Rencana untuk Pinjamkan Lahan Pertanian Siberia pada Perusahaan Tiongkok Picu Perdebatan

Foto: Lori/Legion Media

Foto: Lori/Legion Media

Belum lama ini, media Indonesia mengabarkan bahwa Presiden Indonesia Joko Widodo berencana mengizinkan warga asing memiliki properti di Indonesia. Isu serupa juga tengah meruak di Rusia. Pemerintah Rusia berencana meminjamkan lahan pada Tiongkok. Namun, rencana untuk meminjamkan lebih dari seratus ribu hektar lahan pertanian untuk perusahaan Tiongkok memicu perdebatan panas di Rusia.

Pemerintah wilayah Zabaikalye, yang terletak di perbatasan Timur Jauh Rusia dan provinsi Heilongjiang Tiongkok, berencana meminjamkan 115 ribu hektar lahan pertanian pada perusahaan Tiongkok Zole Resources Investment (ZRI) untuk periode 49 tahun. Berdasarkan kesepakatan tahap awal antara perusahaan Tiongkok dan pihak Rusia, jika proyek ini sukses maka area yang dipinjamkan akan diperluas menjadi dua ratus ribu hektar.

Politikus sayap kanan menolak keras proyek tersebut dan menilai hal itu akan membuka kesempatan Tiongkok untuk 'mengekspansi' Timur Jauh.

Proyek Skala Besar

Praktik peminjaman lahan di Timur Jauh Rusia pada Tiongkok bukanlah hal baru, namun para pakar menyebut sebelumnya area lahan yang dipinjamkan tidak seluas ini.

Pemerintah Wilayah Zabaikalye mengaku bahwa hal tersebut dilakukan akibat buruknya situasi ekonomi di wilayah itu dan rendahnya ketertarikan yang ditunjukkan oleh investor Rusia.

Ivan Zuenko, seorang Sinologis dari Universitas Federal Timur Jauh di Vladivostok menyebutkan bahwa proyek ini bisa menguntungkan dari sudut pandang ekonomi. "Pebisnis besar dari Tiongkok dapat memberi pemasukan baru bagi pemerintah setempat melalui pajak, menciptakan lapangan kerja, serta membantu mengembangkan perekonomian setempat."

Menurut Alexander Larin dari Institut Studi Timur Jauh di Russian Academy of Sciences, langkah ini positif karena tanah tersebut akan 'disuburkan' daripada tak digunakan sama sekali.

"Ekspansi Tiongkok"

Namun, partai sayap kanan Liberal Democratic Party of Russia (LPDR) menyebutkan peminjaman lahan tersebut dapat memicu 'ekspansi' Tiongkok di Timur Jauh.

LDPR berencana menghadap Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev untuk memveto proyek ini. "Jika tidak, dalam 20 tahun wilayah ini akan dikuasai oleh orang-orang Tiongkok," kata perwakilan LPDR Dmitry Lebedev.

Ivan Zuenko menilai, para politikus tersebut terlalu melebih-lebihkan ancaman yang diberikan Tiongkok. Menurut Zuenko, ketakutan akan invasi Tiongkok tak pernah ada di Vladivostok dan wilayah Timur Jauh Rsia, meski wilayah tersebut terletak sangat dekat dengan Tiongkok.

"Jumlah orang Tiongkok di wilayah tersebut tak berubah dibanding satu dekade lalu," kata Zuenko. Ia menambahkan bahwa warga Tiongkok yang tinggal di Timur Jauh kebanyakan bekerja di sektor jasa dan 'lebih banyak membawa keuntungan daripada kerugian'.

Bahaya Tersembunyi

Alexander Larin percaya bahwa terdapat beberapa bahaya yang tersembunyi dalam proyek Zabaikalye. "Lahan tersebut akan dipinjamkan hampir setengah abad. Selama 49 tahun petani Tiongkok akan tinggal di area tersebut bersama keluarga mereka. Apa yang akan terjadi pada mereka saat periode peminjaman berakhir? Kita tak bisa hanya sekadar mengirim mereka kembali ke Tiongkok."

Larin juga bertanya-tanya apakah warga setempat dapat hidup berdampingan dengan damai bersama para imigran Tiongkok. Media Rusia melaporkan bahwa beberapa petani lokal menawarkan untuk mengembangkan lahan tersebut.

Zuenko juga mengkhawatirkan hal yang sama, namun ia menyebutkan bahwa Rusia tak seharusnya menolak ide untuk memanfaatkan 'kekuatan ekonomi Tiongkok untuk mempromosikan kepentingan Rusia'.

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki