Lebih dari 150.000 personil angkatan bersenjata Rusia ikut serta dalam latihan ini. Kredit: ITAR-TASS
Selain pasukan yang ditempatkan di dua distrik tersebut, Pasukan Pertahanan Udara, Pasukan Khas Udara dan Pasukan Penerbangan Angkutan dan Jarak Jauh juga disiagakan untuk bertempur.
Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoygu menyatakan lebih dari 150.000 personel mengikuti latihan. Berbagai kendaraan tempur juga telah disiapkan, antara lain 90 pesawat, 120 helikopter, 880 tank, 1.200 unit perlengkapan militer lain dan 80 kapal perang. Shoygu mengatakan semua tank akan melakukan penembakan dengan peluru sungguhan. Pesawat akan terbang dengan misi tempur dan akan ada pendaratan massal pasukan serang yang diangkut dengan helikopter.
Latihan dadakan sebelumnya pernah dilakukan pada 13 Juli 2013. Latihan tersebut melibatkan lebih dari 80.000 pasukan di Distrik Militer Timur dan merupakan latihan mendadak terbesar sejak 1991.
Menurut Shoygu, tujuan utama latihan ini adalah untuk menguji kesiapan tempur angkatan bersenjata Rusia. “Sepanjang tahun lalu kami telah memperbaiki indikator-indikator seperti tingkat perawatan perlengkapan militer Kementerian Pertahanan dan kekuatan unit militer. Sekarang kami ingin menguji koordinasi koordinasi antara berbagai angkatan bersenjata di beberapa medan tempur,” ungkap Shoygu.
Shoygu menekankan bahwa latihan mendadak ini sama sekali tidak terkait dengan krisis politik di Ukraina. Wakil Menteri Pertahanan Anatoly Antonov menambahkan, latihan ini telah direncanakan jauh-jauh hari dan ia tidak merasa perlu mengubah jadwal. “Apa pun peristiwa yang terjadi di bagian lain dunia, kami harus selalu memikirkan kesiapan tempur angkatan bersenjata Rusia,” ujar Antonov. Antonov menjelaskan bahwa latihan akan berlangsung di dekat perbatasan Rusia dengan negara lain, termasuk Ukraina. “Jika dilakukan di dekat perbatasan dengan Finlandia, latihan ini tidak akan menimbulkan kecurigaan atau spekulasi apa pun di media,” kata Antonov.
Latihan akan diadakan dalam dua tahap pada 26 Februari hingga 3 Maret. Pasukan yang berpartisipasi akan kembali ke pangkalan mereka pada 7 Maret.
Pada saat yang sama, Shoygu juga mengamati perkembangan di Crimea, tempat Armada Laut Hitam Rusia ditempatkan. Kementerian Pertahanan Rusia hendak memastikan keamanan fasilitas, infrastruktur dan gudang senjata Armada Laut Hitam.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda