditempatkan dalam alat pemadam kebakaran berukuran lima liter.

Presumably, a photo of a neutralized bomb at the metro station 'Ploshchad Vosstaniya'. / Photo: Russian Archives/Global Look PressFoto bom yang sudah dijinakkan di stasiun Ploshchad Vosstaniya. Sumber: Russian Archives/Global Look Press

“Di dalam alat pemadamnya, ada peledak seberat satu kilogram dan beberapa kilogram laher (yang dapat meningkatkan dampak dan kekuatan ledakan) terpasang dalam insulasi busa,” ujar seorang pejabat penegakkan hukum kepada koran Komsomolskaya Pravda.

Jika jadi meledak, tas berisi bom yang terdiri dari dua blok TNT, sebuah detonator, dan pecahan peluru dalam bentuk laher tersebut ternyata tiga kali lebih kuat dari yang meledak di stasiun Tekhnologichesky Institut. Belum dapat dikonfirmasi bagaimana sebenarnya bom tersebut dijinakkan, tapi ada yang mengatakan seorang anggota Garda Nasional Rusia yang menjinakkan bom tersebut seorang diri.

Train car, where the explosion took place. / Photo: Russian Archives/Global Look PressGerbong kereta tempat ledakan terjadi. Sumber: Russian Archives/Global Look Press

“Inilah yang terjadi kemarin: alat peledak itu dijinakkan oleh seorang anggota Garda Nasional Rusia, tidak menunggu-nunggu kedatangan seoran yang lebih ahli. Di stasiun Ploshchad Vosstaniya. Jadi, ia tidak hanya menyelamatkan dirinya, tapi juga banyak masyarakat sipil,” ujar seorang dengan username Mysh vovoshchnom di Telegram.

Menurut laporan media, berdasarkan rekaman CCTV, dua bom (satu yang meledak dan satu yang dijinakkan) tersebut dibawa ke stasiun metro oleh orang yang sama. Namun anehnya sang teroris meninggalkan bom yang lebih kuat dan, menurut sebuah teori yang cukup dipercaya, meledakkan dirinya di dalam gerbong kereta dengan bom yang lebih lemah daya ledaknya. Sebuah akun Telegram bernama Karaulny memberikan penjelasan sebagai berikut: “Bom di dalam alat pemadam kebakaran menggunakan alat pengatur waktu, sementara di gerbong kereta, si bajingan mengatur alatnya secara manual. Itulah kenapa bom yang besar ditinggalkan dan yang satu lagi ia pakai sebagai tas punggung.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki