Kemenlu Rusia Tuntut Klarifikasi CNN Atas Manipulasi Kisah ‘Bocah Aleppo’

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov (depan) dan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menghadiri sebuah konferensi pers di Moskow, Rusia, 17 Januari 2017.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov (depan) dan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menghadiri sebuah konferensi pers di Moskow, Rusia, 17 Januari 2017.

Reuters
Kementerian Luar Negeri Rusia meminta CNN untuk mengklarifikasi kepada khalayaknya atas “manipulasi massal” yang telah mereka lakukan terkait kisah ‘bocah Aleppo’ yang menggemparkan dunia pada Oktober 2016 lalu.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengirimkan surat resmi kepada saluran televisi CNN dan mendesak perusahaan media tersebut untuk mengklarifikasi kepada khalayaknya atas “manipulasi opini publik secara massal” dengan menggunakan foto anak laki-laki Suriah bernama Omran Daqneesh, yang disebut-sebut media Barat sebagai simbol penderitaan masyarakat Aleppo, kata Juru Bicara Maria Zakharova, Kamis (29/6).

Pada Oktober 2016 lalu, pembawa berita CNN Christiane Amanpour menunjukkan foto Daqneesh kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov seraya mengatakan bahwa dokumentasi itu menggambarkan “kejahatan terhadap kemanusiaan."

“Kemarin sore, kami mengirim surat resmi ke kantor CNN dengan catatan terkait manipulasi opini publik yang dilakukan pembawa berita kondang media itu, Amanpour, saat mewawancarai Menlu Sergey Lavrov menjelang pemilihan presiden AS. Dengan mempertimbangkan jumlah khalayak CNN, apa yang mereka lakukan (terkait pemberitaan kisah Omran) termasuk bentuk manipulasi publik secara massal,” kata Zakharova dalam sebuah konferensi pers, seperti yang dikutipSputnik.

Zakharova menekankan bahwa baik CNN maupun sang pembawa acara harus menjelaskan situasi ini kepada khalayak mereka dengan cara apa pun yang mereka anggap layak. Sang jubir kemenlu pun meminta CNN dan Amanpour untuk membuat program dialog langsung guna menebus “pembodohan massal yang mencolok tersebut”.

Dalam sebuah konferensi pers, Juru Bicara Maria Zakharova mendesak CNN untuk mengklarifikasi kepada khalayaknya terkait “manipulasi opini publik” dengan menggunakan foto anak laki-laki Suriah bernama Omran Daqneesh. Sumber: Ruptly TV / YouTube

Propaganda Media Barat

Pada Agustus 2016, foto dan video Omran Daqneesh yang direkam oleh organisasi nonpemerintah White Helmets disebarluaskan oleh media Barat dan menjadi perbincangan di seluruh dunia. Rekaman tersebut menunjukkan upaya penyelamatan Omran, seorang bocah Suriah berusia lima tahun, dari reruntuhan bangunan di daerah yang tengah diisolasi teroris di wilayah Karm al-Qaterji, Aleppo.

Media Barat segera memublikasikan foto anak laki-laki itu dan menyebutnya sebagai simbol penderitaan masyarakat Aleppo. Beberapa media bahkan menuduh Moskow bertanggung jawab atas serangan udara di lingkungan permukiman itu.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayjen Igor Konashenkov membantah laporan dugaan peran Rusia dalam serangan di Karm al-Qaterji karena lingkungan permukiman itu berbatasan langsung dengan koridor operasi kemanusiaan Rusia.

“Kami telah berulang kali menekankan bahwa pesawat dari Pasukan Kedirgantaraan Rusia di Republik Arab Suriah tidak pernah menyerang sasaran di daerah berpenduduk. Insiden di Qaterji, Aleppo, yang disebutkan media Barat, berbatasan dengan dua koridor yang baru dibuka untuk memberikan akses yang aman bagi warga setempat (untuk keluar dari lingkungan itu -red.) sebagai bagian dari operasi kemanusiaan Rusia,” kata Konashenkov kepada wartawan, seperti yang dikutip kantor berita TASS.

Konashenkov menunjukkan bahwa pola kerusakan bangunan menunjukkan bahwa jika memang ada serangan, serangan itu tidak mungkin dilakukan oleh pesawat, melainkan akibat serangan tabung gas yang banyak digunakan oleh kelompok teroris di sana.

Titik Terang

Pada awal bulan ini, saluran RT merilis sebuah wawancara dengan ayah Omran, Mohammad Kheir Daqneesh. Kepada RT, Daqneesh mengungkapkan bahwa alih-alih menawarkan bantuan dengan segera, relawan-relawan White Helmets justru memanfaatkan anaknya yang terluka untuk difoto.

Ayah Omran, Mohammad Kheir Daqneesh, menjelaskan kepada media Rusia RT atas apa yang sebenarnya terjadi pada anaknya bulan Oktober lalu di Aleppo. Sumber: Ruptly TV / YouTube

Setelah keluarga Daqnessh berhasil mengamankan diri, para relawan organisasi itu kemudian mengancam ayah sang bocah demi mencegah kebocoran fakta yang tak mereka inginkan kepada awak media.


Tuduhan-tuduhan Barat seputar peristiwa di Suriah yang populer

Terkait kebohongan di balik rekaman viral ‘warga Aleppo yang putus asa’

Tuduhan atas “dugaan” serangan terhadap sebuah sekolah

"Dugaan” serangan terhadap rumah sakit di Aleppo

Dan rumah sakit di Idlib

Terkait “dugaan” serangan terhadap konvoi bantuan kemanusiaan

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki