Komite Investigasi Federasi Rusia menyampaikan tubuh keempat korban kecelakaan sudah ditemukan dan kotak hitam pesawat Falcon pun telah diambil untuk diselidiki. Foto: Maksim Blinov/RIA Novosti
Pesawat tipe Falcon yang membawa Margerie tersebut tengah melaju di lintasan pesawat sesaat sebelum menabrak mobil pengeruk es jalanan milik jasa layanan bandar udara. Seluruh penumpang yang berada dalam pesawat tersebut yang berjumlah empat orang tewas dalam kecelakaan tragis itu. Hasil penyelidikan menyebutkan sang pengendara mobil pengeruk es saat itu sedang dalam keadaan mabuk. Namun, pengacara tersangka Aleksander Karabanov menyangkal informasi tersebut.
Berdasarkan keterangan Kementerian Situasi Darurat Rusia, kecelakaan terjadi pada pukul 23.58 waktu Moskow. “Ketika pesawat hendak lepas landas pada pukul 23.58, pesawat tersebut bertabrakan dengan mobil pengeruk es milik jasa layanan bandar udara. Tabrakan itu membakar habis pesawat beserta penumpangnya. Seluruh awak kabin meninggal di tempat, sementara sang pengendara mobil pengeruk es selamat dari tragedi itu,” terang juru bicara Bandara Vnukovo.
Versi Tim Penyidik
Komite Investigasi Federasi Rusia menyampaikan tubuh keempat korban kecelakaan sudah ditemukan dan kotak hitam pesawat Falcon pun telah diambil untuk diselidiki. Tim investigasi menyimpulkan terdapat empat penyebab kecelakaan tragis tersebut, yakni kesalahan pilot, kesalahan pengawas lalu lintas udara, kesalahan pengendara mobil pengeruk es, serta buruknya jarak pengelihatan saat itu.
Dassault Falcon 50 merupakan pesawat jarak jauh yang memiliki tiga mesin jet. Pesawat ini diproduksi sejak 1976 sampai 2008 oleh perusahaan Dassault Aviation.
Pada 1994, Presiden Rwanda dan Burundi juga meninggal dalam kecelakaan pesawat tipe tersebut. Ketika itu pesawat mereka ditembak jatuh oleh para pemberontak.
Dassault Falcon 50 digunakan dalam Angkatan Udara Prancis, Italia, Iran, Maroko, Portugal, Afrika Selatan, Venezuela, dan Ukraina.
“Saat ini sudah ditetapkan bahwa pengendara mobil pengeruk es tersebut tengah berada di bawah pengaruh alkohol. Kemungkinan akan ada keputusan pemberhentian sementara sejumlah pejabat bandara selama masa penyelidikan kasus pidana berlangsung,” terang pihak KIFR. Namun, pengacara supir pengeruk es Aleksander Karabanov menyangkal kebenaran informasi bahwa kliennya sedang berada dalam kondisi mabuk.
Komisi khusus di bawah pengawasan Komite Penerbangan Antarnegara telah dibentuk untuk melakukan investigasi atas tragedi pesawat ini. Dalam waktu dekat, para spesialis dari Prancis akan bergabung dalam kegiatan penyelidikan tersebut.
Berdasarkan fakta dan keterangan yang telah didapat, kecelakaan pesawat ini digolongkan sebagai kasus pidana, mengacu pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Rusia bab 3 pasal 263 mengenai pelanggaran atas peraturan keselamatan dan kelalaian pengoperasian transportasi udara yang menyebabkan kematian dua orang atau lebih. Namun, tim penyidik tak mempertimbangkan kasus kecelakaan ini sebagai sebuah tindak pembunuhan berencana.
Kepala Pusat Kendali Lintasan Udara Moskow Anatoliy Kulik mengatakan pada RBTH, saat ini para anggota pusat kendali udara yang memandu proses lepas landas pesawat naas tersebut sedang dalam proses interogasi guna memberi petunjuk penting untuk mengungkap kecelakaan pesawat di Vnukovo itu.
Karir de Margerie
Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan belasungkawa atas meninggalnya CEO Total Christophe de Margerie. Hal tersebut diumumkan oleh Juru Bicara Kepala Negara Rusia Dmitry Peskov. “Vladimir Putin sudah lama mengenal de Margerie, beliau memiliki relasi kerja yang dekat dengannya. Presiden sangat mengapresiasi kemampuan berbisnis de Margerie serta komitmennya yang konsisten terhadap pengembangan hubungan bilateral Rusia-Prancis dan kerja sama yang saling menguntungkan di berbagai aspek secara keseluruhan,” tutur Peskov.
CEO Total Chritophe de Margerie berada di Moskow untuk menghadiri pertemuan tahunan Dewan Konsultasi Penanaman Modal Asing Rusia, yang diselenggarakan oleh Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev.
Kepala salah satu perusahaan migas terbesar di dunia tersebut sebelumnya dikenal sebagai salah salah satu tokoh yang menentang pemberian sanksi pada Rusia.
De Margerie merupakan peraih dua penghargaan tertinggi negara Prancis yakni Légion d'honneur dan Ordre national du Mérite.
Ia menjabat sebagai CEO Total sejak tahun 2007. Pria yang lahir pada 6 Agustus 1951 di Paris tersebut mengawali karirnya sejak lulus dari Sekolah Tinggi Manajemen Paris tahun 1974.
Setelah menyelesaikan studi, de Margerie bergabung dengan Divisi Keuangan Total. Ia bertanggung jawab atas anggaran perusahaan serta pendanaan proyek eksploitasi dan eksplorasi migas. Pada 1987, de Margerie diangkat menjadi bendahara perusahaan. Tiga tahun kemudian, ia ditempatkan di Total Trading and Middle East sebagai Direktur Keuangan. Karirnya terus menanjak. Ia menjadi Wakil Direktur Utama, Direktur Utama, hingga Wakil Presiden Total di Timur Tengah.
Pada Juni 1995, de Margerie masuk dalam jajaran Dewan Eksekutif Total dan menjadi Wakil Presiden Eksekutif Total di Timur Tengah. Selang empat tahun kemudian, de Margerie diangkat menjadi Presiden Durektur Eksploitasi dan Eksplorasi di perusahaan gabungan TotalFina. De Margerie kemudian ditunjuk menjadi Wakil Direktur Utama Eksploitasi dan Eksplorasi di perusahaan gabungan TotalFinaElf pada Maret 2000. Kemudian sejak Januari 2002 ia diangkat menjadi Wakil Presiden Eksekutif Senior dan menjadi Presiden Eksplorasi dan Eksploitasi. Lalu sejak lima tahun lalu, de Margerie menjabat sebagai CEO Total.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda