Rusia membayar Ukraina US$ 98 juta per tahun untuk penyewaan pangkalan angkatan laut di Krimea. Kredit: Sergey Savostianov/RG
Krimea adalah sebuah semenanjung di selatan Ukraina. Wilayah Krimea terdiri dari Republik Otonom Krimea yang melingkupi sebagian besar semenanjung dan berbatasan dengan Rusia di sebelah timur, kota Sevastopol yang memiliki status istimewa dan dianggap sebagai entitas administratif tersendiri di Ukraina, dan sebuah bagian kecil dari Kawasan Kherson. Ibu kota Republik Otonom Krimea adalah Simferopol.
Berdasarkan sensus penduduk Ukraina pada 2001, populasi Krimea terdiri dari 2.413.228 jiwa. Menurut catatan Dinas Statistik Negara Ukraina, hingga 1 November 2013, penduduk Republik Otonom Krimea berjumlah 1.967.119 jiwa dengan komposisi lebih dari 50 persen merupakan orang Rusia, 24 persen orang Ukraina dan sekitar 12 persen orang Tatar Krimea.
Republik Sosialis Soviet Otonom Krimea didirikan pada 1921, setelah Perang Saudara yang terjadi pada 1917-1920 dan beberapa perubahan pemerintahan ‘putih’ dan ‘merah’. Republik tersebut menjadi bagian dari Republik Sosialis Federal Soviet Rusia (yang sekarang merupakan negara Federasi Rusia).
Saat Perang Dunia II, Krimea diduduki oleh Jerman dan Rumania selama empat tahun sebelum akhirnya dibebaskan oleh pasukan Soviet.
Pada 1954, presidium Dewan Agung Uni Soviet menetapkan kawasan Krimea diserahkan dari Republik Sosialis Federal Soviet Rusia ke Republik Sosialis Soviet Ukraina. Hingga 1991 Republik Sosialis Federal Soviet Rusia dan Republik Sosialis Soviet Ukraina merupakan bagian dari Uni Soviet. Setelah perpecahan Uni Soviet dan pendirian Ukraina sebagai negara merdeka, Krimea menjadi bagian dari Ukraina.
Hukum Republik Otonom Krimea tidak membahas gagasan bahasa ‘negara’ atau bahasa ‘resmi’ untuk penduduknya. Oleh karena itu, baik bahasa Rusia maupun bahasa Ukraina digunakan sebagai bahasa resmi di Krimea. Menurut survei yang dilakukan oleh Institut Internasional Sosiologi di Kiev pada 2004, bahasa Rusia digunakan sebagai alat komunikasi oleh 97 persen penduduk Krimea.
Infografik penggunaan bahasa Rusia di Ukraina
Di bawah Traktat Persahabatan, Kerja Sama, dan Kemitraan yang ditandatangani oleh Moskow dan Kiev pada 1997, Rusia diberi hak untuk tetap menggunakan pangkalan laut Sevastopol dan mempertahankan Armada Laut Hitam Rusia di Krimea hingga 2017.
Menurut perjanjian antara Rusia dan Ukraina tentang keberadaan Armada Laut Hitam Rusia di wilayah Ukraina, Rusia kapan pun boleh menempatkan 388 kapal (termasuk 14 kapal selam diesel) di wilayah perairan dan darat Ukraina. Selain itu, Rusia juga diizinkan menempatkan 161 pesawat di lapangan terbang sewaan di Gvardeiskoye (sebelah utara Simferopol) dan Sevastopol. Ini hampir sama dengan ukuran angkatan laut Turki, meski pada kenyataannya jumlah kapal dan pesawat Rusia yang berada di Krimea jauh lebih sedikit dari angka-angka tersebut.
Perjanjian awal ditandatangani untuk periode 20 tahun. Perjanjian tersebut akan otomatis diperpanjang untuk periode lima tahun kecuali salah satu pihak secara tertulis memberi tahu pihak lain tentang keputusannya untuk mengakhiri perjanjian setahun sebelumnya.
Perjanjian kedua yang ditandatangani di Kharkiv pada 2010 memperpanjang durasi keberadaan Armada Laut Hitam Rusia di Sevastopol hingga 2042.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda