Kunjungi Bashkortostan, Aher Takjub Mayoritas Penduduk di Sana Muslim

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (kanan) berbincang dengan Mufti Agung Rusia Talgat Tadzhuddin.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (kanan) berbincang dengan Mufti Agung Rusia Talgat Tadzhuddin.

Facebook
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengaku terkejut ketika mengetahui bahwa mayoritas penduduk Bashkortostan beragama Islam.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat berkesempatan mengunjungi warga muslim dan ulama besar Rusia di Republik Bashkortostan (1.400 km di timur Moskow) selama kunjungan kerja ke Rusia sejak awal pekan ini. Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengaku terkejut ketika mengetahui bahwa dari empat juta populasi di sana, mayoritas penduduknya beragama Islam.

“Ini di luar dugaan kita semua, ternyata di Bashkortostan ini banyak muslim. Bahkan muslim di sini mayoritas, mencapai sekitar 85 persen. Ini luar biasa,” kata gubernur yang akrab disapa Aher itu, seperti diberitakan Republika.co.id, Jumat (4/8).

Aher disambut langsung oleh Mufti Agung Rusia Talgat Tadzhuddin. Pertemuan itu kemudian dilanjutkan dengan perbincangan akrab mengenai perkembangan Islam selama ini di Rusia.

“Kita bangga bahwa Islam tumbuh di Rusia. Terbukti, dulu hanya ada sekitar 300 masjid sekarang ada 7.500 masjid,” katanya.

Oleh karena itulah, lanjut Aher, pihaknya tertarik untuk merealisasikan kerja sama dengan pemerintah Bashkortostan, baik di bidang teknologi, pertanian, minyak dan gas, dan lain sebagainya. Ia juga berharap bisa bekerja sama dalam bidang pendidikan.

“Kita nanti bisa kerja sama melalui pertukaran mahasiswa. Belajar Islam di sini dan bisa juga belajar yang lainnya,” ujarnya.

Sementara itu, Mufti Tadzhuddin mengatakan, perkembangan Islam di Rusia cukup pesat dalam 15 tahun terakhir. Menurut sang mufti, setiap tahunnya berdiri 20 – 30 bangunan mesjid di Bashkortostan. Selama ini, lanjutnya, umat Islam di Rusia menjalin komunikasi yang sangat baik dengan pemeluk agama lainnya dan mendapat perhatian khusus dari pemerintah.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki