Duta Besar Federasi Rusia untuk Republik Indonesia Mikhail Galuzin (tengah) bersama 50 orang orang peserta beasisw Pemerintah Rusia (batik merah) dari Kalimantan Timur. Foto: Fauzan Al-Rasyid/RBTH Indonesia
Para pelajar tersebut akan ditempatkan di empat perguruan tinggi ternama di Rusia yang memiliki spesialisasi pada bidang transportasi dan kereta api, antara lain Moscow State University of Railway Engineering, Saint Petersburg Railroad University, Rostov State Transport University, dan Samara State University of Transport. Para penerima beasiswa akan belajar di Rusia selama lima tahun untuk langsung memperoleh gelar spesialis.
Seleksi beasiswa dilakukan beberapa tahap dan melibatkan Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur, Univeristas Mulawarman, serta Pusat Kebudayaan Rusia di Jakarta. Pelajar yang diterima dalam program beasiswa ini akan mendapat pembekalan bahasa Rusia selama satu tahun di Universitas Tver, Universitas Tambov, dan Universitas Don. Setelah itu, pada tahun kedua hingga tahun keenam para peserta akan belajar mata kuliah teknis dengan empat pilihan jurusan yakni Konstruksi Rel Kereta Api, Jembatan, dan Terowongan, Transportasi Rel (Railway Rolling Stock), Operasi Rel Kereta Api, dan Manajemen Lalu Lintas Rel Kereta Api.
Siap Mental
Seviljrim berkompetisi dengan ribuan pendaftar beasiswa lainnya asal Kalimantan. Seleksi terdiri dari tes tertulis yang menyaring peserta menjadi 58 orang. Selanjutnya, peserta mengikuti seleksi tahap wawancara melalui Skype dengan PT KAB. Dari 58 peserta yang diseleksi, delapan orang yang gugur dan tersisa 50 orang yang akan diberangkatkan ke Rusia.
Dalam acara peluncuran program beasiswa pemerintah Rusia untuk periode 2014/2015 yang digelar di Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, RBTH Indonesia berkesempatan mewawancarai beberapa peraih beasiswa asal Kalimantan Timur tersebut. Salah seorang peserta beasiswa asal Samarinda, Seviljrim Sarangan, mengaku sangat gembira bisa menerima beasiswa untuk berkuliah di Saint Petersburg Railroad University. Pada tahun pertama, ia akan belajar bahasa Rusia di Universitas Tver. Setelah itu, Seviljrim akan melanjutkan kuliah di Saint Petersburg hingga meraih gelar spesialis.
Merantau di negara dengan bahasa yang sama sekali asing dalam waktu yang cukup lama tentu menjadi tantangan tersendiri bagi para peserta beasiswa. Namun Seviljrim mengaku sudah menyiapkan mental untuk belajar Rusia selama enam tahun.
“Selama dua bulan di sini kami dibekali dasar-dasar bahasa Rusia. Nanti setelah belajar bahasa Rusia di Tver selama setahun, saya akan tinggal di Piter selama lima tahun. Suhu udara pasti akan jadi masalah bagi saya, tapi saya telah menyiapkan mental untuk itu,” kata Seviljrim yang akan mengambil jurusan Manajeman Sistem Lalu Lintas Perkeretaapian di Saint Petersburg Railroad University itu.
Tantangan lain, menurut Seviljrim, adalah harus jauh dari orangtua selama enam tahun. “Itu tidak mudah. Orangtua tentu berat melepas saya, apalagi saya anak perempuan. Namun, demi cita-cita, orangtua saya sangat suportif,” tutur Seviljrim.
Ada pula peserta asal Balikpapan, Jeff Timothy, yang akan berkuliah di Fakultas Konstruksi Rel Kereta Api, Jembatan, dan Terowongan, Saint Petersburg Railroad University. Jeff mengaku awalnya tidak pernah terpikir akan belajar di Rusia. Tapi, ia sangat ingin berkuliah di luar negeri dan tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada. “Ini memang sebuah tantangan bagi saya. Saya memang bermimpi untuk bisa kuliah ke luar negeri, dan saya sangat senang bisa mendapat kesempatan ini,” kata Jeff.
PT KAB adalah perusahaan yang mengoperasikan infrastruktur rel kereta api, terutama membangun rel kereta untuk keperluan pengangkutan batu bara di Kalimantan. PT KAB didukung penuh oleh perusahaan kereta api terbesar di dunia asal Rusia, Russian Railways.
Rencana operasional PT KAB di Kalimantan Timur akan menghubungkan Kutai Barat, Paser, Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Balikpapan.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda