Aktivis oposisi Rusia sekaligus pejuang antikorupsi Alexei Navalny (tengah) sedang menunggu dimulainya sidang di pengadilan di Moskow, Rusia (19/12). Navalny, yang telah menjadi tahanan rumah sejak Februari, sedang diadili dalam sidang kedua yang mungkin akan menempatkan dia di balik jeruji. Foto: AP
Facebook dan Twitter mengambil keputusan untuk menolak pemblokiran halaman para pendukung tokoh oposisi, Aleksey Navalniy. Hal tersebut diberitakan oleh stasiun televisi Rusia Dozhd, mengacu pada beberapa informasi dari narasumber anonim. Menurut data dari Dozhd, kedua jejaring sosial tersebut telah bersiap menghadapi pemblokiran penuh di wilayah Rusia.
Blokir Halaman Pendukung Oposisi
Halaman akun Facebook yang digunakan untuk merencanakan aksi demonstrasi di jalan guna memberi dukungan pada Navalniy dibuat pada Jumat (19/12), segera setelah jaksa penuntut mengajukan hukuman total sepuluh tahun masa tahanan (termasuk masa percobaan satu tahun yang sedang berlangsung) pada Aleksey Navalniy. Sementara saudaranya, Oleg Navalniy, dijatuhi hukuman selama delapan tahun. Navalniy bersaudara menjadi tersangka pidana terkait kasus Yves Rocher. Kantor berita TJournal mengumumkan bahwa halaman Facebook pendukung Navalniy tersebut berhasil mengumpulkan 12 ribu tanda tangan dalam waktu singkat.
Namun pada Sabtu (20/12), halaman itu telah diblokir di Rusia berdasarkan perintah Kejaksaan Agung yang mengacu pada peraturan mengenai pemblokiran situs sebelum proses pengadilan berlangsung. Hal tersebut diungkapkan oleh juru bicara Roskomnadzor Vadim Ampelonskiy kepada stasiun televisi Dozhd. Roskomnadzor merupakan instansi yang menjalankan kontrol dan pengawasan di bidang komunikasi masa di Rusia.
Komunitas terbesar pendukung Navalniy di jejaring sosial Vkontakte, Skhod za Navalniy, juga telah diblokir. Menurut keterangan mantan Direktur Teknis Vkontakte Nikolay Durov, Roskomnadzor terus meblokir halaman-halaman pendukung Navalniy di jejaring sosial. Nikolay mengatakan bahwa saat ini Kejaksaan Rusia telah memerintahkan untuk memblokir lebih dari 50 komunitas serupa. Namun, tautan halaman-halaman tersebut tidak masuk dalam daftar sumber informasi terlarang di situs layanan federal. Durov memperkirakan para petinggi Vkontakte akan bereaksi terhadap permintaan Roskomnadzor segera setelah rapat dengan para pemegang saham.
Mantan Duta Besar AS untuk Rusia Michael McFaul mengutuk tindakan pemblokiran halaman Facebook tersebut melalui akun Twitter-nya. Beberapa redaksi media berita berpengaruh di AS juga melakukan hal serupa, termasuk Washington Post.
Facebook dan Twitter Terancam
Berdasarkan keterangan narasumber Dozhd, jejaring sosial tersebut tidak akan menutup halaman pendukung Navalniy yang lain. Hal itu diungkapkan oleh salah satu pendiri halaman perintis pendukung Navalniy yang diblokir, Leonid Volkov, yang juga merupakan Ketua Kampanye Pemilihan Navalniy dalam pemilihan Gubernur Moskow pada 2013 lalu. Ia kini tinggal di Luksemburg.
Sementara, narasumber lain mengatakan bahwa Twitter juga memutuskan untuk tidak memblokir akun yang memublikasikan informasi mengenai aksi dukungan terhadap Navalniy. Twitter akan memberitahukan pemilik akun untuk menghapus informasi tersebut sehubungan perintah Roskomnadzor, namun Twitter tidak akan mengambil tindakan langsung terkait hal itu. Salah satu pemberitahuan itu telah diterima oleh Georgiy Alburov, pendukung Navalniy. Sang narasumber menambahkan, Twitter juga sudah siap menghadapi pemblokiran penuh jasa mereka di wilayah Rusia
Namun, saat ini belum ada pernyataan resmi dari pihak Facebook dan Twitter terkait hal tersebut.
Kasus Yves Rocher
Pada 15 Januari mendatang, Pengadilan Zamoskvoredskiy akan menjatuhkan putusan hukuman pada Navalniy bersaudara terkait kasus Yves Rocher. Menurut versi dari tim penyidik, Navalniy bersaudara telah melakukan penggelapan uang perusahaan Yves Rocher Vostok sejumlah lebih dari 26,7 juta rubel (470 ribu dolar AS berdasarkan kurs saat ini) dan firma Mnogopofilnaya Protsessingovaya Kompaniya dengan jumlah lebih dari 4,4 juta rubel (77.500 dolar AS berdasarkan kurs saat ini) sejak 2008 hingga 2013.
Kejaksaaan mengajukan hukuman penjara sembilan tahun (setelah dipotong masa tahanan satu tahun) untuk Aleksey Navalniy, sedangkan Oleg Navalniy dituntut hukuman delapan tahun penjara.
Para pendukung oposisi pemerintah menyerang haraman Yves Rocher di Facebook dan Twitter, dengan meninggalkan komentar dan jawaban di seluruh kolom pesan kedua akun jejaring sosial tersebut.
Ingin tahu lebih banyak mengenai pihak oposisi di Rusia? Baca lebih lanjut. >>>
Nasib Oposisi Rusia, Tiga Tahun Kemudian
Partai Komunis Rusia Kembali Melihat Peluang Berkuasa
Oposisi di Rusia Hadapi Masa Sulit
Media Massa Oposisi di Rusia Kian Tertekan
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda