Promosikan Produk Lokal, Indonesia Buka Gerai Makanan Nusantara di Moskow

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Indonesia membuka gerai produk lokal secara permanen di Moskow.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Indonesia membuka gerai produk lokal secara permanen di Moskow.

Facebook / Gede Pasek Suardika
Dubes optimistis Paviliun Indonesia menjadi sarana promosi yang efektif.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Indonesia membuka gerai produk lokal secara permanen di Moskow, demikian hal tersebut dituturkan Duta Besar RI di Moskow M. Wahid Supriyadi.

Dubes Wahid sangat optimistis bahwa gerai yang bertajuk Paviliun Indonesia ini tidak hanya akan menjadi sarana promosi yang efektif bagi masyarakat Rusia, tetapi juga negara lain agar lebih mengenal berbagai produk pangan nusantara, terutama buah-buahan dan sayuran segar.

“Buah dan sayuran di Rusia adalah barang yang eksotis dan harganya mahal sekali,” tuturnya. Dubes Wahid mencontohkan, harga sebuah mangga di Moskow dapat mencapai 70 ribu rupiah per buah atau sekitar 300 – 350 rubel.

Sejak diembargo oleh Barat dan merenggangnya hubungan dengan Ukraina, Rusia semakin memperkuat kerja sama ekonomi dengan negara lain — terutama Asia — untuk mengurangi ketergantungan impor dari Uni Eropa, Amerika Serikat, dan sekutu lainnya.

Sebelumnya, dalam pertemuan bilateral antara Presiden Indonesia Joko Widodo dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Sochi pada Mei 2016 lalu, kedua pihak sepakat untuk meningkatkan hubungan di berbagai bidang, termasuk ekonomi.

Dubes Wahid meyakini bahwa Indonesia dapat bergabung dengan negara lain, seperti Vietnam dan Thailand, untuk memenuhi kebutuhan buah dan sayuran masyarakat Rusia yang sebelumnya dipasok dari Uni Eropa.

“Ditambah, bulan Agustus mendatang Garuda Indonesia berencana membuka penerbangan langsung ke Rusia. Dengan begitu, saya harap buah dan sayuran segar bisa diekspor dengan lebih cepat,” tutur Dubes Wahid.

Berdasarkan informasi yang didapat dari KBRI di Moskow, ekspor komoditas Indonesia ke Rusia saat ini masih didominasi oleh minyak kelapa sawit, kopi, dan teh.

Menurut laporan yang dirilis kantor berita ANTARA, total ekspor Indonesia ke Rusia tahun lalu bernilai 2,2 miliar dolar AS — naik sekitar 700 juta dolar AS dibandingkan pada 2015 yang berjumlah 1,5 miliar dolar AS. Neraca perdagangan kedua negara pun terus meningkat dari 1,96 miliar dolar AS pada 2015 menjadi 2,61 miliar dolar AS pada 2016.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki