Perusahaan kereta api milik pemerintah Rusia, JSC Russian Railways, memiliki anak perusahaan di Indonesia, yaitu PT Kereta Api Borneo.
Press PhotoPerusahaan kereta api milik pemerintah Rusia, JSC Russian Railways, melalui anak perusahaannya PT Kereta Api Borneo, tertarik untuk terlibat dalam pembangunan rel kereta api batu bara sepanjang 570 kilometer di Kalimantan Timur.
Rel itu nantinya menghubungkan Tabang Kutai Kartanegara – Maloy Kutai Timur – Buluminung Penajam Paser Utara – Kutai Barat di Kalimantan Timur.
“Total investasi diperkirakan mencapai 3,7 miliar dolar AS (sekitar 48 triliun rupiah),” kata Deputi CEO Kereta Api Borneo Vladimir Volkov di Balikpapan, seperti yang diberitaka Tempo.co, Selasa (11/7).
Volkov mengatakan, proyek rel kereta api ini akan dibagi dalam dua tahap pengerjaan. Tahap awal, Russian Railways akan membangun rel sepanjang 253 kilometer yang menghubungkan Buluminung – konsesi Banpu – konsesi GBU dan Essar senilai 2,2 miliar dolar AS. Tahap dua (sepanjang 195 kilometer) akan menghubungkan konsesi Bayan Resources di Tabang hingga terminal batu bara di Kutai Timur dengan nilai 1,5 miliar dolar AS.
Rel kereta api ini nantinya diproyeksikan sebagai sarana transportasi batu bara menuju terminal batu bara di Kutai Timur. Jalurnya disesuaikan dengan beberapa lokasi konsesi pertambangan batu bara di Penajam, Paser, Kutai Kartanegara, Kutai Barat, dan Kutai Timur.
Volkov menyebutkan, timnya sudah menyurvei teknis geofisika dan metocean (meteorologi dan oseanografi) di area yang akan dilintasi rel sejak 2016. Pembangunan ditargetkan terealisasi pada 2022. “Tim teknis kami sudah melakukan survei tanah termasuk diantaranya mempersiapkan masuknya alat berat di area pembangunan,” katanya.
Volkov mengatakan, perusahaan menggandeng Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk urusan pembebasan lahan. Mereka berharap prosesnya bisa berjalan lancar karena rel kereta api ini akan meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat setempat. “Kami juga menyosialisasikan soal kegunaannya yang akan menyerap tenaga kerja lokal dan pemanfaatan subkontraktor lokal,” katanya.
Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak menyatakan, proses negosiasi pembebasan lahan sejauh ini belum menemui kendala. Misalnya saja lahan yang sudah dibebaskan di Kabupaten Penajam Paser Utara seluas 140 hektare. “Saya masih menunggu kabupaten lain untuk membantu pembebasan lahannya,” ujarnya.
Awang menyakini dampak positif keberadaan rel kereta api batu bara dalam mendongkrak perekonomian daerah. Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan terang-terangan menyatakan meminta agar rel kereta api ini juga dibangun di wilayah mereka. “Nanti saya akan bantu pertemukan dengan gubernur Kalteng dan (gubernur) Kalsel,” kata Awang.
Ingin kelola blok migas di Indonesia
Tertarik bangun pabrik suku cadang Sukhoi di Indonesia
Mengekspor lebih dari 131 ribu ton gandum ke tanah air
Barter Sukhoi dengan produk karet Indonesia
Bangun pusat penelitian nuklir di Kalimantan Timur
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda