Menhan AS: Jika Perang Pecah dengan Korut, Rusia Akan Terkena Imbasnya

Pada hari Senin (29/5) dini hari, Korea Utara kembali menguji coba kekuatannya dengan meluncurkan misil balistik yang mendarat di Laut Jepang.

Pada hari Senin (29/5) dini hari, Korea Utara kembali menguji coba kekuatannya dengan meluncurkan misil balistik yang mendarat di Laut Jepang.

ZUMA Press/Global Look Press
Pada hari Senin (29/5) dini hari, Korea Utara kembali menguji coba kekuatannya dengan meluncurkan misil balistik yang mendarat di Laut Jepang. Menurut Menhan AS James Mattis, perang dan malapetaka bisa terjadi bila jalur diplomatis tidak dapat ditempuh.

Kegagalan AS untuk mengatasi masalah secara diplomatis dengan Korea Utara dan perang yang terjadi karenanya akan menjadi bencana untuk banyak negara, termasuk Rusia, kata Menteri Pertahanan AS James Mattis ketika diwawancara CBS News.

“Rezim (Korut) ini adalah ancaman di sana, ke Jepang, ke Korea Selatan. Dan jika terjadi perang, ia juga dapat membawa bencana untuk Tiongkok dan Rusia. Yang perlu diketahui adalah perang dan malapetaka yang dapat terjadi bila kita tidak mampu mengatasi situasinya melalui jalur diplomatis,” ujar Mattis, seperti diberitakan Sputnik, Minggu (28/5).

Ketegangan di Semenanjung Korea meningkat sejak awal 2016 ketika Pyongyang mengadakan uji coba nuklir dan tembakan misil balistik. Selama setahun terakhir, negara yang dipimpin Kim Jong-un itu telah melaksanakan lebih dari 20 kali uji coba peluncuran misil.

AS merespons tindakan tersebut dengan mengerahkan sistem misil THAAD ke Korea Selatan, yang merupakan aliansi Negeri Paman Sam, meskipun hal tersebut ditentang Moskow dan Beijing.

Di lain sisi, Rusia turut “melakukan segala hal yang diperlukan seandainya hal yang tak terjadi diinginkan”, salah satunya dengan mengadakanlatihan militer tambahan di Timur Jauh serta mengecek kesiapan personel tentara yang ditempatkan di perbatasan negara.

Menurut Mattis, Korea Utara memiliki “ratusan meriam artileri dan peluncur roket” yang dapat menyasar Seoul, ibu kota Korea Selatan.

Pada hari Senin (29/5) dini hari, Korea Utara kembali menguji coba kekuatannya dengan meluncurkan proyektil yang diyakini merupakan misil balistik. Militer Korea Selatan mengatakan bahwa misil tersebut mendarat di Laut Jepang setelah menempuh jarak 450 kilometer.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki