Russia Direct: Saga Snowden Berlanjut

Foto: AP

Foto: AP

Dokumen rahasia yang diungkap oleh Edward Snowden menunjukkan Australia mencoba memantau telepon seluler SBY dan istri. Menurut dokumen sangat rahasia dari whistleblower Edward Snowden, mata-mata Australia telah berusaha menguping panggilan telepon pribadi presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, juga telepon seluler istri, menteri senior dan para tangan kanannya.

 

Butuh waktu lama untuk mengetahui cakupan dampak yang sesungguhnya dari pembocoran rahasia terbesar abad ini tersebut, setelah mantan kontraktor Dinas Keamanan Nasional Amerika (NSA), Edward Snowden, mengambil hingga 200.000 dokumen dan melarikan diri ke Hong Kong.

Pada musim panas 2013, dunia dikejutkan oleh pembeberan rahasia yang dilakukan Edward Snowden, seorang mantan karyawan NSA. Karyawan tak terpuji itu menyingkap adanya teknologi yang digunakan oleh NSA untuk mendapatkan akses ke informasi rahasia pelanggan perusahaan telekomunikasi terkemuka dunia. Penyingkapan ini membawa konsekuensi internasional yang serius.

Mengorek kisah lama: Skandal Watergate

Laporan media tentang dugaan spionase NSA terhadap pemimpin Jerman, Meksiko, dan Brasil jadi  mengingatkan orang tentang skandal Watergate yang terkenal, dan ini dapat memengaruhi hubungan AS dengan negara-negara lain.

Sekitar 40 tahun yang lalu, di ambang krisis politik domestik yang parah, Presiden Richard Nixon melakukan kampanye pra-pemilu dalam upayanya untuk memenangi periode kedua. Karena ingin mengumpulkan informasi tentang rencana-rencana lawan politiknya, Nixon secara langsung memerintahkan operasi rahasia yang melibatkan pemasangan peralatan penyadap di kantor pusat Partai Demokrat di kompleks Watergate, sebuah kompleks gedung administratif, pemukiman, dan hotel di Washington.  Upaya terakhir untuk memasang penyadap  ini digagalkan oleh penjaga malam kompleks itu, murni karena kebetulan, dan akibatnya para pelaku pun tertangkap basah.

Dokumen yang diterbitkan di Washington Post oleh Bob Woodward dan Carl Bernstein setelah insiden tanggal 17 Juni 1972 itu membuat kasus ini dibawa ke pengadilan, menghasilkan protes hebat dari masyarakat, dan memunculkan isu untuk memakzulkan Nixon. Sekelompok pejabat tinggi Gedung Putih dituduh melakukan aktivitas ilegal, buntutnya sang presiden sendiri harus mengundurkan diri, menjadi presiden pertama dan, hingga saat ini, satu-satunya yang melakukan itu dalam sejarah Amerika.

Kuncinya adalah PRISM

Menurut penyingkapan Edward Snowden, unsur kunci di dalam sistem untuk mengambil data rahasia tentang warga Amerika dan asing adalah program PRISM.  Penggunaan sumber informasi primer dan berskala besar yang digunakan oleh dinas intelijen Amerika ini ditunjukkan oleh salindia (slide) presentasi yang dimuat oleh koran-koran Amerika dan Inggris. Melalui program PRISM, dinas rahasia Amerika secara teoretis dapat mengumpulkan segala informasi yang dikirimkan oleh para pelanggan perusahaan telekomunikasi raksasa seperti Microsoft, Google, Facebook, Apple, dan sebagainya.

Data yang dapat diakses di server raksasa telekomunikasi ini lebih dari cukup untuk mencapai “pemahaman yang menyeluruh.” Jika informasi yang diungkap oleh Snowden dapat dipercaya, praktis dapat dikatakan bahwa data yang dikumpulkan praktis sudah cukup untuk memonitor aktivitas semua pengguna internet kelas berat.

Snowdengate: Pelajaran yang seharusnya diambil

Setelah pemberitaan yang menghebohkan oleh koran Inggris Guardian, telah muncul banyak investigasi dan pernyataan dari perwakilan NSA dan perusahaan telekomunikasi.

Penyingkapan selanjutnya oleh Snowden tentang bagaimana NSA mendapatkan akses ke informasi tentang pemimpin politik dunia akhirnya membuat masalah operasi rahasia dinas intelejen Amerika jadi salah satu isu paling rumit dalam hubungan internasional.

Snowdengate juga telah menunjukkan adanya celah dalam hukum internasional, dan pemecahan semua itu akan menjadi tugas yang semakin rumit lagi. Sayangnya, kita juga perlu mengakui kenyataan bahwa kemajuan teknologi informasi, dan dengan semakin sulitnya menjaga rahasia karena mengumpulkan berbagai jenis informasi menjadi lebih mudah, membuat kepercayaan antara pemerintah, negara, dan pemain lain dalam hubungan internasional semakin lemah.

Tidak dapat diabaikan juga bahwa skandal internasional yang diawali oleh penyingkapan Edward Snowden telah memicu peningkatan lebih lanjut potensi pertahanan teknologi informasi militer.

Jelas bahwa pengumpulan informasi tentang rival politik, sebagaimana kasus Richard Nixon, atau tentang musuh militer, bersama dengan aktivitas antiteroris sistem PRISM, dapat memberikan keuntungan yang besar.

Ini adalah versi ringkas artikel yang pertama kali dipublikasikan di Russia Direct, saluran media analisis internasional dengan fokus pada kebijakan luar negeri. Layanan premiumnya, seperti memo analisis bulanan dan buku putih tiga bulanan, tersedia gratis tetapi hanya untuk pelanggan. Untuk informasi lebih lanjut tentang berlangganan, kunjungi Russia-direct.org/subscribe

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki