Jika Terpilih pada Pilpres, Politikus Rusia Akan Kembalikan Nama Stalingrad

Ketua Partai Demokratik Liberal Rusia (LDPR) Vladimir Zhirinovsky.

Ketua Partai Demokratik Liberal Rusia (LDPR) Vladimir Zhirinovsky.

Vostock Photo
Ketua Partai Demokratik Liberal Rusia (LDPR) Vladimir Zhirinovsky berjanji akan kembali menamai kota Volgograd menjadi Stalingrad jika dirinya terpilih sebagai presiden pada pilpres 2018.

Ketua Partai Demokratik Liberal Rusia (LDPR) Vladimir Zhirinovsky berjanji akan menamai kembali kota Volgograd menjadi Stalingrad jika dirinya terpilih sebagai presiden pada pilpres 2018. Namun demikian, sang politikus menekankan bahwa hal tersebut dilakukan semata-untuk untuk menghargai pertempuran yang terjadi di kota itu selama Perang Dunia II, bukan untuk menghormati diktator Soviet Joseph Stalin.

“Saya akan menamai Volgograd kembali menjadi Stalingrad karena pertempuran terhebat (selama PD II) terjadi di sana. Ini untuk mengenang pertempuran itu,” ujar Zhirinovsky, sebagaimana yang dikutip RT, Rabu (22/3).

Volgograd sebelumnya berganti nama menjadi Stalingrad pada 1925 hingga 1961 sebagai penghormatan terhadap Stalin atas jasanya dalam mempertahankan kota itu untuk kaum Bolshevik pada masa Perang Sipil Rusia. Namun, Nikita Khrushchev, pemimpin Uni Soviet pada era Perang Dingin, mengembalikan nama kota itu menjadi Volgograd sebagai kampanye destalinisasinya.

Zhirinovsky bukanlah politikus pertama yang mengusulkan pengembalian nama itu. Partai Komunis Rusia juga telah mengusulkan hal serupa berkali-kali — terakhir kali pada 2015. Selain meminta presiden Rusia mengubah nama kota, mereka juga meminta agar monumen Stalin dibangun di Lapangan Merah.

Para politisi komunis mengatakan bahwa Pertempuran Stalingrad memainkan peran penting dalam perang melawan Nazi Jerman, sehingga pengembalian nama kota itu akan menjadi cara terbaik untuk mengenang pentingnya peristiwa itu.

Pada 2013, Partai Komunis Rusia mengusulkan referendum terkait hal ini. Namun demikian, hasil jajak pendapat membuktikan bahwa 60 persen orang Rusia menolak nama Stalingrad. Jubir Presiden Rusia Dmitry Peskov juga mengatakan bahwa Kremlin tidak pernah mempertimbangkan pengembalian nama kota itu dan tak berencana memasukan hal tersebut ke dalam agenda pembahasan di masa depan.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki