Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov.
Grigory Sysoev / RIA NovostiMoskow tak berharap negara-negara Barat mencabut sanksi terhadap Rusia karena ternyata hal tersebut juga memberikan keuntungan, ujar Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov.
“Kami tidak berharap mereka akan mencabut sanksi. Memang sanksi itu memberikan masalah, tapi itu juga memberikan keuntungan bagi kami, contohnya di sektor pertanian,” ujar Siluanov dalam sebuah wawancara dengan koran Jerman Handelsblatt, Selasa (2/5), seperti yang dikutip TASS.
Salah satu produk pertanian Rusia yang melonjak penjualannya adalah gandum. Saat ini, Rusia sedang melirik potensi ekspor gandum ke negara-negara anggota Uni Ekonomi Eurasia (UEE) dan Persemakmuran Negara-negara Merdeka (CIS). Ekspor gandum Rusia tahun lalu berjumlah sekitar 25 juta ton, mengalahkan pengekspor gandum terbanyak dunia tahun 2015, AS, yang berada di peringkat kedua dengan 24 juta ton.
Siluanov mengatakan bahwa “sanksi terhadap Rusia akan tetap ada dan tidak akan ada yang mencabutnya”. Menurutnya, hal ini, biar bagaimana pun mempengaruhi arus masuk modal ke negara.
“Oleh karena itu, Rusia saat ini fokus meningkatkan iklim investasi dan kepercayaan diri dalam kebijakan yang sedang dijalankan, dalam bentuk penurunan suku bunga, inflasi yang rendah, nilai tukar rubel yang stabil, dan kebijakan pajak yang dapat diantisipasi,” terang Siluanov.
Pada tahun 2014, Uni Eropa memberikan sanksi setelah Rusia dianggap mengambil wilayah Krimea dari Ukraina. Setelah itu, kedua pihak membekukan pembicaraan terkait kebijakan bebas visa dan kerangka kerja sama baru.
Sanksi perdagangan, keuangan, dan militer juga diberlakukan, dengan total 151 orang dan 37 entitas dimasukkan dalam daftar yang terkena sanksi. Selain itu, ada pula sanksi terhadap 20 perusahaan keuangan, minyak, dan pertahanan Rusia.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda