Produser CNN Akui Pemberitaan Negatif Seputar Rusia Semata-mata demi Rating

Sejak pelantikan Donald Trump, CNN telah menyebut kata “Rusia” sebanyak 15.694 kali selama siaran berita mereka

Sejak pelantikan Donald Trump, CNN telah menyebut kata “Rusia” sebanyak 15.694 kali selama siaran berita mereka

veritasvisuals / YouTube
CNN tidak pernah punya bukti apa pun untuk mendukung tuduhan yang selama ini mereka gembar-gemborkan terkait kedekatan Trump dengan Rusia.

Seorang produser senior CNN mengakui bahwa tuduhan kedekatan Trump dengan Rusia (dan isu lainnya yang disangkutpautkan dengan Rusia) hanyalah “isapan jempol.” Berdasarkan hasil rekaman kamera tersembunyi, produser CNN John Bonifield mengaku laporan anti-Rusia yang digaungkan medianya semata-mata untuk meningkatkan pamor atau rating mereka. Demikan hal tersebut dilaporkanRT.

Laporan anti-Rusia yang digaungkan CNN semata-mata untuk meningkatkan pamor atau rating mereka.
Pemberitaan seputar Rusia dan tuduhan tak berdasar atas keterlibatan Moskow dalam kemenangan Trump yang selama ini gencar diberitakan oleh saluran berita CNNtidak dibuat berdasarkan fakta, melainkan karena isu itu populer dan meningkatkan rating (pendapatan -red.) mereka, tulisSputnik.

“Sebagian besar pemberitaan itu hanya omong kosong. Kami sama sekali tidak punya bukti autentik,” kata Bonifield kepada seorang reporter dalam sebuah cuplikan rekaman tersembunyi yang dirilis aktivis konservatif James O'Keefe melalui Project Veritas.

Sumber: veritasvisuals / YouTube

Berdasarkan laporan investigasi Veritas, Bonifield, seorang supervising producer di CNN Health, membuat pengakuan kepada seorang jurnalis tak dikenal yang menanyakan mengenai kebenaran pemberitaan seputar Rusia dalam pelaporan CNN.

“Jadi, kenapa CNN terus-menerus seperti, ‘Rusia begini, Rusia begitu?’” tanya sang wartawan. Bonifield kemudian menjawab, “Demi rating.”

“Di luar sana, kita (AS) selalu berusaha memanipulasi pemerintahan (negara lain),” kata Bonifield.
Menurut perhitungan Project Veritas, sejak pelantikan Donald Trump, CNN telah 15.694 kali menyebut kata “Rusia” selama siaran program berita mereka. Pada saat yang sama, ratingCNN secara signifikan meroket jauh dari bulan yang sama pada 2016.

“Saya pikir, Presiden (Trump) mungkin benar ketika ia mengatakan, seperti, ‘Lihatlah, kalian (CNN) menyerang saya!’” kata Bonifield mengakui.

Taktik CNN mengenai pemberitaan Rusia terbukti berhasil, kata Bonifield mengakui. “Rating kami kini sungguh luar biasa.”

Sang produser CNN pun ternyata tidak percaya bahwa jika dikatakan bahwa dalam waktu dekat akan muncul sesuatu yang dapat memberatkan Trump dan “hubungannya dengan Rusia” — seperti yang selama ini kerap dibahas. Menurut Bonifield, jika memang ada sesuatu yang memberatkan presiden AS, hal itu pasti sudah bocor sejak lama.

Begitu pula dengan isu campur tangan Rusia dalam pilpres AS tahun lalu. Bonifield tampaknya sangat skeptis terhadap tuduhan itu.

“Bahkan jika Rusia mencoba mengacaukan pemilu kita,” katanya, “kita (AS) sudah dari dulu mencoba mengacaukan pemilu mereka. CIA selalu melakukan pekerjaan kotor. Di luar sana, kita selalu berusaha memanipulasi pemerintahan (negara lain),” kata Bonifield.

Dalam video itu, Bonifield pun menjelaskan betapa CNN sangat gencar mengangkat isu anti-Rusia. Ia bercerita, suatu hari dalam sebuah rapat, CEO CNN meminta seluruh reporternya untuk berhenti membahas Persetujuan Paris, dan mendesak mereka untuk kembali mengangkat isu Rusia.

“Orang-orang menganggap media memiliki etika (jurnalisme). Padahal, etika itu hanya sebatas teori yang dibahas di sekolah-sekolah jurnalisme,” kata Bonifield.
“Dalam sebuah rapat, CEO CNN bilang, ‘Kalian semua sudah bekerja dengan baik dalam melaporkan Persetujuan Paris, tapi cukup sampai sini. Sekarang, mari kita kembali ke (pemberitaan) Rusia,” kata Bonifield dalam video tersebut, yang menurut O'Keefe direkam di Atlanta, AS.

“Ini bisnis. Orang-orang menganggap media memiliki etika (jurnalisme). Padahal, etika itu hanya sebatas teori yang dibahas di sekolah-sekolah jurnalisme, dan saat itu Anda akan merasa bahwa semua ini (etika jurnalisme) sangat mengagumkan. Benar-benar mengagumkan. Namun, (media) ini adalah bisnis,” kata Bonifield terang-terangan dalam video tersebut.

Sayangnya, sekalipun mengetahui kebenaran, wartawan CNN tampaknya tidak bisa berbuat apa-apa dan tetap menyebarkan “berita palsu” demi meningkatkan rating medianya, tulis Sputnik.

Akhirnya, “keserakahan perusahaan” tampaknya telah merugikan saluran berita ternama itu sendiri.

Menurut Bonifield, CEO CNN meminta seluruh reporternya untuk terus mengangkat isu Rusia.
“Tujuan jurnalisme adalah untuk mengekspos dunia apa adanya, bukan untuk menciptakan narasi politik palsu demi menghasilkan uang,” kata O'Keefe menegaskan.

O'Keefe mendirikan Veritas pada 2010 dengan misi untuk “menyelidiki dan mengekspos korupsi, ketidakjujuran, transaksi self-dealing (kepentingan pribadi), pemborosan, penipuan, dan perbuatan jahat dan tak etis lainnya.” Namun demikian, organisasi ini kerap dituntut atas metode pengumpulan informasinya, terutama yang menargetkan organisasi-organisasi liberal, dan menyajikan temuannya dengan format yang dinilai menyesatkan dan penuh rekayasa.

RT telah mencoba menghubungi CNN untuk menanggapi kasus ini, tapi belum mendapat tanggapan.

Trump ‘Antek’ Rusia? 

Partai Demokrat telah mencurigai Trump sejak bocornya email partai tersebut pada Juli tahun lalu yang mengekspos bias terhadap kandidat calon presiden partai tersebut Bernie Sanders selama pemilihan pertama. Pendukung Clinton menduga bahwa serangan siber itu didalangi Rusia untuk membantu kemenangan Trump dan mereka telah meminta Direktur FBI James Comey untuk menginvestigasi hubungan antara Trump dan Rusia terkait kebocoran informasi tersebut.

Pada September 2016, Clinton secara personal menuduh Trump mengajak Putin untuk meretas warga AS saat keduanya bersiap untuk melakukan debat calon presiden.

Tiga bulan kemudian, pada 9 Desember 2016, media AS melaporkan bahwa CIA menyimpulkan Rusia ikut campur dalam pemilu presiden AS November lalu, serta membantu kandidat dari partai Republik Donald Trump untuk memenangkan pemilu tersebut.

Pejabat senior Rusia telah berulang kali membantah klaim Washington terkait intervensi dalam pemilu, menganggap mereka konyol dan menyebutnya sebagai sebuah upaya untuk mengalihkan perhatian masyarakat AS dari menekan isu domestik.

Sementara, mantan staf CIA Philip Giraldi mematahkan klaim yang menyebut Rusia meretas akun milik Partai Demokrat atas perintah Donald Trump dan menyebut bahwa tuduhan tersebut tak memiliki bukti nyata.

Giraldi menjelaskan bahwa untuk benar-benar memahami apa yang sedang dituduhkan, kita hanya bisa mengandalkan laporan media dari “narasumber anonim”, karena baik CIA maupun Gedung Putih belum merilis laporan rahasia tersebut.

Sebelumnya, dua jurnalis investigasi AS pun mengajukan gugatan hukum untuk meminta bukti yang dimiliki badan intelijen dan keamanan AS terkait klaim mereka bahwa Rusia mengintervensi pemilu presiden AS 2016.


Rusia melawan ‘ketidakadilan media’

Rusia minta jurnalis Indonesia tak asal mengutip pemberitaan media Barat

Rusia berharap ada koresponden media Indonesia di Moskow

Media di Indonesia ditantang menerbitkan foto kejahatan militer AS

Beberapa media Indonesia disebut mendukung kampanye anti-Rusia

Dubes Rusia kritik media Indonesia yang kerap memberitakan Rusia secara tak berimbang

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki