Soman diklasifikasikan sebagai bahan kimia paling berbahaya, sama seperti gas mustard, sarin, dan lewisite.
mil.ruRusia telah menghancurkan persediaan terakhir senjata kimianya yang mematikan, soman. Demikian hal itu diumumkan Badan Federal untuk Penyimpanan dan Pemusnahan Senjata Kimia, Sabtu (25/3).
“Sesuai jadwal penghancuran senjata kimia di Rusia, tetes terakhir zat beracun soman telah dimusnahkan pada tanggal 25 Maret 2017 di fasilitas penyimpanan dan penghancuran senjata kimia Kizner di Republik Udmurtia,” ujar Kepala Badan Federal untuk Penyimpanan dan Pemusnahan Senjata Kimia Kolonel Jenderal Valery Kapashin.
“Kini, persediaan gas mustard dan organofosfat soman yang beracun telah dimusnahkan,” katanya menambahkan, seperti yang dikutip Sputnik.
Rusia adalah salah satu dari 192 negara peserta Konvensi Senjata Kimia (CWC) tahun 1993 yang mengklasifikasikan jenis-jenis bahan kimia berbahaya serta mengatur produksi dan penyebarannya di dunia.
Berdasarkan hasil konvensi, soman diklasifikasikan sebagai bahan kimia paling berbahaya, sama seperti gas mustard, sarin, dan lewisite. Soman berbentuk cair dan tidak berwarna. Ini membuatnya mudah dicampur dengan air. Jika dipanaskan, kimia ini akan berubah menjadi uap dan dapat terhirup, mengenai mata, atau kulit korban. Mereka yang keracunan soman dalam dosis besar dapat mengalami kejang-kejang, kehilangan kesadaran, lumpuh, dan gagal pernapasan.
Dengan menghancurkan lebih dari setengah juta amunisi yang mengandung 1.395 ton soman, Rusia telah menghancurkan 97 persen pasokan senjata kimianya.
Sebagaimana yang dikutip Rossiyskaya Gazeta, Kapashin mengatakan bahwa penghancuran persediaan senjata kimia Rusia berjalan sesuai jadwal. Ia menyebutkan bahwa negaranya bahkan memenuhi semua kewajibannya lebih cepat daripada yang dijadwalkan, yaitu pada 24 Oktober.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda