Pengamat: Daripada Uni Eropa, Turki Lebih Baik Kerja Sama dengan Rusia

Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Reuters
Seorang analis politik asal Turki mengatakan bahwa bekerja sama dengan Rusia dan Tiongkok merupakan “solusi terbaik” untuk Turki.

Ankara lebih baik fokus bekerja sama untuk hubungan yang lebih baik dengan Moskow dan Beijing daripada dengan Uni Eropa, ujar analis politik asal Turki, Mehmet Ali Guller.

“Tentu saja, Turki dapat menjadi anggota dari bermacam-macam organisasi internasional. Namun begitu, solusi terbaik untuknya adalah berpindah haluan dari kerja sama dengan Uni Eropa ke Eurasia, Asia, dan Timur Tengah, terutama dengan Rusia dan Tiongkok,” ujarnya kepada Sputnik Turkey.

Guller menambahkan bahwa pertemuan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump — yang dijadwalkan berlangsung pada Mei ini — akan menjadi “kesempatan” untuk Ankara.

“Turki bisa memilih antara setuju dengan kebijakan Trump di Suriah atau menormalisasi hubungannya dengan Rusia. Saya harap keputusannya akan berpihak pada Rusia serta pemerintahan Assad,” kata Guller.

Rusia dan AS mendukung pihak-pihak yang berlawanan dalam konflik Suriah. Moskow secara konsisten memberikan bantuan kepada Presiden Bashar al-Assad dalam upaya melawan terorisme, sedangkan Washington mendukung kelompok militan yang berperang melawan Damaskus.

Turki, di sisi lain, pernah membantu oposisi dengan mengirim senjata dan bantuan keuangan demi menggulingkan Assad. Namun, Turki juga ikut membantu mendirikan gencatan senjata di Suriah.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki