Tahun lalu, produksi narkoba di Afganistan meningkat tahun dengan nilai total mencapai 110 juta dolar AS (1,47 triliun rupiah).
KommersantISIS tengah berusaha menguasai perdagangan narkoba di Afganistan demi membiayai aktivitasnya, demikian ungkap Kementerian Luar Negeri Rusia, Kamis (6/4).
Menurut Wakil Direktur Departemen Tantangan dan Ancaman Baru Kemenlu Rusia Dmitry Feoktistov, saat ini ISIS sedang berusaha mencari pemasukan tambahan setelah infrastruktur energinya dihancurkan.
“Meskipun infrastruktur energi ISIS telah dihancurkan, kita tetap harus waspada terhadap segala upaya yang mereka lakukan untuk meningkatkan pendapatannya. Salah satu sumber pendapatan terbaru mereka adalah perdagangan narkoba di Afganistan, terutama di provinsi-provinsi utara, wilayah yang sedang mereka coba kuasai,” ujarnya dalam sebuah pertemuan di Washington, AS, seperti yang dikutip Sputnik.
Menurut Feoktistov, tahun lalu, produksi narkoba di Afganistan meningkat dengan nilai total mencapai 110 juta dolar AS (1,47 triliun rupiah).
Bulan lalu, seorang pejabat pertahanan AS mengatakan bahwa ekstraksi minyak dan gas tetap menjadi sumber pendapatan utama untuk ISIS. Menurutnya, ISIS masih mampu membiayai aktivitasnya karena memiliki dana cadangan yang didapat dari daerah-daerah yang mereka kuasai.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda