Rusia memerlukan dunia Islam, terutama untuk mendukung bidang politik dan kerja sama ekonomi. Sementara, dunia Islam pun dapat memanfaatkan kekuatan Rusia, yang memiliki keunggulan di bidang teknologi dan ekonomi.
Aliansi strategis antara Rusia dan dunia Islam dapat menjadi model kemitraan dan kerja sama yang positif untuk membangun dunia baru yang maju, adil, dan beradab, kata tokoh Muhammadiyah Din Syamsuddin dalam pidatonya pada Sidang Kelompok Visi Strategis Rusia-Dunia Islam di kota Grozny, Republik Chechnya, Rusia, Rabu (17/5).
“Aliansi strategis Rusia-Dunia Islam merupakan alternatif positif,” katanya, seperti yang dikutipRepublika.co.id, Kamis (18/5).
Din menjelaskan, Rusia dapat mengedepankan pendekatan kemitraan ramah Islam (Islam friendly partnership) yang saling menguntungkan. Rusia memerlukan dunia Islam, terutama untuk mendukung bidang politik dan kerja sama ekonomi. Sementara, dunia Islam pun dapat memanfaatkan kekuatan Rusia, yang memiliki keunggulan di bidang teknologi dan ekonomi.
Dalam pidatonya, Din menyayangkan sikap Barat yang masih melihat Islam sebagai ancaman dibanding mitra strategis untuk kemajuan bersama. Dengan begitu, Kelompok Visi Strategis Rusia-Dunia Islam dapat menjadi solusi positif.
“Walaupun tidak ada makan siang gratis, Rusia dapat mengedepankan pendekatan kemitraan ramah Islam, yang tentu saling menguntungkan,” ucapnya.
Din telah menjadi anggota Kelompok Visi Strategis Rusia-Dunia Islam sejak 2007. Kelompok tersebut mengumpulkan lebih dari 30 tokoh ternama dari negara dengan banyak penduduk muslim, seperti Indonesia, Maroko, Arab Saudi, Iran, Kuwait, dan lain sebagainya.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda