Bahas Keamanan Siber, Rusia-Indonesia Adakan Pertemuan di Jakarta

Rusia dan Indonesia bertemu untuk membahas kerja sama keamanan siber dan kerahasiaan data negara.

Rusia dan Indonesia bertemu untuk membahas kerja sama keamanan siber dan kerahasiaan data negara.

Getty Images
Menkopolhukam Indonesia Wiranto mengatakan bahwa pertukaran ilmu dengan Rusia penting untuk memperlancar upaya-upaya menangkal kejahatan siber.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia Wiranto mengadakan pertemuan dengan perwakilan Rusia di Indonesia pada hari Rabu (22/3) di Jakarta untuk membahas kerja sama keamanan siber dan kerahasiaan data negara.

"Kita (Rusia dan Indonesia) sudah sering menjalin kerja sama di bidang keamanan, terutama dalam upaya antiteror dan bagaimana memotong jalur pendanaan terorisme. Tetapi ada hal baru yang kita bincangkan, yaitu masalah keamanan siber," kata Wiranto, seperti dilansir kantor berita Antara.

Pertemuan bilateral tersebut turut dihadiri oleh Wakil Sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia O.V. Khramov, Dubes Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin, serta perwakilan dari kementerian dan lembaga terkait.

Wiranto mengatakan saat ini Indonesia memang sudah memiliki kebijakan khusus untuk informasi dan keamanan siber serta akan membentuk Badan Siber Nasional, namun pertukaran ilmu dengan Rusia — yang memiliki Prinsip Dasar Kebijakan Negara Rusia untuk Keamanan Informasi Internasional — tetap penting untuk memperlancar upaya-upaya menangkal kejahatan siber.

“Infrastruktur yang ada saat ini belum ideal, pendanaan masih terbatas, serta kesadaran akan keamanan juga perlu ditingkatkan. Indonesia akan belajar dari pengalaman negara lain dalam keamanan siber,” ujar Wiranto.

Menurutnya, sebelum berbincang soal keamanan siber dengan Rusia, Indonesia sudah mendiskusikan hal serupa dengan Australia, India, dan Singapura.

Peretasan data rahasia atau informasi sensitif adalah ancaman serius terhadap negara, sehingga keamanan siber merupakan hal penting yang harus ditingkatkan oleh pemerintah, ujar Wiranto.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki