Pesawat Boeing 777 Malaysia Airlines jatuh di dekat kota Shakhtyorsk, wilayah Donetsk pada 17 Juli 2014. Foto: Reuters
Koran Kommersant menyampaikan bahwa perwakilan badan intelejen nasional Amerika Serikat telah mengadakan pertemuan tertutup di Washington perihal jatuhnya pesawat MH17 Malaysia di Ukraina. Berdasarkan versi dari badan intelejen AS, pesawat MH17 jatuh karena ditembak oleh militan pejuang kemerdekaan di Ukraina. Namun, sampai kini AS belum bisa memastikan siapa yang bertanggung jawab atas tragedi tersebut. Diduga kuat para milisi menembak MH17 secara tidak sengaja.
Intelejen AS tidak berhasil membuktikan keterlibatan Rusia dalam penembakan pesawat itu, namun mereka menganggap data mengenai tragedi tersebut dari Kementerian Pertahanan Rusia tidak valid. AS menolak memberi bukti tertulis untuk memperkuat kesimpulan mereka tersebut. “Badan intelejen nasional AS sendiri membuat kesimpulan berdasarkan foto satelit, penyadapan komunikasi, serta informasi dari jejaring sosial," tulis Kommersant.
Dalam salah satu artikel Nezavisimaya Gazeta tertulis bahwa jatuhnya MH17 tidak berpengaruh pada sikap Eropa atas kondisi politik dunia saat ini. Media ini menyebut bahwa Dewan Hubungan Luar Negeri Uni Eropa sedang menyiapkan daftar individu dan perusahaan Rusia yang akan dikenai sanksi karena Rusia telah meningkatkan ketegangan situasi di wilayah Ukraina timur.
Koran Nezavisimaya menegaskan tragedi MH-17 tidak menjadi faktor pemicu bagi Eropa untuk menyetujui pemberian sanksi tahap ketiga pada Rusia. Argumentasi Washington yang didasari pernyataan di media sosial dan penilaian menyeluruh atas kondisi lapangan, menuduh para separatis sebagai dalang dari tragedi tersebut dan Rusia harus bertanggung jawab atas aksi mereka. Namun, harian itu menyebutkan bahwa AS tidak akan terburu-buru menyampaikan hasil penyelidikan mereka ke publik.
Nezavisimaya Gazeta memperkirakan dalam waktu dekat Eropa akan mempertimbangkan tindakan pembatasan dalam bidang pertahanan bagi Rusia. “Uni Eropa kelak akan membatasi akses Rusia ke pasar modal dan teknologi rahasia jika pemerintah Rusia tidak melaksanakan resolusi Dewan Keamanan PBB yang disepakati pada Senin (21/7) kemarin," tulis Nezavisimaya.
Gazeta.ru memberitakan intelejen AS belum menemukan bukti yang dapat menunjukkan bahwa Rusia bersalah atas tragedi yang menimpa MH17. Hingga hampir seminggu setelah jatuhnya pesawat, pemerintah AS mengaku belum memiliki bukti keterkaitan langsung Rusia dengan tragedi tersebut.
Situs itu juga memberitakan ada keluhan di AS mengenai beredarnya informasi-informasi palsu yang tidak dapat dipercaya dan tanpa verifikasi oleh pemerintah Ukraina di jejaring sosial. Salah satu contoh adalah seorang narasumber di badan intelejen Amerika mengungkapkan tindakan Kiev yang memublikasikan video penembakan rudal dari sistem BUK. Sistem peluncur rudal yang dicurigai menembak MH17 itu telah melewati perbatasan Rusia. Tidak lama setelah video itu terbit, diketahui bahwa video itu tidak ada kaitannya dengan penembakan MH17. Staf Umum Kementerian Pertahanan Rusia juga menuduh Ukraina melakukan pemalsuan bukti.
Terlepas dari itu, salah satu sumber Gazeta.ru di badan intelejen AS mengatakan bahwa Rusia telah memicu terjadinya tragedi MH17 dengan mempersenjatai separatis di Ukraina. Sebelumnya AS telah menyampaikan banyak pernyataan terkait keterlibatan Rusia dalam penembakan pesawat MH17. Tuduhan langsung atas keterlibatan Rusia dalam penyerangan Boeing milik Malaysia Airlines disampaikan oleh Menteri Luar Negeri AS John Kerry. Namun, Moskow menyangkal tuduhan tersebut dan meminta AS untuk membenahi situasi saat ini terlebih dahulu.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda