Warga Rusia Mulai Tak Takut Terhadap Sanksi Barat

"Sanksi terhadap Rusia adalah sanksi terhadap saya!" Orang-orang bepartisipasi dalam unjuk rasa di luar kedutaan besar AS di Moskow pada awal Maret lalu, ketika sanksi pertama terhadap Rusia diberlakukan. Foto: Evgeny Biyatov/RIA Novosti

"Sanksi terhadap Rusia adalah sanksi terhadap saya!" Orang-orang bepartisipasi dalam unjuk rasa di luar kedutaan besar AS di Moskow pada awal Maret lalu, ketika sanksi pertama terhadap Rusia diberlakukan. Foto: Evgeny Biyatov/RIA Novosti

Sebuah survei baru-baru ini menunjukkan bahwa jumlah warga Rusia yang mengkhawatirkan dampak sanksi ekonomi yang dikeluarkan oleh Barat bagi Rusia terus menurun.

Sebuah jajak pendapat dari Levada Center mengungkap bahwa ketakutan warga Rusia terhadap sanksi telah menurun. Survei terbaru yang dilakukan pada 18-21 Juli di 46 wilayah Rusia terhadap 1.600 responden ini menunjukkan hanya 36 persen warga Rusia mengkhawatirkan dampak sanksi dari Amerika Serikat dan Uni Eropa terkait situasi di Ukraina. Jumlah ini menurun dibanding awal Maret, ketika 53 persen warga Rusia masih mencemaskan dampak sanksi. Pada April, jumlah tersebut mulai menururun menjadi 42 persen.

Hasil survei juga warga Rusia tidak peduli atas kemungkinan isolasi internasional terhadap negara mereka. Dalam survei terbaru, hanya 38 persen warga Rusia yang mengkhawatirkan isolasi internasional. Angka tersebut turun dari 42 persen pada April dan 56 persen pada Maret lalu.

Denis Volkov, sosiolog dari Levada Center mengatakan bahwa temuan ini menunjukkan warga Rusia telah mulai terbiasa dengan gagasan sanksi. “Ketika sanksi diberikan untuk pertama kali, warga Rusia merasa takut. Namun, kini ketakutan itu tak ada lagi, terutama karena warga Rusia tidak terlalu paham akan kemungkinan dampak sanksi," tutur Volkov. Selain itu, menurut Volkov hanya sedikit warga Rusia yang menganggap serius situasi ini karena isu tersebut tidak diberitakan secara komprehensif di televisi Rusia.

Sentimen Pribadi

Warga Rusia umumnya tersinggung atas pemberlakuan sanksi. Sejumlah 66 persen responden tidak suka terhadap keputusan AS mengeluarkan sanksi bagi perusahaan-perusahaan besar Rusia, termasuk perusahaan minyak Rosneft, bank milik negara Vnesheconombank dan Gazprombank, serta perusahaan pertahanan negar. Sementara, 28 persen responden berkata mereka tidak peduli terhadap sanksi tersebut.

Pada saat yang sama, 29 persen warga Rusia merasa sanksi-sanksi ini akan menyebabkan masalah besar bagi seluruh negara, 35 persen percaya bahwa masalah yang ditimbulkan oleh sanksi tidak terlalu serius, sementara 30 persen yakin bahwa larangan-larangan itu tidak akan berdampak terhadap masyarakat biasa.

Menurut pendapat Volkov, konsekuensi sanksi masih belum jelas bagi orang biasa. “Warga Rusia akan pendapat lain ketika mereka melihat adanya keterkaitan logis antara pemberlakuan sanksi dan penurunan standar hidup,” jelas Volkov.

Namun, ada indikasi bahwa sikap ini mulai berubah. Jumlah warga Rusia yang setuju bahwa sanksi “hanya memengaruhi segelintir orang yang bertanggung jawab atas kebijakan Rusia terkait Ukraina” menurun dari 63 persen pada bulan Mei menjadi 59 persen pada Juli. Selaras dengan itu, jumlah orang yang percaya bahwa larangan itu akan memengaruhi masyarakat umum meningkat dari 24 persen pada Mei menjadi 34 persen pada Juli.  

Sergei Smirnov, Direktur Institut Kebijakan Sosial dan Program Sosio-Ekonomi di Perguruan Tinggi Ekonomi di Moskow menilai masyarakat Rusia akan terlambat memahami dampak sanksi. "Warga Rusia akan merasakan dampak sanksi ketika biaya bensin naik, ketika ada dorongan untuk membeli dolar, atau ketika mereka tidak dapat membeli beberapa barang impor," terang Smirnov.

Sergei Markov, Direktur Institut Kajian Politik, memperkirakan bahwa warga Rusia mungkin akan berubah pikiran tak lama lagi. “Warga Rusia mungkin akan merasakan pengaruh sanksi mulai September, ketika musim bisnis dimulai,” kata Markov. Menurut pendapat Markov, warga Rusia tidak percaya mereka akan terkena dampak gelombang sanksi terakhir karena mereka tidak terkena dampak sanksi yang sebelumnya.

Markov mengingatkan, meski dua gelombang sanksi yang pertama ditujukan pada individu spesifik, sanksi gelombang terakhir mengarah pada sektor-sektor kunci ekonomi Rusia.

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki