Barter Sukhoi Su-35, Indonesia Akan Tawarkan Kerupuk kepada Rusia

Untuk dibarter dengan Su-35, pemerintah Indonesia mengusulkan kerupuk dengan komoditas seperti karet, kelapa sawit, dan juga furnitur.

Untuk dibarter dengan Su-35, pemerintah Indonesia mengusulkan kerupuk dengan komoditas seperti karet, kelapa sawit, dan juga furnitur.

mil.ru
Setelah disepakatinya barter Sukhoi Su-35 dengan berbagai komoditas lokal, pemerintah Indonesia mulai mempertimbangkan produk apa saja yang dapat ditawarkan kepada Rusia untuk melancarkan perdagangan. Salah satunya adalah kerupuk.

Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita memasukkan kerupuk dalam daftar bahan pangan yang akan dibarter dengan sebelas pesawat tempur Sukhoi Su-35 buatan Rusia. Kerupuk diusulkan sebagai produk barter bersamaan dengan bahan pangan seperti karet, kelapa sawit, dan juga barang-barang furnitur.

“Saya serius (soal barter kerupuk), karena ada nilai tambahnya,” kata Enggartiasto di kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta, Senin (28/8), seperti yang diberitakan Katadata.

Enggar mengatakan banyak produk makanan asal Indonesia yang diminati di luar negeri. Selain bahan makanan, Indonesia juga dapat menawarkan produk lain, seperti alat pertahanan yang diproduksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pindad sebagai alat barter. “Kami buat daftarnya, setelah itu negosiasi,” katanya.

Sebelumnya, kedua negara telah sepakat melakukan imbal beli pengadaan sebelas unit Su-35 senilai 1,14 miliar dolar AS (15,2 triliun rupiah) dengan berbagai komoditas lokal.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki