Moskow: Iran dan Turki Harus Ikut Menginvestigasi Serangan Kimia Suriah

Wakil Menlu Rusia Sergey Ryabkov.

Wakil Menlu Rusia Sergey Ryabkov.

Xinhua/Global Look Press
Investigasi serangan kimia di Idlib, Suriah, harus melibatkan spesialis dari seluruh negara yang dapat mengkaji lokasi dan menilai perkembangan secara realistis.

Investigasi dugaan serangan kimia di Idlib, Suriah harus melibatkan perwakilan dari seluruh anggota Dewan Keamanan PBB, termasuk Iran dan Turki selaku negara penjamin gencatan senjata, ujar Wakil Menlu Rusia Sergey Ryabkov.

Menurut Ryabkov, misi yang diusung Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) tersebut “harus melibatkan para ahli dari seluruh negara yang dapat mengkaji lokasi dan menilai perkembangan secara realistis”.

“Ini termasuk anggota tetap Dewan Keamanan PBB serta negara yang bertindak sebagai penanggung jawab proses gencatan senjata: Iran, Turki, dan lain sebagainya,” ujar Ryabkov kepada Sputnik, Kamis (13/4).

Pada 4 April, oposisi Suriah mengklaim bahwa tentara pemerintah Suriah yang dipimpin Presiden Bashar Assad telah menggunakan gas kimia di Idlib, yang membunuh hampir 80 jiwa dan mencederai 200 orang lainnya.

Assad mengatakan bahwa ia tak lagi memiliki senjata kimia setelah seluruh persediaan senjata dihancurkan pada 2013 lalu di bawah pengawasan PBB. Sang presiden pun mengatakan dirinya tak mungkin menggunakan senjata kimia untuk melawan rakyatnya sendiri.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki