Tahun Ini, AL Rusia Akan Mulai Gunakan Kapal Amfibi Raksasa Pyotr Morgunov

Sebuah kapal sedang dibangun di Galangan Kapal Yantar pada 2010.

Sebuah kapal sedang dibangun di Galangan Kapal Yantar pada 2010.

Igor Zarembo / RIA Novosti
Kapal amfibi raksasa yang dibangun di Galangan Kapal Yantar itu akan mampu mengangkut puluhan tank, atau lebih dari 30 kendaraan berlapis baja, serta satu batalion tentara.

Angkatan Laut Rusia akan mulai menggunakan kapal amfibi raksasa Proyek 11711 Pyotr Morgunov sebelum akhir tahun ini, demikian hal tersebut diberitakanSputnik, Selasa (2/5).

Kepada Radio Sputnik, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Dygalo mengatakan bahwa kapal tersebut akan mulai beroperasi pada pertengahan tahun ini.

Menurut Dygalo, ketika Pyotr Morgunov sudah berada di laut, beberapa sistem dan perlengkapan akan ditambahkan ke kapal itu, seperti mesin kemudi dan generator diesel.

Kapal yang dibangun di Galangan Kapal Yantar sejak Juni 2015 itu akan mampu mengangkut puluhan tank, atau lebih dari 30 kendaraan berlapis baja, serta satu batalion tentara.

Kapal Proyek 11711 ini memiliki bobot 5.000 ton dan mampu menjelajah lautan hingga 30 hari. Dengan panjang 120 meter dan lebar 16,5 meter, kapal ini memiliki kecepatan 18 knot dan daya tempuh lebih dari 5.500 kilometer. Selain itu, Pyotr Morgunov juga dipersenjatai sepasang meriam antipesawat AK-630 berkaliber 30 mm, dan mampu mengangkut helikopter tempur Ka-29.

Pengamat militer harian Izvestia Dmitry Litovkin yakin bahwa kapal tersebut akan mendukung kapabilitas AL Rusia.

“Rusia sebelumnya pernah memesan dua kapal amfibi penyerang kelas Mistral dari Prancis, tapi batal memilikinya karena Barat menjatuhkan sanksi terhadap Rusia. Itulah mengapa Rusia memutuskan membangun kapal amfibi penyerang. Kapal ini akan digunakan untuk menyuplai perlengkapan dan personel militer ke Suriah,” ujar Litovkin.

“Kapal seperti Pyotr Morgunov akan sangat meningkatkan kemampuan AL Rusia dalam mengangkut perlengkapan militer ke mana pun di dunia,” tuturnya.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki