Tinggalkan Aksara Kiril, Kazakhstan Berencana Mulai Gunakan Huruf Latin

Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev

Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev

Reuters
Presiden Kazakhstan telah memerintahkan untuk memproduksi buku-buku teks pelatihan untuk bahan ajar abjad yang baru.

Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev telah menginstruksikan pemerintah untuk memulai transisi bahasa Kazakh ke dalam aksara Latin. Demikian hal itu ditulis langsung oleh sang presiden dalam sebuah artikel yang dipublikasikan harian Egemen Kazakhstan.

“Kami akan memulai persiapan pekerjaan ini. Pemerintah harus membuat jadwal untuk memulai transisi bahasa Kazakh ke dalam aksara Latin,” kata Nazarbayev.

Bahasa Kazakh dituturkan oleh etnis Kazakh yang jumlahnya mencapai kira-kira 12 juta jiwa.
Presiden Nazarbayev mengatakan, aksara Kiril digunakan secara resmi di Kazakhstan pada 1940 karena alasan politik. Ia pun menyebutkan bahwa standar bahasa dan alfabet Kazakh yang baru harus dikembangkan hingga akhir tahun ini. Sementara, proses transisi ini direncanakan selesai pada tahun 2025.

Nazarbayev juga telah menginstruksikan pemerintah demi menyiapkan para pengajar dan memproduksi buku-buku untuk mempelajari abjad yang baru.

“Dewasa ini, anak-anak di sekolah belajar bahasa Inggris dan sama sekali tidak kesulitan dengan aksara Latin. Jadi, bagi generasi muda, hal ini tidak akan menjadi masalah,” kata sang presiden menyimpulkan.

Pembicaraan terkait penggunaan aksara Latin dalam bahasa Kazakh dimulai di negara itu sejak sepuluh tahun silam. Meskipun bahasa Kazakh pada umumnya ditulis dengan huruf Kiril, versi Latin bahasa ini secara luas digunakan oleh diaspora Kazakh di Turki dan di beberapa negara Barat. Selain versi Latin, ada pula bahasa Kazakah yang ditulis dengan huruf Arab. Namun, versi ini kebanyakan digunakan oleh para imigran.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki